Transcript for:
Diskusi Ekonomi dan Kebijakan Indonesia

Jadi ada pelaku usaha yang tingkat keundungannya naik, Jadi ada pelaku usaha yang tingkat keundungannya naik, tetapi dia tidak ikutan tanda tangan petisi, tetapi dia tidak ikutan tanda tangan. Tidak ikutan tanda tangan. Padahal dia punya kepentingan.

padahal dia punya kepentingan. Ini adalah laporan intelijen nih. Ini adalah laporan kelejian nih, kelejian KPK, Intelijen KPK, ada yang melaporkan ke KPK itu. ada yang melaporkan ke KPK, ke Menteri juga. Menteri juga.

Bang Faisal Basri, Bang Faisal Basri, selamat datang kembali di selamat datang kembali di Cafe Brisi. Cafe Brisi. Dengan senang hati.

Kita cukup lama pakai gedung baru karena tempat ini direnovasi. Kita cukup lama pakai gedung baru karena tempat ini direnovasi. Dan Bang Faisal kesempatan pertama menggunakan Cafe Brisi edisi baru.

Dan Bang Faisal kesempatan pertama menggunakan Cafe Brisi edisi baru. Dan suasananya adalah baru saja kita mendengarkan nota APBN. Dan suasananya adalah baru saja kita mendengarkan nota APBN tahun 2025. tahun 2025 sudah keluar dan tentu ada hal-hal yang menarik.

Sudah keluar dan tentu ada hal-hal yang menarik. Tentu saja terkait dengan pertumbuhan ekonomi, Terkait dengan pertumbuhan ekonomi, kelihatannya biasa-biasa saja, kata ini biasa-biasa saja, sama saja, sama saja. tapi kemudian ada hutang, Tapi kemudian ada hutang, ada lain-lain, ada lain-lain.

Apa yang Bang Faisal lihat? apa yang Bapak Faisal lihat? Kalau disimpulkan barangkali cukup konservatif, Kalau disimpulkan barangkali cukup konservatif ketimbang misalnya umur pertumbuhan ketimbang misalnya rumor. pertumbuhan 8% gitu. 8 persen.

Jadi APBN pendekan itu asumsinya 5,2. Tapi di APBN tahun depan itu asumsinya 5,2. Masih kurang lebih sama.

Masih kurang lebih sama dengan sebelumnya. Kurang lebih sama. Tahun lalu juga 5,2 tapi kenyataannya barangkali cuma 5. Tahun lalu juga 5,2, tapi kenyataannya barangkali cuma 5. Kemudian sekarang rupiah menguat. Kemudian sekarang rupiah menguatkan 15.500an. 15.500an Tapi Asumsi APBN 2025 itu 16.100 Sudah di bawah 16.000.

Jadi asumsi APBN 2025 itu 16.100. Jadi tampaknya pemerintah sendiri Tidak terlalu confident Jadi tampaknya pemerintah sendiri tidak terlalu confident menguatkan yang sekarang. Mempertahankan yang sekarang Ya karena Utang rupiah yang menguat ini Karena utang rupiah yang menguat ini lebih disebabkan karena utang.

Lebih disebabkan karena Utang Dengeluarkan global sukuk Utang masuk. Beli-beli suku. Ya masuk otomatis Masuk.

Masuk uang. Habis itu melandai lagi rupiahnya, Habis itu Ya Melandai lagi rupiahnya, malah melemah lagi. melemah lagi karena akun kita sudah divisi transaksi barang dan jasa, Karena ekonomi kita sudah divisir, transaksi barang dan jasa, ekspor-impor.

ekspor-impor. Jadi kita impor lebih banyak daripada ekspor. Jadi kita import lebih banyak daripada ekspor.

Barang dan jasa, ya. Bang Faisal di tengah-tengah seperti itu, Maaf, Faisal, di tengah-tengah seperti itu kemudian ada resavole kabinet sebelum waktunya. kemudian ada reshuffle kabinet sebelum waktunya.

Apa yang Bang Faisal lihat? Apa yang maaf, Faisal? Ini kan cerminan bahwa pemerintahan sekarang dan akan datang itu serupa. Ya ini kan cerminan bahwa pemerintahan sekarang dan akan datang itu ya serupa.

Jadi ya ini kabinet Jokowi, Jadi ini kabinet Jokowi, ini kabinet Prabowo juga. ya kabinet Prabowo juga kan. Misalnya.

Saya nyari uang dan keuangan sudah sebelumnya. Hanya di wamen keuangan, sudah. Sebelumnya sudah dipasang di sana. Sudah dikasang di sana, Kemudian Jaksa Agung juga dari Pak Prabowo. kemudian Jaksa Agung juga dari Pak Prabowo, Yang dari Pak Jokowi barangkali cuma Bahlil saja.

Pak Jokowi barangkali cuma, Bahlil saja, Yang lain Pak Prabowo semua. yang lain Pak Prabowo semua. Jadi tim, Jadi tim, calon tim Pak Prabowo yang mungkin istilahnya bukan risafel. calon tim Pak Prabowo yang mungkin istilahnya bukan reshuffle barangkali ya, berangkat iya, tapi percepatan posisi gitu. tapi percepatan posisi jadi langsung nanti pas Oktober sudah langsung bisa bekerja ada hal yang menarik Bang Faisal ada boom yang Bang Faisal dalam beberapa podcast disebutkan ada dua orang Jadi langsung nanti pas Oktober, diharapkan seperti itu kelihatannya.

orang masuk dalam radar KPK, Erlangga dan Bobit. Itu bagaimana ceritanya? Sebetulnya lebih, Saya tidak ingat namanya siapa, tapi saya tidak ingat namanya siapa, tapi General. tapi general. General dari Makassar.

Ada lagi, Mungkin bekas pangdam. general. Jadi saya kan lapor ke KPK, Jadi saya kan lapor ke KPK, ini ada penyelundupan nikel, ini ada penyelundupan nikel, 2020 kan kita sudah dilarang ekspor, biji nikel.

2020 kan kita sudah dilarang ekspor. Tapi saya lihat dari statistik biacukai China, tapi saya lihat dari statistik di Acukai China, 2020 sampai tahun lalu, 2020 sampai... Sampai tahun lalu, sekarang juga saya rasa masih jalan.

sekarang juga saya rasa masih jalan. Tahun lalu masih jalan, Lalu masih jalan, itu totalnya 5,6 juta ton biji nikel diimpor China dari Indonesia. itu total.

totalnya 5,6 juta ton biji nikel diimpor China dari Indonesia saya sampaikan kepada pemerintah itu, Saya sampaikan kepada pemerintah itu, oh itu bukan katanya. oh itu bukan itu biji besi, Itu biji besi, saya kan tidak begitu saja percaya. saya kan tidak begitu saja percaya terus suri ke sumber-sumber saya ternyata memang ada biji nikel dari Kalimantan Utara tapi izinnya biji besi ya Telusuri ke sumber-sumber saya, ternyata memang ada biji nikel dari Kalimantan Utara. Utara tapi izinnya biji beji biji besi ya jadi sebetulnya biji nikel saya lebih dari Kalimantan Utara dari Kalimantan Utara memang eselon satu yang saya nggak usah saya sebut namanya layak eselon satu yang cerita saya itu dari Kalimantan Utara dia bilang nah Jadi sebetulnya biji Mikkel saya lebih dari Kalimantan Utara. Dari Kalimantan Utara memang eselon satu yang saya sebut namanya lah ya.

Eselon satu yang cerita saya itu dari Kalimantan Utara. dulu kan saya tidak sampai sekarang kan tidak terbaca tuh radar biji nikel di Kalimantan Utara kan sebagian besar atau hampir semua dari Sulawesi dan maluku sebagai sulawesi Itu kan saya tidak, sampai sekarang kan tidak terbaca tuh radar biji nikel di Kalimantan Utara kan sebagian besar. Atau hampir semua dari Sulawesi. Sulawesi dan Maluku sebagian.

Sulawesi, sekarang belakangan ini Maluku, sekarang belakangan ini Maluku, Papua juga sebetulnya ada, Papua juga sebetulnya ada. cukup besar gitu. Cukup besar gitu. Tapi waktu saya lapor KPK itu baru 5,3, Tapi waktu saya lapor KPK itu baru 5,3, baru sampai 2022. baru sampai 2022. Ya, Ya, masih kecil. masih kecil.

2023 kan baru keluar datanya, 2023 kan baru keluar. Tambah 300 ribu jadi 5,6 lah. tambah 300 ribu jadi 5,6 lah, Ya.

totalnya 5,6. Maka tanya 5,6. Saya beberapa kali diundang KPK, Nah, pada saya beberapa kali diundang KPK, karena pertemuan terakhir itu mereka sampaikan kepada saya, pertemuan mereka sampaikan kepada saya, ada laporan ini dibaca. ada laporan ini dibacakan kepada saya dari laptop mereka itu, Dibacakan kepada saya dari laptop mereka itu, saya tidak lihat ya. saya tidak lihat ya, tapi mudah-mudahan ingatan saya masih.

