Sejarah dan Kontroversi MSG

Oct 1, 2024

Penemuan MSG dalam Dunia Kuliner

Pendahuluan

  • MSG (Monosodium Glutamat) awalnya dianggap sebagai penemuan ajaib dalam dunia kuliner.
  • Membantu menyempurnakan rasa gurih dan memudahkan proses memasak.
  • Namun, kini MSG sering dihindari karena dikaitkan dengan berbagai penyakit.

Apa itu MSG?

  • MSG adalah zat penambah rasa yang memberikan rasa umami pada makanan.
  • Tidak berbau dan tidak berasa, tetapi menonjolkan rasa umami yang khas.
  • Rasa umami ditemukan secara alami dalam beberapa bahan makanan seperti tomat, jamur, dan daging.
  • Ditemukan oleh Profesor Kikunai Ikeda di awal abad ke-20.

Penemuan MSG

  • Profesor Ikeda terinspirasi saat makan dashi (sup ikan) dan menambahkan kombu.
  • Mengidentifikasi bahwa rasa umami berasal dari asam L-glutamat.
  • Mengembangkan MSG dengan menggabungkan natrium dan glutamat.

Sejarah MSG

  • 1908: Prof. Ikeda mematenkan MSG dan mulai memproduksinya.
  • Saburosuke Suzuki membeli hak paten dan memasarkan MSG sebagai "Ajinomoto".
  • Awalnya, MSG ditolak karena dianggap mengabaikan tradisi.
  • Ajinomoto sukses dengan memasarkan kepada ibu rumah tangga.

Penyebaran MSG di Asia

  • MSG menjadi populer di seluruh Asia, terutama di Cina.
  • Dikenal sebagai produk yang murah untuk meningkatkan cita rasa.
  • Wu Yunqiu adalah pionir produk MSG di Cina dengan merek Tianqiu Vezin.

Popularitas di Amerika

  • Setelah Perang Dunia II, MSG mulai terkenal di Amerika.
  • Produsen makanan menambahkan MSG ke dalam berbagai produk.
  • MSG digunakan oleh militer dalam ransum tentara.

Munculnya Kepanikan MSG

  • Tahun 1968: Surat Robert Homan Kwok ke NEJM mengaitkan MSG dengan gejala kesehatan.
  • Gejala seperti jantung berdebar dan lemas menyebabkan kepanikan di masyarakat.
  • Sindrom restoran Cina muncul, meskipun bukti tidak konsisten.

Penelitian dan Kontroversi

  • Penelitian oleh Dr. Herbert Schomburg dan Dr. Olney melahirkan berbagai kritik.
  • Penelitian Olney dianggap tidak relevan karena menggunakan dosis tinggi pada tikus.
  • Studi pada manusia menunjukkan MSG tidak berbahaya, tetapi stigma tetap ada.

Kesimpulan

  • MSG aman jika digunakan dalam jumlah wajar.
  • Banyak penelitian menunjukkan bahwa MSG tidak berbahaya.
  • Ketakutan terhadap MSG sering kali didorong oleh media dan misinformasi.
  • MSG dapat membantu mengurangi natrium dalam masakan.

Penutup

  • Penting untuk meluruskan stigma negatif terkait MSG.
  • MSG bukan racun dan aman dikonsumsi dalam konteks masakan sehari-hari.

Dukungan dan Terima Kasih

  • Penghargaan kepada para donatur yang mendukung pembuatan video ini.