Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Export note
Try for free
Perdebatan Dasar Agama dan Negara
Aug 7, 2024
Dinamika Perumusan Pancasila
Perdebatan Agama dan Negara
Dalam sidang BPUPKI, terdapat perdebatan antara pejuang dan pendiri bangsa mengenai hubungan agama dan negara.
Beberapa tokoh ingin Islam menjadi dasar negara, sementara yang lain berpandangan sebaliknya.
Tokoh yang mendukung Islam sebagai dasar negara
: Moh Natsir, Ki Bagus Hadikusumo, Kyai Haji Wahid Hasyim.
Tokoh yang menentang
: Soekarno, Hatta.
Panitia Sembilan
Didirikan untuk mencari titik temu dalam perdebatan tersebut.
Setelah diskusi panjang, Panitia Sembilan menyepakati preambule yang disampaikan oleh Soekarno pada sidang kedua BPUPKI, 10 Juli 1945.
Preambule sebagai persetujuan bersama antar kalangan yang berbeda pendapat.
Penghapusan Tujuh Kata
Dalam sidang PPKI 18 Agustus 1945, tujuh kata tentang kewajiban menjalankan syariat Islam dihapus.
Alasan
: Keberatan dari satu kelompok untuk menjaga keutuhan bangsa.
Moh Hatta mendiskusikan keputusan ini dengan tokoh Islam dan mendapatkan persetujuan.
Diskusi Tokoh-Tokoh
Kiai Haji Maskur menceritakan pertemuan lima tokoh pada Mei 1945 tentang dasar negara.
Diskusi melibatkan topik perikemanusiaan dan gotong royong.
Klasifikasi Pemikiran
Kelompok Pertama: Nasionalis Sekuler
Anggota: Soekarno, Hatta, Moh Yamin, dan lainnya.
Pandangan: Negara Indonesia tidak berdasarkan agama, meskipun mayoritas penduduk Muslim.
Argumentasi:
Agama dan negara memiliki domain berbeda.
Negara tidak memiliki kewenangan mengatur urusan internal agama.
Perlu satu dasar yang mewadahi keberagaman agama.
Kelompok Kedua: Nasionalis Islam
Anggota: Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Ki Bagus Hadikusumo, M Natsir.
Pandangan: Islam mencakup moral, sosial, dan politik.
Argumentasi:
Islam perlu menjadi dasar negara untuk menjamin keragaman hidup.
Hukum Islam harus diterapkan.
Negara bukan tujuan, melainkan alat untuk mewujudkan ajaran Islam.
Penutup
Ki Bagus Hadikusumo: Mengajarkan empat perkara dalam Islam: Iman, ibadah, amal saleh, dan jihad.
Implementasi ajaran ini diyakini akan membawa kebahagiaan dan kesejahteraan bagi negara Indonesia.
📄
Full transcript