Tapi mudah-mudahan ingatan saya masih. Putuh itu, Utuh itu, ini adalah laporan kelejani, ini adalah laporan intelijen nih, kelejani KPK, intelijen KPK, nggak bisa semua saya... gak bisa semua saya ceritakan, ceritakan, tapi ada yang melaporkan ke KPK itu, tapi ada yang melaporkan ke KPK, Menteri juga.

menteri juga oh menteri juga melaporkan? Oh Menteri juga melaporkan, sesama Menteri? sama menteri?

sama menteri menteri senior lah melaporkan, Sesama Menteri, Menteri Senior lah. Dia melaporkan, nama-namanya disebutkan tapi yang saya ingat itu Erlangga Artarto dan Bobi Nasution dan itu nama Bobi muncul di sidang bupati nama-namanya disebutkan, tapi yang saya ingat itu Erlah Garkato dan Bukit Pasuk. Dan itu nama Bopi muncul di sidang Bupati Maluku Utara. Maluku Utara udah lama, Sudah lama, 3 tahun yang lalu. 3 tahun yang lalu oh 3 tahun yang lalu kenapa tahun ini disebutkan lagi?

Oh 3 tahun yang lalu Bang Faisal sebut. Kenapa tahun ini disebutkan lagi? Ditanya, ditanya...

Lalu ditanya kan mungkin ada di salah satu podcast mereka tanya terus dan diupdate kan datanya lalu ditanya kan mungkin ada di salah satu proses, dan diupdate kan datanya 5,3 masih 5,6 gitu. 5,3, masih 5,6. Tapi yang saya sayangkan itu kalau ngobrol dengan pihak pemerintah ya berkilah gitu. Tapi yang saya sayangkan itu kalau ngobrol dengan pihak pemerintah ya berkilah gitu.

Ini yang kita harapkan ya itu dijenital ya makanya itu kan risiko dari larang-larang. Ini yang kita harapkan ya itu di biji nikel ya makanya itu kan risiko dari larang melarang. Padahal di satu pihak pemerintah sedang mengupayakan agar masyarakat bisa...

Padahal di satu pihak pemerintah sedang mengupayakan agar masyarakat bisa melihat adanya kerusakan alam di Pulau Bangka. melihat adanya perusahaan alam di Pulau Bangka. Ya, timah itu unik.

Timah itu unik. Jadi misalnya Jadi misalnya Malaysia itu ekspornya lebih besar dari produksi. Malaysia itu ekspornya lebih besar dari produksi.

Malaysia ekspornya lebih besar dari produksi. Malaysia ekspornya lebih besar dari kemampuan dia, Artinya lebih besar dari kemampuan dia, dari potensinya dia? dari potensinya.

Produksi, Produksinya. ya. Produksinya dia?

Data produksinya lebih rendah dari ekspor. Data produksinya lebih rendah dari ekspor. Pertanyaannya dari mana?

Pertanyaannya dari mana sumbernya? Dari mana? Dari Indonesia.

Ya, dari Indonesia. Dari sebelah. Kalau tidak, Kalau tidak, ya itu kan banyak. ya itu kan banyak.

Kalau itu, Kalau itu, ilegalnya itu biasanya rakyat. ilegalnya itu biasanya rakyat. Pakai tongkang gitu, Pakai tongkang. gitu kecil-kecil kalau ini kan volume besar bukan rakyat ini ini kan tidak terjadi sepetika besar biasanya dari kecil kecil kecil berarti ada hal yang diabaikan dari kecil dan kemudian menjadi besar baru kemudian kita tahu setelah besar pada waktu kecil pun kita tidak bisa mengantau awalnya besar justru tahun 2020 itu kalau saya tidak salah 1,3 juta ton sudah kecil-kecil.

Kalau ini kan volume besar, bukan rakyat ini. Ini kan tidak terjadi ketika besar. Biasanya dari kecil-kecil-kecil. Berarti ada hal yang diabaikan. Dari kecil dan kemudian menjadi besar Baru kemudian kita tahu setelah besar Pada waktu kecil pun kita tidak bisa memantau Awalnya besar justru Awalnya besar Kalau saya tidak salah 1,3 juta ton Sudah 1,3 juta ton 1,3 juta ton apakah eselon satu yang diskusi dengan saya itu Apakilah Eselon 1 yang Yang harus mengawasi Oh itu transisi bang katanya Oh itu transisi bang Dari dilarang Dari dibolehkan dilarang Kan udah ada yang bulan Desember Tinggal pengapalan tiba-tiba keluar Dari Dilarang, dari dibolehkan Dilarang, kan udah ada yang bulan Desember Tinggal pengapalan tiba-tiba keluar Kita nggak punya pretensi apa-apa.

Kita gak punya pretensi apa-apa Kita cuma menyampaikan. Kita cuma menyampaikan Saya kan riset udah Biasa gitu Saya riset udah biasa gitu, ya mengulik apa yang masih meragukan, Mengulik apa yang Masih meragukan kita ulik lagi Sampai dalam-dalam kita ulik lagi sampai dalam-dalam itu ketemu. Ketemu Harusnya data itu back to back ya Kalau disini Harusnya data itu back to back ya.

Jadi kalau di sini dikirim nilainya 1 juta, dikirim nilainya 1 juta, di negara lain juga pasti masuk di negara lain juga pas yang masuk 1 juta yang terima. 1 juta yang terima. Di sana terimanya 5 juta, Ini di sana terimanya 5 juta, di sini mengakunya kirimnya cuma 1 juta.

di sini mengakunya kirimnya cuma 1 juta. Berarti ada yang bermain di tengah-tengah. Berarti ada yang bermain di tengah-tengah di sini. Yang nggak membayar apa kewajiban-kewajibannya.

Yang nggak membayar apa kewajiban-kewajibannya. Ilegal. Pemerintah daerahnya juga dirugikan, Daerahnya juga dirugikan kan bagi hasil tambang itu. ada bagi hasil tambang itu dengan daerah.

Baik, Baik, Bang Faisal. Bang Faisal. Ada juga kesan lain bahwa beberapa kebijakan pemerintah kita belakangan ini terkesan terburu-buru. Ada juga kesan lain bahwa beberapa...

kebijakan pemerintah kita belakang ini terkesan terburu-buru sebut saja misalnya keributan soal biaya masuk anti-dumping, Sebut saja misalnya keributan soal biaya masuk anti-dumping. tiba-tiba beributkan, Tiba-tiba, bang! Dributkan. Masyarakat tadinya mikir tekstil.

masyarakat tadinya mikir tekstil, PHK adalah tekstil. PHK adalah tekstil tiba-tiba keluar kebijakan yang cepat itu adalah ubin keramik, Tiba-tiba keluar kebijakan yang cepat itu adalah ubin keramik. Wah saya juga sempat dihubungi oleh beberapa arsitek, saya juga sempat dihubungi oleh beberapa arsitek para pemborong, para pemborong. Mereka bilang Indonesia gak punya ini. mereka bilang Indonesia gak punya ini tiba-tiba mau dikenalkan BFAD 200%, Tiba-tiba mau dikenakan BMAD 200%.

Bisa mati kami Pak seperti itu. bisa mati kami 100-200% 100-200%. 100-200 persen, Apa yang Bang Faisal lihat kebijakan terburu-buru ini? apa yang Bang Faisal lihat kebijakan BUMU ini? Di banyak hal ya, Di banyak hal ada kesan kejastoran sebelum oktober.

ada kesan kejastoran sebelum Oktober gitu Dan ini ada para menteri yang terlibat. Dan ini ada para menteri yang terlibat gitu, Misalnya untuk kasus keramik ini. misalnya untuk kasus keramik ini Tapi cara-caranya tidak elok gitu. Tapi cara-caranya tidak elok. Memaksakan, Memaksakan ini harus segini begitu.

ini harus segini. Kan tadinya Kadi sudah menginvestigasi. Dan tadinya Kadi sudah menginvestigasi. Kadi adalah Komite Kadi adalah Komite Anti Dumping Indonesia di bawah Kementerian Perdagangan. Anti-Dumping Indonesia.

Kadi sudah melakukan kajian. Dia sudah melakukan kajian. Nah keluarlah angka dia masuknya di bawah 40 gitu.

Dia masuknya di bawah 40. Usulan awalnya. Terus ada desakan dari salah satu elemen pemerintahan ini, Terus ada desakan dari salah satu elemen pemerintahan ini. Marah gitu.

arah gitu, dan Dan Ibu Dona waktu itu. Ibu Dona. waktu itu, Dona Gultong di yang lalu gak mau, Oh, dia ketuanya, ketua Kadi tadinya.

Nggak mau, disuruh ganti, disuruh ganti gak mau, nggak mau. Hasil kajian kok disuruh ganti-ganti begitu. hasil kajian kok disuruh ganti-ganti begitu kan gak mau, Nggak mau, dipacat langsung, dipacat. Dikanti dia tiba-tiba, diganti dua minggu kemudian keluar kajiannya jadi 100 sampai 200 itu 100 sampai 200 itu sangat suspicious ya, cepat sekali. Dua minggu kemudian keluar kajiannya.

Sudah berubah angkanya. Dari 100 sampai 200 itu. Itu sangat suspicious ya, sangat mencurigakan itu kalau istilah ekonomi internasional itu predatory dumping jadi ya predatory tariff sangat mencurigakan ya.

Itu kalau istilah kebanyakan internasional, itu predatory dumping, jadi ya predatory period. Sedemikian rupa, Sedemikian rupa, ya nggak ada yang mau ngimpor lah. ya ada yang mau ngimpor lah.

