Beberapa waktu lalu mencuat kasus orang Indonesia yang menjadi pelaku pelecehan seksual berantai yang bernama Reinhardt. Kasus ini kemudian mendapatkan tentunya komentar dari netizen yang dimana Sebagian besar langsung memberikan level psikopat pada Reinhardt. Dan memang kemudian dikonfirmasi oleh pakar-pakar psikolog, psikiater, neuroscientist. Semua melihat adanya memang konfirmasi secara... gejala dari Rehat mempunyai suatu gangguan yang namanya Sosiopati, yang tentunya berkorelasi dengan psikopati.
Tapi tidak banyak orang yang betul-betul memahami apa itu psikopati. Dan mungkin juga lebih banyak lagi yang tidak tahu bahwa psikopati sebetulnya berada dalam suatu spektrum, di mana kutub-kutubnya adalah psikopati dan empati. Sejak tahun 1993, pendidikan Denmark mempunyai sebuah kelas yang namanya Sosiopati.
kelas empati. Hal ini kemudian kerap dikaitkan dengan fakta bahwa Denmark menempati tiga negara paling bahagia di dunia, menurut laporan PBB selama tujuh tahun terakhir. Dari situ banyak kemudian masyarakat Indonesia memperbincangkan haruskah pendidikan kita memasukkan kelas empati. Tapi lagi-lagi kita belum pernah membahas secara serius sebetulnya apa itu empati.
Dan tadi dalam kaitannya dengan spektrum bersama dengan kutub ujungnya. yaitu psikopati. Kali ini di Bedah Medis, Dr. Yu Hasan akan kupas tuntas mengenai empati dan psikopati.
Oke, empati dan psikopati. Seperti itu ada apa namanya, seperti dua kutub yang bertentangan. Apakah iya? Iya, betul. Tapi psikopati dan sosiopat itu identik sebetulnya.
Hanya bedanya adalah kalau sosiopat itu... itu dia tidak terencana melakukan aksi-aksinya itu tidak terencana sementara psikopat itu wah lihai banget menyembunyikan aksi-aksinya, nah sebetulnya psikopat itu apa sih? psikopat itu ini sejak tahun 9 tahun 96 pada saat yang namanya neuroscience mulai bergerak, mulai tumbuh dan kemudian berkembang secara pesat, manusia mulai tahu bagaimana cara otak itu bekerja, emosi manusia bekerja itu seperti apa. Nah yang disebut psikopat dan sosiopat ini pada dasarnya dia itu nir emosi dalam artian dia tidak bisa merasakan emosi orang lain.
Nir emosi dalam hal ini itu bukan orang psikopat itu enggak punya emosi, bukan dia. Dia tidak bisa merasakan emosi orang lain. Dalam hal ini emosi kesedihan.
Makanya orang psikopat itu gagal merasakan orang itu menderita kalau dia melakukan aksi-aksinya. Aksi-aksi jahatnya itu ya. Itu psikopat.
Jadi psikopat yang ada dalam otak psikopat itu apa? Rencana. Dan dia melaksanakan semua rencananya itu.
Rencana melaksanakan kejahatan itu. Itu adalah psikopat. Bahwa psikopat itu tidak mempertimbangkan perasaan.
Perasaan individu lain itu yang disebut niremosi. Karena dia tidak bisa merasakan emosi orang lain. Nah itu yang namanya empati.
Dia tidak bisa merasakan penderitaan orang lain. Kalau kemudian dia melakukan pembunuhan, dia melakukan pencurian, perampokan. Makanya pelaku-pelaku kejahatan berat itu pada umumnya adalah orang psikopat. Karena dia hanya memikirkan diri sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain.
Itu yang disebut psikopat. Nah di otak itu bagian mana? Orang psikopat dan yang lain. yang empati tadi itu.
Di otak kita itu ada struktur yang namanya amigdala. Itu bukan hanya manusia yang membuat kita survive. Memikirkan bagaimana kita bisa bertahan hidup, tidak peduli orang lain mati atau tidak, tidak peduli individu lain mati atau tidak.
Itu yang kita perlukan memang, supaya kita bisa bertahan hidup. Manusia pada perkembangannya, bukan hanya manusia sih sebetulnya, pada organisme-organisme lain seperti simpanse, terus kemudian bonobo, terus kemudian lumba-lumba. Itu dan...
Dan orang hutan itu berkembang itu. Orbito frontal cortex-nya itu. Pusat altruisme itu.
