Transcript for:
Sejarah dan Ciri Tari Piring

Asal-usul tari piring Halo Sobat, apakah kalian pernah melihat tarian yang menggunakan piring? Nah, kali ini kita akan membahas asal-usul tari piring. Tari piring merupakan salah satu tarian khas Indonesia yang sangat unik karena saat menarikannya, para penarinya akan membawa piring di kedua tangan. Meskipun sangat terkenal, namun sayangnya tidak banyak dari kita yang mengenal asal-usul tari piring. Hal ini sangat disayangkan terutama karena tari piring ini merupakan tari tradisional dari Sinangkabau yang harus dipertahankan. Mau tau kelanjutannya? Simak terus video ini sampai akhir ya! Awal mula terciptanya tarian menggunakan piring. Pada zaman dahulu, saat rakyat Minang masih menyembah dewa-dewa, mereka percaya bahwa dewa sudah memberikan kepada rakyat hasil panen yang melimpah serta melindungi mereka dari mara bahaya. Sebab itu, gadis penari akan memberikan hasil panen mereka pada dewa yang ditaruh di atas piring. Mereka akan mengenakan pakaian adat yang cantik serta berperilaku lemah lembut guna menghadap para dewa. Sesaji tersebut dibawa ke hadapan dewa sambil menari. dengan meliuk-liukan piring untuk menunjukkan kemampuan mereka. Inilah awal mula terciptanya tarian yang disinyalir telah dilakukan sejak 800 tahun yang lalu. Tari ini bahkan terus berkembang pada zaman pemerintahan Sriwijaya, yang membuatnya sangat dikenal di seluruh wilayah Sumatera Barat. Namun setelah kerajaan tersebut takluk oleh kerajaan Majapahit pada abad ke-16, Maka beberapa penari pun ikut pindah ke Melayu sebagai pengungsi dari Sriwijaya. Mereka tiba di Malaysia serta Brunei Darussalam yang memiliki latar budaya berbeda dengan budaya di Minang. Karena itulah tarian piring yang berada di daerah tersebut kemudian berubah karena mereka harus mengikuti adat dari Melayu sehingga terjadi sejarah asal-usul tari piring di daerah Melayu. Di Minang sendiri terjadi perubahan yang sangat drastis pada tari piring. Terlebih setelah terdapat agama Islam yang diusung oleh kerajaan Majapahit, membuat persembahan pada dewa tidak lagi dibutuhkan. Dengan perkembangannya sebagai tarian untuk menghibur raja dan tamu, maka tari ini juga digunakan sebagai persembahan dalam acara pernikahan di mana sepasang mempelai dianggap sebagai raja dan ratu sehari. Ciri khas dari tari piring Sesuai sejarah asal-usul tari piring, tarian ini hanya boleh ditarikan Jika jumlah penarinya dalam angka ganjil, mulai dari 1, 3, 7, maupun 9. Penari harus mengenakan pakaian yang indah, terutama dalam warna merah menyala dan corak emas yang dipercaya sebagai warna keberuntungan dan kekayaan. Untuk musiknya, tarian piring ini harus awalnya diiringi dengan menggunakan alat musik tradisional rebana dan gong saja. Urutan pembawaan tari piring yang menjadi bagian sejarah asal-usul tari piring. Tari akan dimulai setelah pemusik memukul gong untuk memberi tanda. Kemudian penari akan masuk ke dalam arena dengan memberi sembah pada raja atau pengantin sebanyak tiga kali sebagai tanda penghormatan mereka. Selanjutnya, tarian dimulai dengan meliuk-liukan piring ke kanan dan kiri sesuai dengan hentakan musik dalam gerakan dinamis yang cepat. Namun, piring tetap tidak boleh lepas dari genggaman. Jika sampai piring terlepas, maka penarinya akan menerima rasa malu yang luar biasa, terutama dari masyarakat adat Minang sendiri. Nah, segitu dulu ya pembahasan kita kali ini. Jangan lupa like, komen, share, dan subscribe channel A Indonesia, dan tungguin informasi selanjutnya.