Negara ini gak bisa dirugikan dong, Negara ini harus bisa dirugikan dong, karena pendapatan tarif yang tadinya ada menjadi bisa hilang karena gak impor. karena pendapatan tarif yang tadinya ada menjadi bisa hilang karena nggak import. Itu mungkin tidak jadi argen utama ya, Itu mungkin tidak jadi argen utama ya, karena apa? karena apa? Karena akibat kelangkaan hilang dari pasokan impor, Karena akibat kelangkaan.

hilang dari pasokan impor produksi dalam negerinya kan bisa naikkan harga 2-3 kali lipat sangat menikmati asosiasi produksi tidak akan naikkan produsen dalam negerinya kan bisa naikkan harga 2-3 kali lipat. Ketua ASAKI yang asosiasi produsen, tidak akan naikkan harga. bagaimana tidak akan naikkan harga pasokannya turun separuh ya harga turun supply demand jadi ini kebodohan publik yang luar biasa dia bilang aturannya sudah berubah tidak ada yang berubah di WTO kemudian Bagaimana tidak akan naik kemarga? Kalau pasokannya turun separuh, ya harga turun. Supply demand, nggak?

Ini pemuduhan publik yang luar biasa ya. Luar biasa. Dia bilang, wah, apa namanya, aturannya sudah berubah.

Tidak ada yang berubah di WTO. Kemudian ada yang bangkrut. ada yang bangkrut, bangkrut karena apa? Bangkrut karena apa? karena covid karena persaingan internal dan yang dipermasalahkan ini kan porselen ya porselen Karena COVID.

Ya, karena COVID. Karena persaingan internal. Harga gas.

Dan yang dipermasalahkan ini porselen. Ya, porselen. Nah sebagian besar produksi Indonesia itu keramik merah yang dari tanah lempung itu. Sebagian besar produksi Indonesia itu keramik merah.

Keramik merah dibuat dari tanah liat, tanah lempung. Ini yang kami pakai tanah merah ini di sini. Itu tidak ada impor. Tapi persaingan di antara mereka kan ada mungkin puluhan, Kami bersaingan di antara mereka kan.

Mungkin puluhan, tiga puluhan gitu produsennya. tiga puluhan produksinya. Ya bersaing satu sama lain ya ada yang mati. Ya bersaing satu sama lain ya ada yang mati. Disalahkan.

Disalahkan impor. Keramik timur. Keramik timur, Impor kandangannya dumping.

tanahnya gamping. Menggaguh pasar yang produksi lokal. Menggaguh pasar yang produksi lokal milik rakyat.

Betul. Padahal persaingan antara mereka yang porselen. Milik rakyat.

Betul. Ini yang porselen. Porcelain ada dalam negeri itu tapi cuma 8 juta meter persegi ya.

ada dalam negeri itu tapi gak besar lah 8 juta meter persegi kira-kira 15 oke 7 impor karena kurang kita mengimpor mau tidak mau harus impor tidak mau harus impor dan harganya tidak sampai 2 kali lipat yang namanya porsi itu Kebutuhannya kira-kira 15 gitu. Nah kan 7 impor. Kan karena kurang kita mengimpor.

Mau tidak mau harus impor. Mau tidak mau harus impor. Dan harganya pun tidak sampai 2 kali lipat yang namanya porcelain itu. 70 sampai 70-70% sudah lebih mahal masih dianggap itu dumping dan anehnya aturan main di dunia 70an persen gitu dari harga di atas. Sudah lebih mahal masih dianggap itu dambe.

Iya. Dan anehnya aturan main didi. dunia internasional kan ada.

Dunia internasional kan ada. Nah, Nah, Kadi itu pakai aturan mainnya, Kadi itu pakai aturan mainnya, pakai hitung-hitungannya, pakai hitung-hitungannya, analisisnya segala macam. analisis.

Masa dalam jangka pendek, Masa dalam jangka pendek, dengan metode yang sama, dengan metode yang sama, keluar angka yang dari keluar angka yang dari 30-an gitu menjadi 100-200. 30-an gitu menjadi 100-200. Sekarang berubah lagi jadi 40-an, Sekarang berubah lagi jadi 40-an.

    1. Ini kan artinya main-main. Ini kan artinya main-main. Ini bahaya sekali. Ini bahaya sekali. Ini yang Bang Faisal sebutkan dalam satu podcast, Ini yang Bang Faisal sebutkan dalam satu-satu podcast, Kadi ini seperti pesilat mabuk.

Kadi ini seperti pesilat mabuk, Begitu ya? begitu ya? Setelah diganti, Sebutkan begitu ya? gitu.

bisa berubah-berubah begini, bisa berubah-berubah begini, begitu ya. begitu ya. Nah, Nah, ini presiden.

ini presiden. Kita ingat zaman order baru dulu tuh ya, Kita ingat zaman Orde Baru dulu itu ya, kita krisis itu antara lain karena praktek-praktek ini banyak sekali dulu. kita krisis itu antara lain karena praktek-praktek ini banyak sekali dulu. Misalnya, Misalnya, saya pernah di, saya pernah di, apa namanya, apa namanya, di Somasi itu, di Somasi itu ya.

Waktu saya mengkritik Chandra Asri, waktu saya mengkritik Chandra Asri, itu dia masuknya tinggi sekali. itu dia masuknya tinggi sekali. Oh, jadi zaman Orde Baru ini?

Zaman order baru ini? Zaman order baru, Zaman Orde Baru. Zaman Orde Baru, ya.

Zaman order baru, iya, iya. iya. Soal di Somasi.

Itu, Wah, kita setengah mati tuh untuk kebunjangan. kita setengah mati tuh untuk berbicara saat itu. itu ya rente semua ya rante semua ya macam-macamnya gitu dia masuknya tapi dulu argumennya kan infan indasi argumen ya ya industri bayi jadi kita perlu jaga supaya dia tumbuh ya sampai dewasa ya sementara kan rente semua dari macem-macemnya biar masuknya tinggi tapi dulu argumennya kan industry argument industri bayi betul nah sementara porselen ini kan terlambat porselain ini kan eh terlambat di dunia ini hampir tidak ada lagi yang produksi keramik merah even Bangladesh itu sudah mengarah ke porselen nah di Indonesia transformasi Di dunia ini hampir tidak ada lagi yang produksi keramik merah. Even Bangladesh itu sudah mengarah ke porcelain. Nah di Indonesia transformasinya terlambat.

terlambat, masih mengandalkan mungkin karena daya beli masyarakat juga nah, Pasti mengandalkan, mungkin karena daya beli masyarakat. Daya beli ya. Untuk rumah rakyat.

ya tentu saja pas dia switch ke porselen, Tentu saja pas dia switch ke porselen, ya dia tidak tiba-tiba untung besar kan. ya dia tidak, tiba-tiba untung besar kan mulai dulu, Mulai dulu coba-coba beli mesin, coba-coba beli mesin, kapasitasnya mahal, kapasitasnya mahal, anak ingin untung cepat gitu. pengen untung cepat gitu dorong pemerintah untuk kenakan biaya masyarakat itu importnya naik, Dorong pemerintah untuk kenakan biaya masuk anti dumping. Importnya naik, di sini bisa ikut naikin harga.

disini bisa ikut naikin harga kalau naiknya 200% Betul. 200% disini kan bisa naikkan 100% masih lebih murah wah itu pesaingan yang tidak elok lah melindungi itu bukan dengan cara begitu kemudian yang bangkrut katanya ada 6 itu mungkin karena covid juga karena kalau Di sini kan bisa naikkan 100% Masih lebih murah Wah itu persaingan yang tidak elok Melindungi itu bukan dengan cara begitu Kemudian yang bangkrut Katanya ada 6 itu Mungkin karena covid juga Karena Kalau kita lihat Di kita lihat di WTO ada WTO ada kan Oleh WTO diumumkan WTO diumumkan, jadi ada dokumennya dipakai kayak indeks gitu. Jadi ada dokumennya Dipakai kayak indeks Itu indeksnya itu 2021-2022 Itu indeksnya itu 2021, 2022, 2022-2023 tentu saja waktu COVID-19 turunkan permintaan recovery yang naik gitu lagi-lagi disalahkan untuk penetrasi impornya kencang ya di ada era COVID-19 2023. Tentu saja waktu COVID, bles kan. turun kan permintaan recovery ya naik gitu, lagi-lagi disalahkan oh itu penetrasi impornya pencang, ya ada era covid, sama sekali dianalisis itu tidak ada fenomena covid itu tidak ada, sekali dianalisis itu tidak ada fenomena covid itu tidak ada diabaikan juga kan terjadi penurunan daya beli yang tadi kita bicarakan diabaikan juga kan terjadi penurunan daya beli yang tadi kita bicara jadi ada kesan bahwa itu ada dorongan dari segelintir pelaku usaha yang ingin mendapatkan keuntungan lebih besar secara Peran lahan dan kemudian mendopeng kebijakan negara.

Perangahan dan kemudian mendobleng kebijakan negara Iya, karena yang mengadu cuma tiga Tiga perusahaan yang hanya capai mewakili 26 persenan gitu Karena yang mengadu cuma tiga. Cuma tiga? Yang hanya mewakili 26 persen.

26 persen? Apa diperkenankan? Harus diatas 50 persen. Tidak Iya, Iya. Tidak representatif.

tidak representatif. Tidak representatif. Jadi banyak sekali. Jadi banyak sekali.

