Transcript for:
Praktik Penilaian Pengubinan Kelas 1 SD

Berikut ini adalah praktik asesmen sumatif dengan ragam produk yang dilaksanakan pada kelas 1 SD dengan pembahasan mata pelajaran matematika dengan tujuan belajar, peserta didik memahami makna pola pengubinan, dan mampu menyusun bangun-bangun datar untuk membentuk pola pengubinan. Apakah kalian masih ingat apa itu pengubinan? Saya hanya ingat artinya kumpulan bangun datar, Bu. Bangun datar yang disusun dengan rapi, Bu Nila. Kalau menurutku, susunan bangun datar yang tidak ada bolongnya. Setuju dengan Sofi, dan juga tidak boleh bertumpuk. Terima kasih karena sudah berani menyampaikan pendapat. Sekarang kita gabungkan semua pendapatnya ya. Pengubinan adalah susunan bangun datar yang tidak memiliki celah, tidak saling tumpang tindih, dan dapat terdiri dari satu bangun datar saja atau lebih. Tapi Bu, bagaimana contoh bentuk bangun datar yang bertumbuk dan bolong? Yuk kita amati bersama contoh pengubinan di sekitar kita. Pendidik perlu terlebih dahulu melihat kebutuhan belajar peserta didik. Salah satunya dengan cara mencari tahu konsep pengetahuan awal. Bagaimana cara mencari tahu konsep pengetahuan awal? Salah satunya, Pendidik dapat menggunakan pertanyaan pemantik, yang nantinya akan memudahkan pendidik dalam melihat kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan tingkat pemahamannya atau kesiapan belajarnya. Agar memudahkan peserta didik dalam memahami suatu konsep, pendidik dapat menampilkan contoh konkret dan membuka diskusi bersama. Mari kita bahas bagaimana contoh pelaksanaan asesmen sumatif dengan ragam produk. Tahap pertama adalah mengenalkan contoh konkret dari materi yang sedang dibahas. Pendidik bisa mengajak peserta didik untuk mendiskusikan produk yang ditampilkan. Mari kita lihat contoh penerapan yang dilakukan Budina dan muridnya. Apakah ada yang melihat contoh pengubinan di kelas kita? Dinding kelas kita, Bu, karena banyak bangun datar yang disusun. Ada bangun datar apa saja yang kamu lihat dalam pengubinan di dinding? Saya nggak tahu, Bu, karena bentuknya tidak beraturan. Saya jadi sulit mengenali ada bangun datar apa saja. Baik, tidak apa-apa, Dina. Terima kasih sudah berpendapat. Apakah ada yang ingin bantu menjawab? Saya bisa bantu jawab, Bu Dina. Pengubinan para dinding kelas terdiri dari bangun datar segitiga dan persegi panjang. Hebat! Benar sekali! Bagaimana dengan lantai kelas kita? Apakah lantai kelas termasuk pengubinan? Menurut saya, lantai kelas termasuk dalam pengubinan karena terdiri dari bangun datar persegi. Benar, Fira! Apakah ada yang ingin menambahkan pendapat? Nantai kelas bukan pengubinan, Budina. Karena retak, bangun datarnya jadi punya celah. Tepat sekali! Setelah memahami ciri-ciri pengubinan bersama, yuk kita membuat pola pengubinan. Tahap kedua adalah membuat rubrik penilaian berdasarkan kompetensi setiap peserta didik, tujuan pembelajaran, serta capaian pembelajaran dalam periode tertentu. Pada contoh sebelumnya, setiap peserta didik memberikan jawaban yang berbeda. Pendidik dapat membuat rubrik berdasarkan hasil diskusi seperti berikut ini. Tahap awal berkembang, murid bisa menyusun bangun datar, namun masih ada yang bertumpuk dan memiliki celah. Tahap berkembang, murid mampu membuat pengubinan dari satu jenis bangun datar dan sudah memiliki kriteria pola pengubinan yang sesuai. Tahap sangat berkembang, murid mampu membuat pola pengubinan dari dua atau lebih bangun datar dan sudah memenuhi kriteria pola pengubinan yang sesuai. Tahap ketiga adalah memberikan petunjuk pengerjaan asesmen sumatif, membuat produk akhir dari materi yang sudah dipelajari bersama. Pendidik dapat menyampaikan setiap poin pada rubrik yang telah dibuat kepada peserta didik. Pengerjaan asesmen sumatif ini dapat dilakukan secara mandiri oleh masing-masing peserta didik. Pendidik dapat memberikan kebebasan pada peserta didik untuk menentukan material apa yang ingin digunakan saat membuat pengubinan. Pendidik dapat menyiapkan pilihan material seperti membuat pola pengubinan dari bahan origami, alat mewarnai, atau magnet bangun datar. Jika memang peserta didik butuh referensi lebih, maka peserta didik dapat menggunakan material lainnya yang mendukung. Dengan begini, peserta didik mendapatkan kebebasan dalam menentukan materialnya sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing. Pendidik tentu melewati berbagai tantangan ketika mengimplementasikan asesmen sumatif dengan ragam produk. Salah satunya adalah pendidik ditantang untuk menjadi kreatif dalam menciptakan desain pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. tujuan belajar, serta capaian pembelajaran pada periode tertentu. Bapak dan Ibu guru dapat memperhatikan hal-hal berikut ini dalam melakukan asesmen sumatif melalui diferensiasi produk. Misalnya, Setiap peserta didik memberikan hasil produk yang berbeda. Pendidik dapat mengacu pada rubrik seperti berikut ini. Penerapan asesmen sumatif dengan ragam produk diharapkan dapat berguna untuk mengukur perkembangan peserta didik dan memandu pendidik dalam merancang aktivitas pada pembelajaran dalam periode berikutnya. Selamat menerapkan dan sampai jumpa pada pembahasan berikutnya.