Pusat altruisme ini yang memungkinkan manusia, cimpanse, bonobo, orang hutan, dan dolphin ini menolong individu yang lain pada saat individu itu dalam bahaya. Bahkan sekalipun itu mempertaruhkan keselamatan sendiri. Nah, itu yang namanya altruisme. Altruisme itu...
itu mah rela berkorban. mengorbankan kepentingan sendiri untuk kepentingan individu lain. Dan ini yang membuat kita bisa berempati.
Tanpa orbital frontal cortex kita nggak bisa berempati. Individu-individu yang orbital frontal cortex-nya ini gagal. meng-inhibisi atau menghambat selvisnya almon tadi, disebut almigdala karena bentuknya kayak almon gitu, almigdala ini, dia akan cenderung psikopati dan empatinya itu terendah. Tapi sekali lagi, manusia itu enggak hitam, enggak berwarna.
putih abu-abu. Ada orang yang empatinya ekstrim, ada orang yang psikopatnya ekstrim. Ada nggak sih orang yang psikopatnya ekstrim sampai dia nggak punya bakat empati?
Ada. Ada. Yang begini ya dilatih juga nggak bisa. Dikurung aja dia diisolasi atau ya dioperasi.
Bisa? Bisa. Bisa nggak sih otak seseorang itu dioperasi untuk membangkitkan altruisme menekan? Bisa. Masalahnya kan adalah siapa yang punya otoritas untuk mengubah sifat seseorang?
Itu Itulah masalah tersendiri Kembali ke Altruisme dan Psikopati dan empati ini Kalau tadi dikatakan bisa gak sih Pendidikan itu Pendidikan empati ya mungkin Kelas empati bukan pendidikan itu latihan Seperti Olahraga itu kan bukan pendidikan sebetulnya Itu latihan Menyanyi itu mana ada pendidikan Menyanyikan gak ada itu latihan Kita perlu latihan Sama setiap orang Pak pada umumnya adalah punya bakat psikopat dan punya bakat empati. Punya. Tapi kalau misalkan dia ekstrim bergeser ke arah psikopat, ini yang bahaya. Tapi kalau dia, meskipun psikopat, kalau ada bakat-bakatnya dikit untuk empati, masih bisa dilatih.
Tapi kalau enggak ada bakat, yaudah dikurung saja daripada dia jadi masalah untuk sosial. Ini empati dan psikopati ini sebetulnya adalah masalah sosial. Pada saat satu individu berhubungan dengan individu lain. Istilah psikopati dan empati ini sebetulnya ada karena hubungan antara dua atau lebih individu.
Itu sosial, itu yang namanya perlu empati dan psikopati dan empati jadi isu yang penting. Tapi kalau sendirian ya hidup sendirian di gua ya nggak perlu empati atau psikopati, nggak perlu. Hanya saja empati dan psikopati ini pada saat kita berhidupan sosial maka Empati itu jadi penting Nah yang namanya kebahagiaan tadi Yang disebutkan di Denmark tadi Karena Denmark itu sekarang sudah Memakai standar Itu dasarnya adalah standar Kebahagiaan bukan kesejahteraan Jadi yang jadi ukuran Di negara-negara semacam Denmark Finlandia itu bukan Bukan lagi indeks kesejahteraan Tapi indeks kebahagiaan Nah sehingga Orang bahagia itu Bahagia bersama itu kalau saling Berempat empati itu bahagia bersama itu sehingga bagi orang Denmark bagi orang Finlandia juga itu kelas-kelas empati itu dijalankan bukan untuk pendidikan latihan itu kelas-kelas itu bukan berarti terus pendidikan itu yang tapi latihan dalam hal ini karena kecerdasan sosial ini harus diawali dengan kecerdasan emosional nah itu emosi ini yang cerdas Bagaimana kita berempati itu dilatih itu Latihan bagaimana kita berempati. Kalau antri itu jangan terus nerombol ke depan.
Itu perlu latihan. Latihan. Kalau tidak dilatih ya.
Tidak bisa. Gerombol. Ada orang antri di depannya.
Itu adalah salah satu kecerdasan sosial. Jadi apakah ini bisa dilatih? Bisa.
Apakah ada suatu kondisi yang orang itu tidak bisa dilatih? Ada. Ekstrim.
Psikopat ekstrim. Kayak Reinhardt itu psikopat ekstrim dia. Di Indonesia dulu juga ada, itu psikopat ekstrim. Nah yang namanya kelas empati itu bukan lantas terus kemudian pengetahuan tentang empati itu bagaimana.
Bukan, kalau itu tidak akan mengubah kecenderungan seseorang, tidak akan menjual perilaku seseorang. Yang kelas-kelas empati yang dikembangkan di Denmark atau di negara-negara Skandinavia, Finlandia itu adalah melatih anak-anak. anak itu berempati atau mengasah empati anak-anak itu lebih dini. Bukan terus kemudian mereka itu dibebani soal-soal, tidak malah dilatih.