Kalau saya siap, Kan kalau saya sih ya, kebetulan saya kan mengajar ekonomi internasional puluhan tahun itu, saya kan mengajar ekonomi internasional. Betul. malu kita. Kalau hasil analisa Indonesia itu, Kalau hasil analisa Indonesia itu kemungkinan besar bahayanya lagi bagi China, Kemungkinan besar ya Nanti bahayanya lagi Bagi China ini kan kebanyakan Semua dari China ini kan banyak semua dari China, Bagi China itu Indonesia itu tidak penting Dalam ekspor-impor ya bagi China itu Indonesia itu tidak penting. Ekspor-impor nomor 9, Nomor 9, nomor 12 nomor 12. Tapi Indonesia penting, bahan baku banyak dari sana.

Nomor 1 Impor dari China Ekspor dari China, Nomor 1 ekspor ke China nomor 1 ekspor ke China. Jadi kalau mereka melakukan retaliasi, Jadi kalau mereka melakukan Retaliasi atau pembalasan Gitu artinya pembalasan. yang dirugikan akan banyak sekali sektor-sektor lain.

Yang dirugikan akan banyak sekali sektor-sektor lain. Sawit kena, batu bara kena, Batu bara, nikel kena, kertas kena. kertas, betul.

Wah segala macam itu. Jadi risikonya terlalu besar. Jadi risikonya terlalu besar.

Dan itu dia tadi di masa injury time ini. Dan itu dia tadi di masa injury time ini. Kalau boleh dikatakan injury time.

Jadi tolonglah jangan sampai... Presiden sedang memperhatikan bagaimana bisa ada transisi yang damai. Sisi yang damai, partai politik sedang sibuk dengan pilkada, Partai politik sedang sibuk dengan pilkada.

rakyat sedang disukukan upacara 17 Agustus, Rakyat sedang... sedang disuguhkan upacara 17 Agustus, IKN baru muncul, IKN baru muncul, kemudian injuritain ini muncul seperti itu. kemudian injury time ini muncul seperti itu. Nah saya bicara gitu dengan para pelaku itu, Nah saya bicara gitu dengan para pelaku itu, kesulitan industri keramik itu, kesulitan industri keramik itu.

sebagian besar mereka mengatakan pasokan gasnya. Sebagian besar mereka mengatakan, pasokan gak. gas untuk keramik itu disubsidi oleh pemerintah jadi diberikan Jadi gas untuk keramik itu disubsidi oleh pemerintah. diberikan 6 dolar saja.

6 dolar saja, Harga gas 13, enggak gas 13 keramik ini bayar 6 bayar 6 ditahan terbatas, keramik ini bayar 6. Tapi pasokannya terbatas yang untuk subsidi ini. ditahan sehingga banyak yang tidak dapat dan kalau dapat pun tidak semua yang dibutuhkan faktornya covid pasokan gas wajah-wajah Sehingga banyak yang tidak dapat, dan kalau dapat pun tidak semua yang dibutuhkan. Faktornya COVID, mungkin gas pasokannya tidak lancar, macam-macam lagi banyak.

Karena sektor konstruksi juga mengalami perlambatan, PPN juga naik MP naik. Jadi idealnya Jadi, Jadi idealnya ya mungkin tugas pemerintah yang akan datang itu diperkuat itu, Ya mungkin tugas pemerintah Yang akan datang itu diperkuat analis-analis di Kadi itu. Ya Jangan dibiarkan Jangan biarkan para avontur ini masuk ke sana.

Para avonturir ini Masuk kesana Jadi kalau misalnya saya punya data nih Jadi kalau misalnya saya punya data nih, Bung Renau, data dari 2010 sampai 2023. Data dari 2010 Sampai 2023 Jadi saya Lihat-lihat Paketnya Nah, jadi saya lihat-lihat, oh pakai yang tahun ini, yang tahun ini, kan nggak boleh. kan gak boleh supaya menjustifikasi dan itu pun dari analisis-analisis tingkat keuntungan naik tuh ternyata jadi ada pelaku usaha yang tingkat keuntungannya naik, Supaya menjustifikasi. Dan itu pun dari analisis-analisisnya Tingkat keuntungan Naik tuh ternyata Jadi ada pelaku usaha yang tingkat keuntungannya naik Tetapi dia tidak ikutan Tidak ikutan Tidak ikutan Dia produksi keramik merah juga Dia produksi porselin juga tetapi dia tidak ikutan tanda tangan petisi padahal dia punya kepentingan untuk naikin harga dia produksi keramik merah juga, Jadi ada yang dia produksi poposelin juga jadi ada yang, Ya istilah ekonominya ya istilah ekonominya ini Penunggang percuma Free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider free rider Free rider itu Yang biasa itu Tapi kan, ya jangan terlalu sloppy gitu ya, terlalu apa gitu.

Ini pembohongan yang besar yang hanya bisa dibaca oleh para ekonomi. Gampang di ceknya gitu, bukan sesuatu yang sulit. Saya tidak punya data-data di nasional kan agak lebih susah ya. Di nasional kan agak lebih susah ya. Dan kalau ada tidak friendly.

Dan kalau ada tidak friendly. Kalau saya dapatkan data dari Kalau saya dapatkan data dari ITC, International Trade Center, ITC, International Trade Center, atau dari perusahaan lainnya, waduh enak sekali 20 tahun bisa saya dapatkan. Waduh enak sekali 20 tahun bisa saya dapatkan. Artinya Indonesia bisa ditertawakan dunia.

Iya ini bisa ditertawakan dunia kalau membiarkan ini. Kalau membiarkan ini terjadi Dulu dikata Bung Renal Kita diadukan Dulu ingat gak Bung Renard kita diadukan Mopnas itu. Momnas Wah Mopnas ya. Dulu masih Prof Yes Wahyu di Prakarsa masih ada. Kaisel Kamu jangan nekat Faisal kamu jangan nekat katanya.

Saya bilang ayo taruhan potong tangan Kita pasti kalah Ya kalah lah Saya bilang ayo taruhan potong tangan kita pasti kalah. Ya kalah lah. Karena WTO kan ahli-ahli peragangan internasional, Ahli-ahli Ahli macam-macam ahli macem-macem.

Ketika kita memberikan Ya gak bisa disogok gitu Kesempatan pada mobil Korea Kia untuk membuat Teman-teman namanya Timor di sini kita aku sebagai populasi nasional dan kemudian kita di zoo oleh negara-negara produsen otomotif di WTO di Adili kita agak mirip itu bebas ya Itu kira-kira agak mirip gitu Karena dulu Timor itu bebas PPNBM Dan biar masuk ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya Sehingga harga Timor waktu itu kalau saya tidak salah itu 40 juta Sementara yang setara dengan itu 80-100 juta Nah ini juga mirip seperti Unfair competition Dan itu masih ada Dan itu masih ada Pilihan ya timur, Pilihan ya timur, ya orang kalau nggak mau ya masih ada pilihan. ya orang kalau nggak mau ya masih ada pilihan. Kalau ini nanti nggak ada pilihan. Kalau ini nanti nggak ada pilihan.

Ya kan prohibitif tarif. Ya kan prohibitif tarif kan. Karena tarif isu pilihan tinggi ya nggak mungkin kita impor.

Karena tarifnya sedemikian tinggi, nggak mungkin kita mengimpor. Jadi kita harus beli yang mahal. Jadi kita harus beli yang mahal itu.

Harus beli yang mahal. Beli yang mahal. Nah, yang efeknya itu luas. Keperdagangan, transportasi, pergudangan, retail, distributor. Oh itu ratusan ribu, mungkin jutaan, betul.

Dan rumah, akhirnya rumah. Jadi mahal, gimana kita mengendalikan inflasi itu, gitu, kalau begitu. Jadi ini adalah satu hal yang mencengangkan memang.

Jadi ini adalah satu hal yang mencenangkan. Jadi yang dilaporkan dalam KD itu hanya representing 26 persen. Yang dilaporkan dalam KDI itu hanya representing 24, eh 26 persen.

Dan Asaki ini pengurusnya ini profesional atau juga pelaku usaha? Dan Asaki ini, pengurusnya ini profesional atau juga pelaku? Ya, owner pelaku. Oh, owner juga.

Owner juga. Owner. Tapi perusahaannya dia ikut nggak di situ, Tapi perusahaannya dia ikut nggak di situ tanah tangan? ternyata?

Ikut. Ikut. Ikut tanah tangan di situ? Atas nama Asaki karena Asakinya punya perusahaan juga.

atas nama Asaki karena ketua Asaki punya perusahaan juga yang mengadukan dan kemudian menggunakan tangan sejumlah menteri atau sejumlah pejabat untuk kemudian mendesak pemerintah Punya perusahaan juga. Jadi... Dan kemudian menggunakan tangan sejumlah menteri atau sejumlah pejabat untuk kemudian mendesak pemerintah agar menerapkan biar masuk anti dumping itu. Yang paling nyata itu Emul Doko lah.

Yang nyata itu ada pola, Padahal ada semacam memo begitu-begitulah untuk menteri-menteri yang terlibat. ada semacam memo begitu-begitulah. Menteri-menteri yang terlibat misalkan untuk cepat, Misalkan untuk cepat, itu cepat. itu cepat. Dalam injury time ini.

