Moderasi Beragama dan Identitas Politik

Sep 16, 2024

Catatan Kuliah: Moderasi Beragama dan Identitas Politik

Pendahuluan

  • Tidak ada satu pihak yang memiliki hak untuk mengklaim kebenaran absolut dalam membawa nama agama.
  • Pentingnya memperkuat ideologi dan mengurangi politik identitas.

Masalah Politik Identitas

  • Politik identitas berpotensi menimbulkan perpecahan.
  • Masyarakat sering menggunakan agama sebagai dasar pemilihan, tetapi ini tidak seharusnya menjadi pemicu konflik.
  • Contoh: Pendukung Ahok dan Anies, baik yang beragama Islam maupun tidak, terlibat dalam aksi politik.

Gerakan Moderasi Beragama

  • Moderasi beragama sebagai alat pemersatu, mengedepankan Islam wasatuyah (jalan tengah).
  • Islam wasatuyah: tidak ekstrem, inklusif, dan menerima perbedaan.
  • Penyalahpahaman terhadap istilah moderasi beragama di kalangan masyarakat.

Konsep-konsep dalam Islam

  • Tidak ada istilah "Islam rahmatan lil'alamin" secara langsung dalam Al-Quran, tetapi ada konsep yang mendasarinya.
  • "Ummatan wasatuh" dalam Al-Quran sebagai dasar untuk memahami moderasi.
  • Konsep "Islam kafah" juga tidak ada dalam pengertian yang absolut, lebih sebagai istilah di dalam keilmuan.

Pentingnya Mengakui Perbedaan

  • Perbedaan adalah sunnatullah dan fitrah yang harus diterima.
  • Kesatuan bangsa tidak dapat terwujud tanpa pengakuan atas perbedaan.

Islamofobia di Indonesia

  • Penolakan terhadap istilah Islamofobia di Indonesia.
  • Tidak ada indikasi pemerintah mendiskreditkan umat Islam.
  • Terbukti dengan kehadiran umat Islam dalam institusi pemerintahan.
  • Presiden Jokowi tidak menunjukkan sikap anti-Islam, melainkan melaksanakan ibadah tanpa rasa malu.

Kesimpulan

  • Perlu mengurangi politik identitas untuk mencegah perpecahan ideologis.
  • Moderasi beragama harus diperkuat agar agama dapat menjadi alat pemersatu.