Transcript for:
Hukum Avogadro dalam Kimia Dasar

Assalamualaikum, halo adik-adik, ketemu lagi dengan kakak di channel Kimatika. Di video kali ini, kita akan belajar materi kimia kelas 10 tentang hukum-hukum dasar kimia, di mana pada bagian ini, yang akan kita bahas adalah hukum dasar kimia yang kelima, yaitu hukum Avogadro. Hukum Avogadro berawal dari hipotesisnya yang berbunyi, pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama akan mengandung jumlah molekul yang sama. Nah, berarti makna dari hipotesis ini adalah perbandingan volume gas itu sama dengan perbandingan jumlah molekulnya.

Nah, ingat pada hukum sebelumnya, yaitu hukum Gailusak, disimpulkan bahwa perbandingan volume gas itu sama dengan perbandingan kovesennya. Jadi, jika di sini dikatakan perbandingan volume sama dengan perbandingan jumlah molekul, berarti sama juga dengan perbandingan koefisiennya. Jadi misal jika ada 2 gas diukur pada suhu dan tekanan yang sama, maka dapat dirumuskan volume gas 1 banding volume gas 2, sama dengan jumlah molekul gas 1 banding jumlah molekul gas 2, dan sama juga dengan koefisien gas 1 banding koefisien gas 2. Jadi nantinya tinggal disesuaikan dengan soal saja ya, persamaan mana yang akan digunakan. Di mana V adalah volume dan N adalah jumlah molekul.

Oke, agar lebih jelas lagi, kita langsung ke contoh soal. Pada suhu dan tekanan tertentu, gas N2 direaksikan dengan gas H2 menjadi gas NH3. Jika gas H2 yang bereaksi sebanyak 7,5 x 10 pangkat 23 molekul, berapakah jumlah molekul NH3 yang terbentuk? Nah, untuk menjawab soal ini, kita buat persamaan reaksinya dulu ya, yaitu gas N2 Ditambah gas H2 menjadi gas NH3. Jangan lupa disetarakan, di sebelah kiri N-nya ada 2, di sebelah kanan masih 1, berarti agar menjadi 2, koefisiennya kita ganti 2. Kemudian kita ganti 2. kita samakan jumlah atom H, kita ikuti yang ada di ruas kanan ya.

Di ruas kanan jumlah atom H-nya ada 2 x 3 atau 6, maka di sebelah kiri juga harus 6, supaya jadi 6, koefisiennya kita ganti 3. Oke, sekarang kita lanjut, kita lihat di soal apa-apa saja yang diketahui. Jika gas H2 yang bereaksi sebanyak 7,5 x 10 pangkat 23 molekul, berarti yang diketahui adalah jumlah molekulnya si H2. Kita tulis di sini yang diketahuinya jadi N-nya si H2 adalah 7,5 x 10-23.

Berapakah jumlah molekul NH3? Jadi yang ditanya N-nya si NH3 atau jumlah molekulnya si NH3. Nah lalu perbandingan apa yang kita gunakan?

Yang kita gunakan kita sesuaikan dengan soal, yaitu perbandingan jumlah molekul sama dengan perbandingan koefisien, atau N1 per N2 sama dengan koefisien 1 per koefisien 2. Jadi H2-nya kita misalkan 1, NH3-nya kita misalkan gas yang kedua. Kita masukkan datanya ya. N1 berarti jumlah molekulnya si H2, yaitu sebanyak 7,5 x 10 pangkat 23. Dibagi dengan N2 atau jumlah molekulnya si NH3. Nah, dia yang ditanyakan, jadi tetap kita tulis N2. Sama dengan koefisien 1 berarti koefisiennya H2, yaitu 3. Dibagi dengan koevesi N2 berarti koevesinya si NH3 yaitu 2. Tinggal kita kali silang ya.

N2 dikali 3 adalah 3N2. Sama dengan 7,5 x 1023 x 2, maka sama dengan 15 x 1023. N2 sama dengan 15 x 1023 x 3, atau sama dengan 5 x 1023 molekul. Jadi, jumlah molekul NH3 yang terbentuk adalah 5 x 10 pangkat 23 molekul.

Jelas ya? Kita lanjut ke contoh yang kedua. Gas nitrogen sebanyak 8 liter mengandung 4 x 10 pangkat 23 molekul N2 Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berapakah jumlah molekul yang terkandung dalam 12 liter gas oksigen? Kita buat yang diketahuinya dulu Gas nitrogen atau N2 diukur pada suhu dan tekanan yang sama dengan gas oksigen atau O2 Kemudian dari soal bisa kita lihat bahwa gas nitrogen itu volumenya adalah 8 liter.