Ya, Nah sekarang ada di tangan Menteri Keuangan. sekarang itu uangan. Nah harapan saya ya janganlah di masa akhir ini justru yang memori yang ditinggalkan itu yang jelas.

Harapan saya janganlah di masa akhir ini justru memori yang ditinggalkan itu yang jelek. gelek ya tutuplah dengan manis gitu tidak ada yang macam-macam ya kita tinggal berharap karena yang supporter utamanya Menteri Perdagangan ini kita tahulah di perdagangan bagaimana perindustrian Tutuplah dengan manis gitu, tidak ada yang macem-macem. Kita tinggal berharap karena yang supporter utamanya menteri perdagangan ini. Perindustrian harusnya di tengah dia, harusnya di tengah dia ya dia ingin menciptakan industri yang sehat dong gitu kan kemudian eh dia ingin menciptakan industri yang sehat dong, kemudian menko, Kementerian Menko, menko perekonomian.

Menko Perekonomian, lebih Eselon I ya, Di Eselon 1 ya, kan menterinya tidak terlibat lah. kan menterinya tidak terlibat lah. Ini kan rapat-rapatnya itu Eselon 1, Ini kan rapat-rapatnya itu Eselon I, rapat interdep, rapat Interdep, apa ada semacam rapat Pleno.

rapat pleno. Besok kalau tidak salah ada rapat pleno juga tentang tarifnya ini, Besok kalau tidak salah ada rapat Pleno juga tentang paritnya ini. Rapat Pleno di Koko. rapat pleno di keuangan gitu ya. Jadi sebetulnya banyak sekali yang...

Jadi sebetulnya banyak sekali yang mempertanyakan. mempertanyakan inkonsisensi yang terjadi. bahkan inkonsistensi yang terjadi.

Saya dihubungi juga oleh kooperasi, Saya dihubungi juga oleh operasi, mereka baru saja mengambil kredit ratusan truk untuk import ini. mereka baru saja mengambil kredit ratusan truk untuk import ini. Terus tiba-tiba mereka mendengar, Terus tiba-tiba mereka mendengar, kalau ini dilakukan dengan cepat, kalau ini dilakukan dengan cepat, ini saya nganggur nih, ini saya nganggur nih. tiga ratusan supir ya nanti menyerempet ke sektor keuangan dan lain sebagainya pergudangan itu baru satu baru satu kelompok itu belum yang lain begitu ya tentu saja ada juga sebetulnya mereka itu sudah tiga ratusan supir, nanti menyeramkan ke sektor keuangan, dana sebagainya, permudangan. Itu baru satu, baru satu kelompok, belum yang lain.

Itu ada juga sebetulnya mereka itu sudah dapat semacam perlindungan, Pelindungannya, ya safety. safeguard. jadi beda safeguard sama anti dumping kalau anti dumping kan terkait dengan persaingan tidak sehat unfair trade practices kalau safeguard kita dalam keadaan darurat kalau cap pembayaran kita memburuk, Safeguard, artinya sudah ada biaya masuk tambahan juga ya? Nah, kan beda safeguard sama anti-dumping. Anti-dumping kan terkait dengan persaingan tidak sehat.

Ya, kita membalas, kita memberikan. Kalau safeguard kita dalam keadaan darurat, untuk macam pembayaran kita memburu. Jadi kita tuh mengamankan, jadi kita tuh mengamankan, nah jadi kalau safeguard itu sudah diterapkan beberapa tahun yang lalu 23 persen. nah jadi kalau safeguard itu sudah diterapkan beberapa tahun yang lalu 23% 23% 23% Udah lumayan besar. 23 persen, Tapi setiap tahun harus turun.

tapi setiap tahun harus turun. Harus turun ya. Sekarang tinggal 13 kalau saya tidak 13. Sekarang tinggal 13. Terus tadi subsidi gas Terus tadi subsidi gas.

Pemerintah juga sudah cukup responsif gitu. Pemerintah juga sudah cukup responsif Cukup menanggapi. Untuk menolong industri dalam negeri Tidak berarti bahwa kita tidak peduli Kita peduli dan kalau memang terbukti Tidak berarti bahwa kita tidak peduli. Kita peduli dan kalau memang terbukti. Ayo kita rumusnya sudah ada semua.

ayo kita rumusnya sudah ada semua jadi sebetulnya template-nya sudah ada tinggal masukin-masukin data keluar tarif yang ideal berapa optimum tarif yang jadi kita tidak bisa dengan angka tadi ujuk-ujuk 200% deh eh jangan deh 100 eh 40 deh dan Jadi sebetulnya template-nya sudah ada. Tinggal masukkan data. Keluar tarif yang ideal berapa. Optimum tarif yang sesuai. dengan aturan nggak bisa bukan tawar-tawaran dan itu ini kan yang terkena kan perusahaan perusahaan pengekspor diteliti kan disurvey itu ini kan yang terkena kan perusahaan perusahaan pengekspor diteliti kan di survei itu perusahaan peneliti capikul itu ke perusahaan peneliti tapi kalau sekarang itu empat puluhan persen semua gitu tadinya itu bervariasi sekali nah kalau anti dumping ini bervariasi dari satu perusahaan Kalau sekarang itu 40-an persen semua gitu.

Padahal itu bervariasi sekali. Nah kalau anti-dumping ini bervariasi dari satu ke lain perusahaan. Kalau lain perusahaan kan harganya beda-beda, Karena harganya beda-beda.

kualitasnya beda-beda juga kan. Kualitasnya beda-beda juga kan. Nah kalau safeguard memang pukul rata.

Nah kalau safeguard memang ukur rata. Karena ini kan balance of payment problem, Karena ini kan balance of payment problem. unemployment, Unemployment.

seperti yang terjadi pada tekstil. Yang terjadi pada tekstil. Tekstil udah keluar. Tekstil udah keluar.

Saya sebetulnya agak-agak lucu. Saya sebetulnya agak-agak lucu ya. Karena yang pertama kali komplain itu belakangan ini adalah produsen tekstil. Karena yang pertama kali komplain itu belakangan ini adalah produsen tekstil.

Tekstil, produksi tekstil kena PHK, Produksi tekstil, produk tekstil kena PHK, berat, berat segala macam, segala macam. Jadi mereka minta ada perbaikan, jadi mereka minta ada perbaikan, kemudian juga melarang import para pendegang ketakutan barangnya disita. kemudian juga melarang import para pedagang ketakutan. barangnya disita.

Tapi yang keluar duluan dari ganti ini adalah keramik, Tapi yang keluar dulu adalah... bukannya tekstil. Ini bagi saya juga lucu. Jadi masyarakat yang udah disita-sita tekstilnya, para pedagang banyak yang mengeluh. Kan barang saya beli, Pak.

Bukan saya nyeludup. Saya nggak tahu yang nyeludup siapa. Terus kemudian kami yang kena keramik, bukannya tekstil dulu yang diselesaikan. Nah kalau tekstil kan tidak ribut ya. Nah kalau tekstil kan tidak ribut ya Karena apa?

Karena apa? Nyata sekali pasat mata Nyata sekali kasat mata kalau kita beli produk dari... Kalau kita beli produk dari China itu Udah tau Jauh lebih murah.

Dan memang China ini membuat barang secara murah sekali dengan mereka mempunyai skala produksi yang besar dan mungkin juga ada hal-hal tertentu yang mereka lakukan. Dan memang China ini membuat barang secara murah sekali Dengan mereka mempunyai skala produksi yang besar Dan mungkin juga ada hal-hal tertentu yang mereka lakukan Ya mungkin ada yang analisis Ada yang analisis, betul, Betul, tapi kita kan harus dibuktikan tapi kita harus dibuktikan. Analisi, wah ini kita jadi Oh ini kita jadi limpahan.

jadi limpahan produk-produk China karena perang dagang dengan Amerika dan Eropa. Kelebihan produksi. Dendam dagang dengan Amerika dan Eropa.

Tapi kita harus buktikan. Kita harus buktikan. Buktikan, Harus survei, harus survei, harus datang ke Bapak.

harus datang ke pabrik. Bila produksi mereka berapa, Biaya produksi mereka berapa. Amerika, mereka jual berapa. Eropa, Eropa.

jual berapa, Aturan mainnya sudah jelas. tidak bisa sembarangan. Atau diteliti lagi, Atau diteliti lagi misalnya tahun 2024 ini terjadi pengangguran masal di tekstil misalnya, misalnya tahun 2024 ini terjadi pengangguran masal di tekstil, direview safeguard-nya lagi. direview safeguard-nya lagi. Karena safeguard itu lebih mudah ya, Karena safeguard itu lebih...

mudah ya, nggak usah perswep-perswep perusahaan, jadi akan lebih general perusahaan. jadi lebih general, nggak perusahaan gitu kan, Lebih bisa kita kontrol karena kita melihat sendiri mahal juga. Kita kontrol karena kita melihat sendiri kenyataan di dalam negeri, ke nyata di dalam negeri dan kemudian kita mengambil langkah untuk melindungi industri dalam negeri semacam itu jadi ini rupanya yang dimaksud seperti pesilat mabuk begitu ya ini percakapan dua orang yang dan kemudian kita mengambil langkah untuk melindungi industri. Betul, betul.

Jadi ini rupanya dimaksud seperti pesilat mabuk begitu ya, nanti harganya. Aduh. Ini percakapan dua orang yang Bang Faisal ini adalah pengajar international trade sedangkan saya pengajar international marketing jadi saya juga agak paham Bang Faisal ini adalah pengajar international trade. Saya pengajar di threshold marketing.

