📚

Sejarah Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah

Nov 25, 2024

Catatan Kuliah: Sejarah Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah

Pendahuluan

  • Konten ini merupakan hasil kerjasama antara TVMU Amadia dan Pinter Politik.
  • Fokus materi: Menjadi yang terbaik di mata Allah dan untuk kepentingan orang banyak.
  • Cuplikan dari film "Sang Pencerah" oleh Hanung Bramantio.

Kiai Haji Ahmad Dahlan

  • Nama asli: Muhammad Darwis.
  • Kelahiran: 1 Agustus 1868, di Kampung Kauman, Yogyakarta.
  • Keluarga: Anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah Kiai Haji Abu Bakar.

Pendidikan dan Pemikiran

  • Pendidikan: Belajar di Mekah selama 5 tahun, terpengaruh pemikiran Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rashid Rida.
  • Pengaruh: Memperbarui pemahaman Islam yang berkemajuan.

Perjalanan dan Tantangan

  • Kembali ke Yogyakarta: Mengambil nama Ahmad Dahlan, menjadi ketip amin.
  • Upaya Pembaruan: Koreksi arah kiblat Masjid Agung Yogyakarta, mengalami pertentangan.
  • Ibadah Haji kedua: Tahun 1902−1904, memperdalam ilmu agama.

Keluarga

  • Istri: Siti Walidah, sepupunya. Memiliki 6 anak.
  • Pernikahan lain dilakukan untuk syiar agama.

Gagasan dan Strategi

  • Kepedulian: Kondisi umat Islam di bawah penjajahan.
  • Strategi: Mengajar di Osvia Magelang dan Quek School Jetis Yogyakarta.
  • Pemahaman Islam: Menyebarkan bahwa Islam mendorong kemajuan.

Pendirian Muhammadiyah

  • Tanggal: 18 November 1912.
  • Tantangan: Penolakan dari masyarakat dan tuduhan mendirikan agama baru.
  • Izin: Diberikan pada tahun 1914, awalnya hanya di Yogyakarta.
  • Ekspansi: Strategi cabang menggunakan nama lain.

Perkembangan dan Pengaruh

  • Penyebaran: Lewat tabligh dan relasi dagang.
  • Dukungan: Ulama dari daerah lain mendukung.
  • Permohonan Izin: Diterima tahun 1921 untuk cabang seluruh Indonesia.

Kepemimpinan

  • Kongres Al-Islam 1922: Perdebatan dengan ulama ortodoks.
  • Demokratis: 12 kali pertemuan umum untuk pemilihan pemimpin.

Warisan

  • Kematian: 23 Februari 1923.
  • Kontribusi: Kebangkitan Islam dan pendidikan, Muhammadiyah berperan besar dalam perjuangan nasional.
  • Gelar Pahlawan: Diberikan pada tahun 1961.

Penutupan

  • Pesan untuk tetap menjaga kesehatan dan mengikuti protokol.
  • Konten hasil kerjasama Pinter Politik dan TV Muhammadiyah.
  • Ajakan untuk memberikan saran dan berlangganan konten.