Kemudian jumlah molekulnya, kita misalkan N tadi ya, jumlah molekul adalah 4 x 10 pangkat 23. Nah sedangkan untuk gas O2 yang diketahui adalah volumenya, yaitu 12 liter. Kemudian yang ditanyakan adalah jumlah molekulnya, kita simbolkan dengan N juga. Oke, langsung saja kita jawab, berarti persamaan yang kita gunakan adalah perbandingan volume sama dengan perbandingan jumlah molekul.

Nah, langsung kita masukkan saja angkanya. Yang satu, gas satu kita misalkan N2 ya, kita misalkan gas satu, kemudian gas O2 kita misalkan gas yang kedua. Nah, jadi berarti kalau V1 itu adalah volumenya gas N2, yaitu sebesar 8 liter.

Jadi, 8 per volume 2, berarti volumenya gas O2 yaitu 12 liter. Sama dengan N1 jumlah molekulnya si gas N2, yaitu 4 kali 10 pangkat 23 per N2. Jadi N2 ini adalah jumlah molekulnya gas O2, jadi jumlah molekul yang ditanyakan.

Langsung kita kali silang saja, 8 dikali N2 adalah 8N2. Sama dengan 12 dikali 4 dikali 10 pangkat 23. 12 dikali 4 adalah 48 dikali 10 pangkat 23. Langsung kita tentukan N2-nya. Berarti...

Jumlah molekul gas yang kedua atau gas oksigen adalah 48 dikali 10 pangkat 23 dibagi 8 atau sama dengan 6 dikali 10 pangkat 23 molekul. Bisa dipahami ya? Sekarang kita lanjut lagi ke contoh soal berikutnya. 60 ml gas klorin atau Cl2 tepat habis bereaksi dengan 150 ml gas oksigen menghasilkan 60 ml gas ClXoy. Jika semua gas diukur pada suhu dan tekanan yang sama, harga X dan Y adalah Oke, untuk soal ini kita buat dulu persamaan reaksinya ya, yaitu gas Cl2 ditambah gas O2 menghasilkan gas ClXoy.

Nah, untuk persamaan reaksi ini belum bisa kita setarakan ya, karena X dan Y-nya tidak diketahui, dan itulah yang ditanya sebenarnya. Jadi, kita buat dulu yang diketahuinya, 60 ml gas klorin. Kita buat datanya di bawahnya ya, yaitu Cl2 sebanyak 60 ml. Tepat habis bereaksi dengan 150 ml gas oksigen, berarti O2-nya 150 ml.

menghasilkan 60 ml gas CLXOY, jadi CLXOY-nya adalah 60 ml. Semua volume gasnya sudah diketahui, berarti bisa kita buat perbandingannya ya, 60 banding 150 banding 60, jika kita kecilkan, kita buat perbandingannya, sama-sama dibagi 30, berarti menjadi 60 bagi 30 adalah 2, Banding 150 dibagi 30 adalah 5, banding 60 dibagi 30 adalah 2. Jadi perbandingan volumenya 2 banding 5 banding 2. Nah ingat, perbandingan volume sama dengan perbandingan koefisien. Jadi untuk koefisien gas-gas di atas ini kita gantikan saja dengan perbandingan volumenya, yaitu menjadi 2 Cl2 kemudian 5 O2.

dan 2ClXoy. Nah, jika konfesionnya sudah diketahui, kita akan bisa mencari atau menentukan nilai X dan Y dengan cara menyetarakan atau menyamakan jumlah atom yang ada di ruas kiri dengan yang ada di ruas kanan. Oke, kita mulai dari atom Cl. Di sebelah kiri, atom Cl ada 2x2 atau 4. Nah, di sebelah kanan berarti juga harus ada 4. Supaya ada 4, di sini koefesiennya ada 2 ya, maka si X ini harus 2. Karena kan jumlah atom itu koefesien kali indeks, berarti 2 dikali 2, 4. Pas ya? Nah lanjut kita samakan jumlah atom O.

Di ruas kiri jumlah atom O itu sebanyak 5 dikali 2 atau 10. Berarti di ruas kiri jumlah atom O itu sebanyak 5 dikali 2 atau 10. luas kanan, jumlah atom O-nya juga harus 10. Nah, di sini koefisiennya sudah ada 2, berarti supaya jadi 10, 2 kali Y, jumlah atom O 2 dikali Y, supaya jadi 10, maka Y-nya ini harus 5. Jadi, 2 dikali 5, 10. Berarti nilai X-nya sama dengan 2, nilai Y-nya sama dengan 5. Oke, kita coba lagi contoh soal yang lain. Pada suhu dan tekanan tertentu, direaksikan 10 liter gas belerang dioksida dan 6 liter gas oksigen dan menghasilkan gas belerang trioksida. A.

Tentukan volume gas belerang trioksida yang terbentuk. B. Tentukan volume gas yang bersisa. Kita buat persamaan reaksinya ya.

