Nadioka bangun pendopo Kang anca se kang gu pengeleng-eleng Kagem serono anak putu Ngerambok lakon ma kempal Ajaran bah samen pen tetap sempulor Samin Suro Sentiko adalah sosok orang desa yang lahir pada tahun 1859 di Belora, Jawa Tengah. Keberaniannya melawan pemerintah kolonial pada saat itu dan ajarannya tentang nilai-nilai kejujuran, kebenaran, serta kesederhanaan membuat Samin Suro Sentiko menjadi seorang pemerintah kolonial. menjadi patron masyarakat petani desa yang kuat hingga saat ini.
Bahkan dalam perjalanannya terbentuklah komunitas Sukodat Samin atau dikenal dengan segelurus sikep yang tersebar di Kebupaten Belora, Grobogan, Pati Kudus, Jawa Tengah, hingga ke Bojonegoro, Ngawi, Jawa Timur. Di tempat tinggal Mbah Samin Surosentiko dahulu di desa Kediren, kecamatan Randu Belatung, Blora baru saja didirikan pendopo Pangayoman yang berfungsi sebagai sarana berkumpulnya sedulur sikap dari berbagai daerah. Salah satu ajaran Mbah Samin yang masih dipegang teguh hingga kini adalah tentang nilai, kejujuran dan upaya menjadi manusia yang sederhana. Benar, baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Saya menyambangi sedulur sikap yang ada di Kabupaten Blora. Dari puluhan sedulur sikap yang ada di tempat ini, saya menemui pasangan salim dan suparmi. Keluarga ini masih memegang teguh ajaran adat samin. Mulai dari perkawinan yang tidak dicatatkan, warga yang tidak menempuh pendidikan formal, hingga mata pencaharian petani tradisional.
Saya sudah sampai di Desa Sumber, Kecamatan Keratenan dan saya akan menyambangi sedulur-sedulur sikep di sini dan saya akan melihat seperti apa keseharian sedulur sikep. Hai BG mengge-ge tepung ate mas pengarangnya saya Robby bisa ke saking Jakarta hai hai Intro Memasuki musim tanam seperti sekarang, sedulur sikap di Kabupaten Belora masih memegang teguh prinsip gotong royong. Mulai memasak di dapur yang dilakukan para ibu, hingga mengharap lahan pertanian dan menanam padi yang dikerjakan bapak-bapak.
Ya, saya bersama dengan sedulur-sedulur Sikep. Mereka masih kuat gotong royong seperti ini. Memang tidak semua aktivitas dilakukan secara transaksional mempekerjakan orang.
Tetapi masih ada hal-hal yang mereka lakukan secara bersama-sama seperti ini. Pasangan Salim dan Suparmi masih mempercayai adat Samin. Mereka menikah tanpa tercatat oleh pemerintah dan hanya dinikahkan oleh wali, yaitu orang tua mereka.
Anak-anak mereka pun tidak masuk sekolah formal. Mereka mengajarkan nilai-nilai adat Samin dan cara bertani sejak usia dini. Salim yang juga pendatang menceritakan bagaimana akhirnya menjadi bagian dari sedelur sikap yang masih menjalankan adat Samin. Pak Anikuloh, saya berhasil berjalan ke Jalur Morosebo. Saya tidak bisa berjalan ke Jalur Morosebo, karena saya tidak bisa berjalan ke Jalur Morosebo.
Dari Belora, saya kemudian melanjutkan perjalanan menjumpai sedulur sikep di desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kudus, Jawa Tengah. Tempat ini salah satu sesepunya adalah pasangan Wargono dan Siti Rahayu. Untuk menjaga tradisi dan adat sami, sedulur sikep selalu...
melakukan pertemuan atau jagong seminggu sekali setiap Sabtu. Hal ini bertujuan menyingatkan ajaran adat samin agar menjadi ucapan dan tindakan yang selaras. Saya pun meneruskan perjalanan lagi, menjumpai sederhana... yang ada di desa Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.
Saya berkumpul dengan anak-anak sedulur sikep yang ada di rumah Kendeng. Di tempat ini proses pendidikan anak-anak sedulur sikep tidak hanya dilakukan di rumah, tapi bersama-sama. mulai belajar berhitung, membaca dan menulis sejak usia dini. Saya mengajak anak-anak seluruh sikap belajar dan mereka terbuka untuk belajar banyak hal. Bahkan sudah ada buku yang dapat dibaca anak-anak.
Di Omah Kendeng, di Pundi Pudi, di Sinau. R, S, T, U, V, W, pada saat tertentu mereka di Omah Kendeng. Di pati ini mereka belajar bersama seperti ini, seperti belajar menulis aksara Jawa maupun belajar membaca maupun berhitung.
Itu saja yang mereka butuhkan, selebihnya mereka belajar bertani bersama orang tuanya. Coba, oh ya Pak. Wah, bagus banget. Gun retom menegaskan, bagi sedulur sikep cita-cita menjadi petani dapat diraih cukup dengan belajar dengan orang tuanya.
Kelebihnya mereka hanya butuh memperbaiki ucapan dan tindakan agar menjadi orang baik. Dan itu juga bisa didapat melalui pembelajaran dari orang tua serta bertemu dengan sesama sedulur sikep. Bagi setelur sikap itu kan kegayuhan, cita-citanya itu hanya ingin menjadi punya perilaku, becek, nol laku, dan bener nol ucapan. Untuk mencukupi kebutuhan.
Hidup hanya ingin menjadi petani Nah untuk belajar Menjadi petani cukup Bapak ibu Untuk belajar punya perilaku Dan ucapan yang baik Ya cukup sama bapak ibu Jadi tidak harus sekolah formal Berbeda di kebupaten lain, di Pati selain bertani, sedulur sikap berternak kambing dan sapi. Bahkan kotoran sapi di beberapa rumah sudah diolah menjadi biogas yang digunakan untuk memasak selain dengan kayu bakar. Aku runtuh-runtuh kembyak-kembyak kegeng dengan lakune Gelek tenggang segane, gelek tenggang oce Sehari bersama Sama sedulur sikep banyak sekali yang saya belajar sama sedulur-sedulur sikep. Ini menjadi refleksi buat kita semua bahwa belajar itu bisa dimana saja.
Robby Sofwan Amin Imam Muhairib Pati Jawa Tengah Salam Tindas