Oh, pernah BPN juga kan? BPN juga kan saya pernah menjadi kepala BPN dan saya tahu tahu juga misalnya makanya saya ketawa ketika dikatakan ini tidak akan berhasil Saya pernah BPN. Tahu dinamikanya. Makanya saya ketawa ketika dikatakan ini tidak akan menaikkan harga. akan menaikkan harga.

Dalam beberapa rilis kami pernah membaca bahwa rencana pusat yang Bopabrik itu jualan. Dalam beberapa rilis, kami pernah membaca bahwa rencana perusahaan yang GoPublic itu menjanjikan kepada pembayaran saham akan menaikkan harga, Menjanjikan kepada pembahasan akan menaikkan harga, sehingga menjanjikan keuntungan di baca depan. sehingga menjanjikan keuntungan di masa depan. Tapi ketika alasan ini katanya tidak menaik harga, Tapi ketika alasan ini katanya tidak mau naik harga.

jadi ini memang banyak hal yang saya kira pemerintah harus waspada. Jadi ini memang banyak hal yang saya kira pemerintah harus waspada. Jangan memberi kesempatan yang salah. Ya kan logikanya... Mereka tidak bisa bersaing karena harga mereka lebih mahal.

Mereka tidak bisa bersaing karena harga mereka lebih mahal karena separohnya ada kompetitor impor, Karena separohnya ada kompetitor import. Kalau import tidak ada ya mereka. kalau impor tidak ada ya mereka teruasa ya menari-nari, mereka leluasa untuk memproduksi dengan tidak efisien. menetupkan sendiri harganya, dengan tidak efisien dan sekali kita di blacklist gitu ya waduh akan cemer gitu, Dan sekali kita di blacklist gitu ya, waduh akan cemar kredibilitas.

kredibilitas karena perdagangan internasional ini trust kan, Karena perdagangan internasional ini trust kan penting sekali. penting sekali orang tidak mau lagi Orang nggak mau lagi dagang-dagang dengan kita karena tidak ada kepastian. lagi dengan dagang dengan kita karena tidak ada kepastian tuh ya ada juga alasan Nah ada juga alasan, Anda tahu dalam kasus porcelain ini Anda tahu dalam kasus porselain ini, waduh ini menurut saya, Oh ini mendorong agar investor China masuk ke Indonesia lho Hai kalau itu kenapa kita tidak membenahi industri di dalam negeri gitu ya kita benahi apa kurangnya pasokan gasnya dibereskan ya ekonomi dibereskan logistik kosnya dikurungkan jadi satu kesatuan ekosistemnya dorong agar investor China masuk ke Indonesia. Loh, kalau itu kenapa kita tidak membenahi industri di dalam negeri? Kita benahi apa kurangnya?

Pasokan gasnya dibereskan, high cost economy dibereskan, logistik costnya diturunkan. Jadi satu ekosistemnya bukan pabriknya aja ya? bukan pabriknya aja ya investasi asing, Jangan investasi asing, investasi asing tapi ya pemain lokal. investasi asing tapi ya pemain lokal kita inginkan pemain lokal yang bergairah saya jadi teringat dengan sebuah kasus ini menarik sekali tentang bahan baku obat ketika kita tidak bisa mendapatkan bahan baku obat selama covid maka kemudian kita berpikir TKDN kita perlu membangun ketika Kita inginkan pemain lokal yang bergairah.

Saya jadi teringat dengan sebuah kasus ini menarik sekali tentang bahan baku obat. Ketika kita tidak bisa mendapatkan bahan baku obat selama COVID, maka kemudian kita berpikir TKDN kita perlu membangun. Ketika kawan-kawan membangun industri obat dalam negeri, kawan-kawan membangun industri obat dalam negeri, bahan baku obat, bahan baku obat ternyata harganya, ternyata harganya, costnya adalah 1,5 juta dolar. kosnya adalah 1,5 juta dolar 1,87 sedangkan China bisa produksi 1 dolar. 87, sedangkan China bisa produksi 1 dolar saya tanya kenapa tidak bekerjasama TKDN kita ingin punya sendiri tetapi yang menarik lagi adalah saya tanya berapa kapasitas produksi Anda di Saya tanya kenapa gak kerjasama?

Oh spirit kita TKDN, kita ingin punya sendiri. Tetapi yang menarik lagi adalah saya tanya berapa kapasitas produksi Anda? Nah terus dia katakan di China Pak mereka produksinya 22 kali kita.

China pak Produksi nya 22 kali kita, 22 apa sih? 22 apa? 22 ribu kali dari kita saiznya.

22 ribu kali dari kita, saiznya. Sedangkan kita bikin iseng-iseng, Sedangkan kita bikin iseng-iseng, kecil-kecilan. kecil-kecilan. Sehingga kemudian tetap saja tidak bisa bersaing. Sehingga kemudian tetap saja tidak bisa bersaing.

Jadi memang harus berdasarkan kajian, Jadi memang harus didasarkan kajian. seberapa besar, Seberapa besar, seberapa strategis, seberapa seram. strategis, bagaimana cara. bagaimana kita membangunnya.

Nah bukan dengan mau blokade kan, tapi oke skala kita masih rendah, kasih waktu kesempatan berapa? 5 tahun. Jangan terlalu lama. itu sudah balik masih menyusui.

Gak benar gitu, Benar, bisa dihitung kan. bisa dihitung kan, Nah, gunakanlah insentif, gunakanlah insentif, jangan hukuman. jangan hukuman. Insentifnya apa? Insentifnya apa? Oh, Oh, kalau dia memproduksi bahan baku obat, kalau dia memproduksi bahan baku obat, di Indonesia dapat tax holiday gitu kan. di Indonesia dapat tax holiday.

Seperti itu kan, industrialisasi. Kita gak ada sih strategi industrialisasi. kita gak berpikir industri kita berpikirnya pabrik satu-satu datang cari target targetnya mendatangkan investor senilai sekian tidak berpikirkan satu kesatuan Kita berpikir pabrik. Satu-satu datangnya cari target, targetnya mendatangkan investor semilai sekian, tidak berpikirkan satu-satuan sehingga tidak efisien. Sehingga tidak efisien.

Faktanya kan tidak ada yang praktis, Tidak ada yang datang ke manufaktur. tidak ada yang datang ke manufaktur, Akhirnya family business jadi yang masuk. akhirnya family business jadinya yang masuk, jadi nggak jelas. Jadi tidak jelas. Pak Faisal, Bang Faisal ada hal yang lain yang menarik.

ada hal yang lain yang menarik, Tadi Anda sebutkan bahwa bagi China Indonesia tidak penting. tadi Anda sebutkan bahwa bagi China, Indonesia tidak penting. Tapi bagi kita China itu penting.

Bagi kita China itu penting Dari segi perdagangan ya Dari segi perdagangan. Nah kemudian menarik sekali ini yang bersurat dari China itu memang bukan pemerintah China. Nah kemudian menarik sekali Ini yang bersurat Dari China itu memang bukan Pemerintah China yang bersurat itu adalah Yang bersurat.

itu adalah dari CCCMC. Dari CCCMC Itu semacam kamar dagangnya Itu semacam Kamar dagangnya China. Jadi kumpulan para pelaku usaha yang bersurat dan kemudian ditembuskan kepada enam kementerian kalau tidak salah di Indonesia. Jadi kumpulan para pelaku usaha yang bersurat dan kemudian ditembuskan kepada 6 kementerian kalau tidak salah di Indonesia.

Mereka mempersoalkan dari mana dapat margin dumping angka setinggi itu. Mereka mempersoalkan dari mana dapat margin dumping angka sepinggi itu. Mereka sudah mempersoalkan sebetulnya.

Mereka sudah mempersoalkan kementerian. Tapi kelihatannya menteri-menteri, Tapi kelihatannya menteri-menteri kementerian diam-diam saja tuh? kementerian diam-diam saja tuh. Ya tinggal kementerian keuangan ini.

Ya tidak, Kementerian keuangan bisa me... kementerian keuangan ini. Saya sebetulnya sebelumnya terlibat juga dalam kasus hampir serupa untuk bahan baku stainless Ya. Sebelumnya terlibat juga dalam kasus hampir serupa untuk...

Stainless Steel steel. Jadi Jadi, oke, Indonesia sudah punya pabrik standar steel, Indonesia sudah punya pabrik Stainless Steel Tingsan, Tingsan Tingsan itu tidak memproduksi tapi Tingsan itu tidak memproduksi yang spesifikasinya sama dengan kebutuhan di dalam negeri. Yang spesifikasinya sama dengan Kebutuhan di dalam negeri Ada satu perusahaan yang memproduksi tapi tidak kompetitif namanya Jindal di Surabaya itu.

Ada satu perusahaan yang memproduksi tapi tidak kompetitif namanya Jindal di Surabaya. Nah Jindal yang aplikasi, Nah Jindal yang aplikasi, konakan biaya anti dumping juga ratusan puluh. karena kan dia anti dumping juga. Dia propus.

100% juga, Dia propus. proposed. Tapi waktu itu lewat Tapi waktu itu lewat Pak Luhut, Pak Luhut, lewat lewat Marine Fest, Marinvest.