Gas belerang dioksida berarti gas SO2 Direaksikan dengan gas oksigen, berarti ditambah O2. menghasilkan belerang trioksida, berarti SO3. Kemudian kita setarakan, kita mulai dari atom S. Di sebelah kiri jumlah atom S ada 1, di sebelah kanan jumlah atom S-nya juga ada 1, berarti sudah sama.

Lanjut kita samakan jumlah atom O-nya. Kita ikuti jumlah atom yang ada di ruas kanan. Di ruas kanan jumlah atomnya ada 3, berarti di ruas kiri harus ada 3. Nah, di sini di SO2 sudah ada 2 ya, berarti di O2-nya ini harus ada 1. Supaya ada 1, koefisiennya kita ganti setengah atau 1 per 2. Nah, supaya koefisiennya tidak berbentuk pecahan, semuanya kita kali dengan penyebutnya atau dikali dengan 2. Jadinya 2 SO2, setengah dikali 2, 1 ya, tidak perlu ditulis. Kemudian menghasilkan 2 SO3. Persamaan reaksinya sudah kita setarakan, sehingga kita peroleh perbandingan koefesionnya adalah 2 banding 1 banding 2. Kita lanjut membuat yang diketahui.

Direaksikan 10 liter gas belerang, berarti SO2-nya adalah 10 liter. dengan 6 liter gas oksigen berarti O2 nya 6 liter menghasilkan gas belarang trioksida ini volumenya belum diketahui ini yang ditanyakan pada pertanyaan yang A nah berarti untuk mencari volume gas SO3 kita gunakan perbandingan volume sama dengan perbandingan koefisien. Nah masalahnya disini ada 2 volume gas yang diketahui yang mana yang kita gunakan? Perhatikan, jika kedua volume ini habis bereaksi maka kita bisa gunakan yang mana aja? Boleh volumenya SO2 boleh volumenya O2 tapi ingat ya, jika keduanya habis bereaksi tapi kalau Kalau salah satunya ada yang bersisa, berarti yang habis hanya satu ya, maka yang kita gunakan atau yang kita bandingkan dengan gas SO3 harus yang habis bereaksi.

Lalu bagaimana cara mengetahui volume gas-gas ini habis bereaksi atau tidak? Caranya kita bandingkan dengan koefesennya. Perbandingan koefesennya adalah 2 banding 1. Nah perbandingan volumenya adalah 10 banding 6. kita sederhanakan jadi 5 banding 3, tidak sama kan?

berarti ini tidak habis bereaksi, ada yang bersisa nah, cara menentukan yang bersisa dan yang habis bereaksi adalah volume dibagi koefisien, volume dibagi koefisien, mana yang lebih kecil, itulah yang habis bereaksi kita coba ya untuk SO2, volume bagi koefisiennya adalah berarti 10 bagi 2, yaitu 5 4 Sedangkan untuk O2, volume bagi koefisiennya adalah 6 per 1, yaitu sama dengan 6. Kita lihat manakah di sini yang lebih kecil? Yang lebih kecil adalah 5. Berarti SO2 lah yang habis bereaksi. Nah, kita buat teori MBS ya.

Jadi ini kita misalkan mula-mula. Kemudian di sini bereaksi, nah nanti di sini ada sisa. Jadi SO2 mula-mulanya 10 liter, O2 mula-mulanya 6 liter.

Yang habis bereaksi adalah SO2. Kenapa? Karena ketika volume dibagi dengan koefisien masing-masing, si SO2 ini nilainya lebih kecil. Maka, dia yang habis bereaksi jadi berapa yang bereaksi ya habis yaitu sebanyak 10 liter sehingga tidak ada sisa lagi ya habis kemudian O2 berapa yang bereaksi kita gunakan perbandingan koefisien berarti 1 per 2 koefisien yang ditanya Per koefisien yang diketahui dikali dengan volume yang diketahui yaitu 10. Berarti dikali 10. Berarti ini sama dengan 5 liter.

Oke. Nah untuk SO3 kita gunakan volumenya si SO2. 2 per 2. Dikali 10 atau sama dengan 10 liter.

Jadi untuk jawaban yang A, pertanyaan yang A, volume gas belerang trioksida yang dihasilkan adalah 10 liter. Jadi di sini 10 liter ya, untuk di ruas kanan kan di jumlah mula-mula tidak ada, setelah bereaksi dihasilkan 10 liter maka sisa atau hasil akhirnya adalah 10 liter. Kemudian untuk pertanyaan yang B, tentukan volume gas yang bersisa. Untuk SO2 habis tidak ada sisa, untuk O2 mula-mula 6 liter yang bereaksi 5 liter berarti dia bersisa 6 dikurang 5 atau sama dengan 1 liter.

Jadi jawaban untuk Pertanyaan yang B adalah 1 liter. Ingat yang bersisa adalah gas O2. Oke adik-adik, bisa dipahami ya.

Nah sekian dulu untuk video kali ini. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.