Transcript for:
Asal Usul dan Nasib Nyai Bagendit

Asal Usul Situ Bagendit Aku dipanggil Nyai Bagendit oleh orang-orang desaku. Ketika suamiku meninggal, aku mewarisi hartanya. Sekarang, akulah orang paling kaya di Bumi Sunda. Hartaku melimpah, emasku menggunung. Rumahku sangat besar dan megah. Banyak orang yang ingin merebut hartaku, tapi mereka semua gagal. Ini karena aku punya pengawal yang melindungi aku dan hartaku. Suatu hari, seorang pria berpakaian kumuh datang ke rumahku. “Permisi Nyai Bagendit, bolehkah saya meminjam uang? Anak saya sedang kelaparan,” ucap pria itu sambil memelas. “Boleh saja, tapi kau harus kembalikan uang sekaligus bunganya, paling lambat minggu depan!” Pria ini mengangguk pasrah. Ia pasti sudah tidak ada jalan lain lagi, karena bunga pinjaman yang kuberikan sangat tinggi. Aku tahu ia punya rumah di desa lain. Pikirku, kalau ia tidak bisa membayar pinjamannya, aku akan mengambil rumahnya. Dengan begitu, tentu kekayaanku akan bertambah. Benar saja, satu minggu sudah berlalu, tetapi pria itu masih belum juga datang untuk membayar hutangnya. Tak menyia-nyiakan waktu, segera aku bawa pengawalku ke rumah pria itu. “Keluar kalian semua! Mulai sekarang, rumah ini menjadi milikku.” Aku perintahkan pengawalku untuk menarik paksa semua orang dari dalam rumah. Ketika diseret keluar rumah, mereka semua dibentak dan dipukul beberapa kali. “Kasihani kami Nyai Bagendit, jangan ambil rumah kami. Tolong beri kami waktu lagi untuk melunasi utang.” Tentu saja tidak aku hiraukan permohonan pria itu. Aku kan memang mengincar rumah miliknya untuk menambah hartaku. Beberapa hari kemudian, rumahku didatangi lagi oleh seorang kakek. “Permisi Nyai, bolehkah saya meminta seteguk air?” “Pergi kau kakek renta! Mengganggu saja. Aku tidak sudi memberikan hartaku, sekalipun hanya segelas air,” sahutku dengan kesal. Seketika kakek itu terlihat kaget, lalu berubah menjadi kecewa dan sedih. Ia kemudian menancapkan tongkatnya ke tanah dan berseru, “Kau akan menerima balasan atas semua perbuatanmu, Nyai!” Tidak aku hiraukan omongan si kakek. Memangnya bisa apa dia, pikirku. Tiba-tiba aku dengar suara kucuran air dari arah si kakek. Ternyata, keluar air yang sangat deras dari lubang bekas tongkat kakek. Aku merasa panik, karena air itu mulai menggenangi mata kakiku. Aku segera masuk ke dalam rumah untuk menyelamatkan harta dan emasku. Namun, aku tidak kuat mengangkat itu semua. Aku pun berteriak meminta tolong pada warga desa untuk membantuku memindahkan hartaku. Namun, mereka semua sedang berlari menyelamatkan diri. Tidak ada satupun orang yang datang membantuku. Bahkan, pengawalku juga sudah pergi meninggalkanku. Aku kembali masuk rumah, walaupun air sudah mencapai dadaku. Tak mungkin aku tinggalkan harta yang sudah kukumpulkan dengan susah payah itu. Di atas bukit, warga desa yang selamat baru menyadari kalau Nyai Bagendit tidak ada di antara mereka. “Dia tenggelam, bersama dengan seluruh harta yang ia cintai,” ujar kakek yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Air yang terus mengalir itu kemudian membentuk sebuah danau, yang sekarang dikenal dengan Danau Bagendit atau Situ Bagendit. Wah, menarik sekali ya ceritanya temen kece. Sekarang kita coba jawab pertanyaan berikut yuk! Pertanyaan 1 Nyai Bagendit memiliki banyak harta dari …. Pertanyaan 2 Jika warga telat membayar utang kepada Nyai Bagendit, maka warga akan …. Pertanyaan 3 Sebutkan 3 contoh sikap yang dapat kamu terapkan dalam hidupmu sebagai akibat pelajaran yang didapatkan dari cerita tersebut! Oke, kalau kamu menyimak ceritanya dengan baik, pasti bisa jawab ketiga pertanyaannya. Tulis jawabanmu di kolom komentar, ya. Buat yang mau tahu jawaban dan pembahasan lengkapnya, bisa cek latihan soal AKM Literasi, tentunya di kejarcita.id. Ayo, download aplikasi kejarcita di playstore sekarang juga. kejarcita. Kejar ilmu, raih cita