Dan latihan itu bukan sekarang latihan terus besok ada hasilnya, tidak latihan itu perlu yang namanya learning curve waktu. Sehingga keterampilan itu kecerdasan emosi itu tumbuh. Jadi menanamkan emosi.
Empati pada anak Itu kalau sekarang kita melakukan, harapannya adalah pada saat dia usia dewasa, itu dia mempunyai empati. Jadi 15 tahun kita mempunyai, apa namanya, mengharapkan hasil latihan dari emosi. Jadi tidak terus kemudian Ayo kita ikutkan Kelas empati supaya Minggu depan dia lebih empati Tidak begitu caranya Cara melatih otak emosi itu Tidak instan Ada modulnya ya, otak emosi dilatih, berikutnya adalah melatih sosial. Nah itu yang pada kelas-kelas empati yang ada di negara-negara Scandinavia.
Kalau kita melihat ya contoh konkret bagaimana orang itu melatih otak emosi. Kalau kita ingin, ini sekedar contoh loh ya, memang itu tidak bisa berlaku universal. Karena setiap populasi itu berbeda sifatnya. Tapi secara umum, Umum kita melihatnya, kalau kita melihat Korea, Korea itu mulai disiplin itu sejak Olimpik Game tahun 88. Nah disitu titik baliknya Korea, terus kemudian sampai sekarang kalau kita lihat di Korea itu mulai udah antri, udah bagus, barang hilang yang gak ada yang ngambil di tempatnya. Itu yang pentingnya yang namanya latihan itu adalah kalau kita sekarang mulai latihan, melatih orang lain.
otak emosi kita, hasilnya kita lakukan adalah satu generasi berikutnya. Bukan lantas kemudian satu tahun ke depan, dua tahun ke depan. Ini adalah jangka panjang. Kalau pendidikan di Jepang dan di negara-negara yang sudah negara-negara maju semacam Finlandia atau Denmark tadi itu. Dari kecil itu aja diajari antri.
Diajari untuk tidak membenci orang lain. Itu ditetapkan dengan daya anak-anak. Bahwa ini adalah sesama manusia. Kita harus saling menghargai. Dan memberi contoh, ibunya, bapaknya memberi contoh itu menghargai orang lain, tidak membenci orang lain bagaimana.
Jadi kecerdasan sosial itu syarat utama orang itu bisa berempati. Nah kecerdasan sosial ini diawali cerdas secara emosional. Secara emosi kerdas, kemudian kita melatih dalam satu kelompok populasi untuk cerdas secara sosial.
Harus latihan, kalau tidak tidak bisa. Kenapa? Karena dalam satu populasi ada orang yang berbakat untuk empati, ada orang yang berbakat untuk psikopat.
Kalau kita berlatih bersama, mendrive, mengarahkan populasi ini menjadi lebih empati, itu terjadi. Apa dikira orang Jepang itu tidak ada bakat psikopat? Banyak.
Apakah di Jepang itu orang tidak bakat klenik? Banyak masih klenik mereka. Tapi karena latihan secara populasi...
mereka itu lebih empati ketimbang populasi-populasi lain. Kalau ada barang hilang, barang ketinggalan di, misalkan di kereta api, enggak ada yang ngambil. Enggak ada yang ngambil.
Nanti diambil oleh petugas. Diberitahu dan dilatih sejak awal sedak dini bahwa orang kehilangan itu sedih. Dia bisa merasakan kesedihan orang lain.
Itu dilatih sehingga pada saat ada barang ketinggalan, enggak langsung diambil. 24 jam di taman dibiarkan karena... konsensusnya adalah nanti dia akan kembali.
Kalau ada barang ketinggalan di taman dibiarkan, tidak ada orang yang mengambil. Nah, setelah 24 jam tugasnya polisi yang mengambil. Jadi kalau ada barang hilang 24 jam carinya kantor polisi.
Tapi kalau belum 24 jam yaudah kembali ke tempatnya masih ada. Bukan terus 5 menit terus hilang. Itu adalah karena tidak dilatih. Apakah terus kemudian di tempat-tempat negara yang 5 menit hilang itu dia tidak kenal. konsep pahala dan dosa, biasanya kenal malahan begitu, tapi ya karena tidak dilatih jadi kecerdasan emosi dan kecerdasan sosial itu harus dilatih sejak dini, supaya dalam satu populasi, meskipun ada populasi itu ada kecenderungan psikopat ada empati psikopati dan empati, tapi secara populatif, mereka lebih empati ketimbang populasi yang lain