Itu very controversial juga. very controversial juga, tapi Tapi kemudian keuangan. Kementerian Keuangan mengembalikan surat dari perdagangan, Ngembalikan surat dari perdagangan. tolong di awal seusung, Tolong di awal seusah ini tidak realistis.

ini tidak realistis karena ya dilihat, Karena ya dilihatkan Jindal memang pemain besar di dunia. Jindal memang pemain besar di dunia, tapi untuk case pabriknya di Surabaya, Tapi untuk case pabriknya di Surabaya. itu teknologinya udah tahun Itu teknologinya udah tahun 60-an. Karena dibeli dari perusahaan.

60-an karena dibeli dari perusahaan Jindal belinya dari Jindal belinya dari Mas Pion dan kita tanya Mas Pion. Oke. Dan kita tanya Pak Ali Markus. Pak Alim Markus kenapa dijual?

Kenapa dijual? ya karena udah tidak hien dia juga dulu belinya bekas jadi puluhan tahun sudah ya itu semuanya dibebankan, Ya kan? Karena udah obsolete. Dia juga dulu belinya bekas gitu.

Jadi puluhan tahun sudah. Jadi masalahnya efisiensi sebetulnya. betul nah yang kalau itu dilaksanakan itu yang namanya pabrik Nah yang kalau itu dilaksanakan, itu yang namanya pabrik yang menggunakan stabilisasi di Indonesia teriak lah kan. yang menggunakan stainless di Indonesia teriak lah kan bahan bakunya dinaikkan oleh produsen di dalam negeri ini nah itu diminta di telah ulang atap tapi tidak dilakukan telah ulang itu akhirnya ya udah kedaluarsa kedaluarsa Bahan bakunya dinaikkan oleh produsen di dalam negeri ini.

Nah itu diminta ditelahulang, tapi tidak dilakukan telahulang itu. Nah ini dia ya. Tapi dia masuk anti-damitir jadi diterapkan juga ke dalawarsa.

tidak ini juga ada kedaluarsanya kan karena Hai eh dalam rapat-rapat antar depi itu dipertanyakan Ini juga ada ke dalawarsanya. Karena dalam rapat-rapat antar dep itu dipertanyakan, tidak bisa dijawab. Tidak bisa dijawab Kan ada kementerian-kementerian yang lebih Independent gitu ya Kan ada kementerian-kementerian yang lebih independen. Ini kok bisa begini Itu kok bisa begini, kok metodologinya sama, Metodologinya sama Kok hasilnya berubah kok hasilnya berubah.

Bum, Wung Seperti roll cost bum, gitu seperti roll cost. Ini pasti tawar-tawaran ini pasti tawar-tawaran dan tidak boleh apalagi ini injury time apalagi saat ini injury time Dan tidak boleh metodenya tawar-tawaran Apalagi ini injury time ya Pak Faisal Bang Faisal dalam situasi seperti ini kan akan ketika menjadi sangat politis dan pelaku usaha kemudian bisa mendompleng menggunakan cara-cara seperti ini berarti sekarang ada semacam kebutuhan dalam Dalam situasi seperti ini kan Akan ketika menjadi sangat politis Dan pelanggung usaha kemudian Bisa mendopeng Menggunakan cara-cara seperti ini Berarti sekarang ada semacam kebutuhan Dalam kontrol sistem kita Yaitu kebutuhan untuk Menurut saya kontrol sistem kita yaitu kebutuhan untuk memperbaiki Mempunyai tim pengkaji yang independen dan impartial. Punyai tim pengkaji yang independen dan impartial Sehingga kemudian bisa memperjuangkan sesuatu yang penting bagi bangsa ini.

Sehingga kemudian bisa memperjuangkan sesuatu yang penting bagi bangsa ini Apakah kira-kira seperti yang dilakukan oleh Kadi ini kita perlu kajian independen? Apakah kira-kira seperti yang dilakukan oleh Kadi ini kita perlu kajian independen? Kalau seperti ini, Kalau seperti ini Kadi bisa saja dibawa perintah oleh menterinya kan Menterinya mengatakan, Kadi bisa saja dibawa perintah oleh menterinya kan. Menterinya mengatakan udah turutin aja saya sekian.

udah turutin aja saya sekian Kemudian yang terjadi orang membuat adalah kajian itu adalah pembendaran Kemudian yang terjadi orang membuat adalah kajian itu adalah pembenaran. Bukan kebenaran. Bukan kebenaran.

Ya saya bertemu dengan petinggi kementerian keuangan ya bukan menteri yang tanggung jawab mengurusi begini-begini ini dia bilang, Ya saya bertemu dengan petinggi kementerian keuangan yang nama Menteri yang nama jawab. oh kita tidak akan terima begitu saja bang, Kita tidak akan terima begitu saja bahwa kita akan bikin kajian sendiri. kita akan bikin kajian sendiri. Itu satu itu.

Terus satu itu, Kedua, kedua saya juga pernah ada kasus, saya juga pernah ada kasus udah cukup lama tapi sebatu bara dulu dikenakan via ekspor. cukup lama tapi, sebatu bara dulu dikenakan via ekspor. Via ekspor, baik dipertangan dengan aturan yang masa lalu itu, bertentangan dengan aturan yang masa lalu itu kemudian saya bikin kajian independen diserahkan ke Kementerian Keuangan ke Menteri Keuangan kemudian...

Saya bikin kajian, independen, diserahkan ke Kementerian Keuangan, Kementerian Keuangan tidak merasa puas dari kajian saya saja. Menteri Keuangan tidak merasa puas dari kajian saya saja lembaga penelitian lain diminta untuk melakukan kajian yang sama, Lembaga pendidikan lain diminta untuk melakukan kajian sama, hasilnya sama baru tang, hasilnya sama, ortang, putus, putus SKB-nya, ada SKB SKB-nya ada SKB. SKB dulu SKB, SKB-nya dibatalkan, sama dicabut, dibatalkan. cabut.

Nah inilah, Nah caranya yang bagus seperti itu. ini masyarakat ilmiah sudah terbiasa dengan mixed method. Ini masyarakat ilmiah sudah terbiasa dengan mixed matter. Jadi kalau kita tidak percaya dengan data kuantitatif, Jadi kalau kita tidak percaya dengan data kuantitatif, kita perlu survei lagi atau riset lagi data kualitatif.

kita perlu survei lagi atau bisa lagi data kualitatif. Betul. Kita perlu lagi pandangan lain.

lagi pandangan lain, kita dalami tadinya wawancara kita pakai probing atau kita perlu data lagi yang lebih ini untuk mengambil keputusan jadi tentu tidak bisa terburu-buru dan kita juga harus menjaga marwah bangsa kita supaya tidak mengambil keputusan dadahkan dan akhirnya menjadi tertawaan dunia, Pemacara kita pakai probing, atau kita perlu data lagi yang lebih untuk mengambil keputusan. Jadi tentang betul tidak bisa terburu-buru dan kita juga harus menjaga marwah bangsa kita supaya bisa mengambil keputusan dadakan dan akhirnya... kemana Faisal Basri, kemana Renat Kasali mendiamkan ini semua ya, Kita tidak punya kepentingan apa Kita ya akademis pakai data datanya kalau ada yang Akademis pakai data Datanya kalau ada yang meminta Kita kasih Mereka minta kita kasih, Mereka hitung dengan data yang sama Hasilnya sama Karena kita tidak manipulatif Pak mereka hitung dengan data yang sama, hasilnya sama. Karena kita tidak manipulatif.

Pak Faisal, Faisal Kita kan selalu disini ngopi Kita harus pesan kopi dulu kita kan selalu di sini ngopi nih. Kita harus pesen kopi dulu. Bisa pesan kopi disini Bisa pesen kopi di sini.

Black coffee, Black coffee. americano, tidak pakai gula. Saya ikut, Saya ikut, saya teman Ibu Faisal. saya teman di Bang Faisal.

Terima kasih. Jadi Ibu Faisal, Jadi Bang Faisal, jadi menarik ya kalau kita lihat seperti ini, menarik ya kalau kita lihat seperti ini. Memang pemerintah harus waspada dan jangan membuat Indonesia bisa ditertawakan dunia.

memang pemerintah harus waspada dan jangan membuat Indonesia bisa tertawa. Karena pelaku-pelaku usaha bisa, Usaha bisa, siapa saja bisa mengusulkan angka semau mereka. siapa saja bisa mengusulkan angka semua mereka.

Iya, iya. Dan ini bisa merugikan masyarakat. Dan ini mulai, orang-orang masih ingat dulu kita ada East of Doing Business kan? Mas Imet dulu kita ada ease of doing business.

Iya, Iya, iya. iya. Nomor 104. 40an kalau bisa, Indeks tentang kemudahan berusaha. kemudian berusaha. Dan Pak Jokowi minta Indonesia 40 besar.

Dan Pak Jokowi minta Indonesia 40 besar dunia, Jadi artinya kita lebih baik, dari seratusan. lebih baik. Semua membaik, Semua membaik, hampir semua membaik.

hampir semua membaik. Getting electricity, Getting electricity, di zinan, rezinan. Dapetin kredit Itu makin mudah Luar biasa dapetin kredit, itu makin mudah.

Tapi ada satu Tapi ada saat perdagangan lintas negara. Perdagangan lintas negara Ditas negara, Baik ekspor maupun impor Restriksi kita oke. Baik ekspor maupun ekspor restriksi kita itu dari nomor sekian puluh jadi seratusan.

Itu dari nomor sekian puluh Jadi seratusan Jadi semua membaik, Jadi semua membaik trading across the board across the board. Oh itu parah. Oh itu parah Jadi memang kita ini makin Jadi memang kita ini makin restriktif, Restriktif Makin banyak aturan makin banyak aturan-aturan yang menghambat. Aturan yang menghambat Marangan ekspor Halangan ekspor, ekspor, kita bisa diskusikan case by case ya, kita bisa diskusikan case by case ya.

tarangan ekspor dibolehkan, ekspor dibolehkan asal alasannya justifiable jadi misalnya ini apa asal alasannya justifiable, jadi misalnya strategis, strategis, kepentingan nasional, kepentingan nasional defense, defense gitu-gitu, gitu-gitu ada ruangnya, ada ruangnya semua ada, semua ada tapi argumennya harus pas harus pas, tapi argumennya harus pas gitu, harus pas. ya kalau terbukti misalnya di W2I, Kalau terbukti misalnya di WTO ini hanya bukan kepentingan negara, ini hanya bukan kepentingan negara, tapi kepentingan segelit kan kita malu, tapi kepentingan segelintir, turunkan kita. sangat malu kan dan nanti muncul dalam kajian-kajian dalam jurnal-jurnal dan mahasiswa kita di dunia internasional juga membaca itu kemudian akhirnya kita kembali lagi dipandang seperti kasus Nikol gitu malu itu betul wih Ya seperti kasus nikel itu kan, wah Masya Allah hampir tiap minggu wartawan dari seluruh dunia, Masya Allah hampir tiap minggu wartawan dari seluruh dunia, dari China sekalipun, dari China sekalipun, meliti dari China ngobrol sama saya itu jadi memang laboratorium buat studi. peneliti dari China ngobrol sama saya itu jadi memang laboratorium buat studi.

Dan ada satu yang saya surprise, Dan ada satu yang saya surprise, ada satu lembaga pemerintah, ada satu lembaga pemerintah. bukan, bukan, di UMN saya sebut aja lah mudah-mudahan gak marah ini BUMN, ya saya sebut aja lah mudah-mudahan enggak marah ini. LKBN Antara, ADN Antara Antara kan gak korporasi gitu Antara itu undang saya awal September nanti topiknya bukan outlook gitu tapi three practices jadi di Surabaya itu acaranya Antara kan udah ada korporasi gitu ya, Antara itu ngundang saya awal September nanti, topiknya bukan outlook gitu, tapi trade practices gitu.

Jadi di Surabaya itu acaranya itu mereka mempertemukan para pelaku-pelaku perdagangan itu. itu mereka mempertemukan para pelaku-pelaku perjalanan itu ...nasional itu. ...nasional itu. Nah, Nah, jadi sudah jadi concern ini, jadi udah, sudah jadi concern ini, restriction-restriction sini, restriction-restriction ini, dan menciptakan ketidakpastian. dan menciptakan ketidakpastian.

Jadi kita sebelumnya kan tiba-tiba dilarang ekspor batu bara, Jadi, kita sebelumnya kan tiba-tiba dilarang... masih ingat nggak, Bung Lennart? Kalau dilarang ekspor minyak CPO sehingga menimbulkan kokisruhan dan sampai kawan saya, CPO ya ya makasih apa kawan mengeringat juga lah, kawan kita sama-sama jadi korban, rinciwe gitu ya.

Padahal dia apa semua, semua ya semua ya semua Pak Presiden yang mengumumkan mulai besok dilarang ekspor CPO, Pak Presiden yang mengumumkan mulai besok dilarang ekspor CPO. yang rugi semua. Itu rem mendadak itu.

Rem mendadak. Yang rugi semua, Rugi semua petani. petani rugi karena mereka nggak ada yang menampung CPO-nya. Rugi karena mereka nggak ada menampung CPO-nya.

Tanki udah penuh semua karena tidak bisa diekspor. Thank you, udah penuh semua karena tidak bisa diekspor. Nah, Nah, tolong setiap kebijakan itu... tolong setiap kebijakan itu pakai evidence-based.

pakai evidence base gitu, Dan lebih komprehensif melihatnya. komprehensif. Jangan hanya melihat keuntungan.

Jangan hanya melihat keuntungan ini, ini, ini mencegah ini tapi secara keseluruhan ada itu, ini mencegah ini, tapi secara keseluruhan. Ada itu, metodenya ada, metodenya ada benefit cost analysis ada computable general equilibrium segala macam itu yang harus saya akui beberapa lembaga pemerintah itu meminta kami untuk melakukan kajian-kajian seperti itu, benefit cost analysis, ada computable general equilibrium, segala macam itu, yang harus saya akui, beberapa lembaga pemerintah, itu meminta kami untuk melakukan kajian-kajian seperti itu. Tapi saya tidak mau monitor dipakai atau tidak.

tapi saya tidak mau monitor dipakai atau tidak tapi harusnya itu dilakukan sebelum proyek atau kebijakan Tapi harusnya itu dilakukan sebelum proyek atau kebijakan itu diluncurkan. kebijakan itu diluncurkan, Jangan setelah gitu. jangan setelah gitu. Oh, udah ada nih kopinya. Ya, ya.

Baik, sudah datang kopi. Kita kopi dulu Bang Faisal. Kita kopi dulu Bang Faisal.

Ini pasti berhenti. Ini pasti merindukan. Baik Bang Baik Pak Faisal sebelum kita tutup tentu kita mengharapkan agar pemerintah sadar betul bahwa segala sesuatu yang terburu-buru ini bisa menimbulkan kerugian dampak yang besar apalagi kalau terburu-buru.

Faisal, sebelum kita tutup. Tentu kita mengharapkan agar... Kita sadar betul bahwa segala sesuatu yang terburu-buru ini bisa menimbulkan kerugian, dampak yang besar.

Apalagi kalau terburu-buru ada pihak yang selalu nyodok di belakang begitu. ada pihak yang selalu nyodok di belakang ini cepat putusin, Jadi cepat putusin, gak usah dikaji lagi ini setuju ini setuju padahal di belakangnya ada satu orang yang menikmati keuntungan mau saya dikaji lagi. Ini setuju, ini setuju, ini setuju.

Padahal di belakangnya ada satu orang yang melikmati. Dan tentu kita harapkan pemerintah tidak gegabah karena semuanya ini adalah demi kepentingan bangsa dan masyarakat kita yang ada yang satu punya usaha, Semuanya ini adalah demi kepentingan bangsa dan masyarakat kita yang ada yang satu punya usaha, yang satu punya pabrik, yang satu punya pabrik, yang satu punya perdagangan, yang satu punya perdagangan, yang satu punya truk, yang satu punya truk. yang satu punya warung, satu punya warung, yang satu punya konstruksi, yang satu punya konstruksi. Terkait satu sama lain. semua satu sama lain terkait.

Satu sama lain, terkait. Jadi kita harapkan para pendiri ya mereka. Jadi kita harapkan para pelaku usaha ini juga menahan diri ya, untuk tidak menggunakan tangan-tangan pemerintah untuk kepentingan mereka. Ayo kita restrukturisasi industri mereka mau transform ke dari keranik merah, Ya dan ayo kita restrukturisasi industri, mereka mau transform dari keramik merah ke porselen atau ke granit kemana.

ke porselen, ke tokong. Ranit kemana kita dorong, ayo kita dorong, apa masalahnya kita selesaikan gitu. apa masalahnya kita selesaikan gitu jangan di ujung-ujungnya proteksi yang berlebihan gitu, Jangan di ujung-ujungnya proteksi yang berlebihan. Dan ini kembali lagi ke zaman sebelumnya, eksesif kembali lagi ke zaman sebelumnya kita selalu menggunakan tangan-tangan pejabat untuk mengisi masing-masingnya baik Pak Faisal kemudian juga kita lihat tekstil juga perlu secara diberahi bukan semata-mata ramik dimana kita selalu menggunakan... tangan-tangan penjabat untuk kepentingan masing-masing.

Baik, Bang Faisal. Kemudian juga kita lihat tekstil juga perlu segera dibenahi, bukan semata-mata hanya keramik, kemudian juga industri-industri lain tentunya. Terima kasih banyak Terima kasih Terima kasih Harus melihat secara kompreatif.

semuanya. Terima kasih banyak Bang Faisal. Kita ngopi lagi setelah ini.

Makasih. Semoga pikiran jernih Bang Faisal Semoga pikiran jernih Bang Faisal bisa terus mewarnai kita semua dan kita tidak tergelincir karena kita berpikir ini baik, Bisa terus memwarnai kita semua Dan kita tidak tergelincir Karena kita berpikir ini baik Ternyata ini merugikan kita semua Kemudian alasan Retaliasi tadi ternyata ini merugikan kita semua, nama baik bangsa. Kemudian pembalasan, retaliasi tadi, dan akibatnya banyak pengangguran yang diciptakan. Karena ngangguran yang di cipta Betul Bukan karena bukan demi kemajuan, tapi malah pengangguran di sektor lainnya.

untuk kemalangan kurang. Terima kasih. sekali lagi, sukses selalu Bang Faisal dan stay relevant Terima kasih sekali lagi.

Terima kasih. Sehat selalu yang penting. Makasih Bang Faisal