Naon anu kaalaman jalan hirup praklakonan rahayu panuntun indung ngadekkeun lembur paku Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam. sampuras. Amin. Bapak, Ibu yang saya hormati yang hari ini kita bersama-sama berkumpul untuk menapakur diri dalam sebuah rencana kepentingan jangka panjang tentang bagaimana wujud Indonesia masa depan, wujud Jawa Barat masa depan, dan wujud seluruh kabupaten kota masa depan dan seluruh kelurahan dan desa masa depan yang dipimpin oleh para kubu dan para lurah. Yang saya hormati Pak Mendagri yang hari ini hadir Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil. Kemudian juga yang mewakili Menteri Bappenas saya ucapkan terima kasih atas kehadirannya. Mudah-mudahan kegiatan Musrembang bukanlah kegiatan ritual administratif, tetapi meletakkan kata dalam angka, angka dalam makna. Karena kata tanpa angka adalah rangkaian dari kekacauan administratif. Sedangkan angka tanpa makna adalah rangkaian akuntansi yang hanya berakhir pada pemeriksaan BPK di target utama adalah WTB. Saya memahami pembangunan para hadirin semua. Saya tidak bisa menyebutkan satu persatu. tadi sudah disebutkan semuanya oleh Pak Ketua DPRD dan sangat istimewa pada hari ini juga kita dihadiri oleh Sewesiwi Siwil Lawangi sekeseler Pajajaran baik anu nga di Sumedang a nga di Cirebon dan anu nga di Kuningan sisa peradaban yang masih tersisa yang memiliki garis genetika yang hari ini Masih ada yang mungkin Bupati Bogor gelisah karena tidak ada sekeseleran di Bogor dalam bentuk kasulan atau kesepuhan. Tapi masih ada Pak Bupati yaitu seketseller yang ada dalam kesepuhan-kesepuhan yang terhampar di wilayah Banten, wilayah Bogor, wilayah Sukabumi, wilayah Cianjur sampai Garut. Saya akan bicara tentang ee perspektif kebudayaan. Ada tiga kerangka berpikir tentang sejarah keberadaban masyarakat Sunda yang terdiri dari Sunda Kulon, Sunda Kidul, Sunda Tengah, Sunda Wetan, dan Sunda Kaler. Yaitu ada tiga variabel ideologi dan politik. Yang pertama awal muawalnya adalah variabel kasepuhan. Variabel kesepuhan itu adalah cita-cita peletakan kerangka dasar tentang politik zaman itu yang mengembangkan agenti truk tritamtu sebagai sendi dasar pembangunan kepemimpinan. Kemudian berkembanglah titah seribaduga bernama ajaran Siliwangi. Ajaran Siliwangi itu sesungguhnya ajaran yang memadukan tentang manusia Indonesia seutuknya. Insan Kamil dalam kaidah Islam, rawayan jati dalam kaidah Sunda. Bahwa manusia Siliwangi itu adalah manusia yang bersatu dengan tanahnya, manusia yang bersatu dengan airnya, manusia yang bersatu dengan udaranya, manusia bersatu dengan panas mataharinya. Kebersatuan itu naik pada tingkatan yang kedua yaitu persenyawaan. Persenyawaan naik ke tingkatan yang ketiga adalah penyerahan. Penyerahan naik ke tingkatan yang keempat adalah ketiadaan. Tingkatan yang pertama bersatu itu sifatnya material. Tanah, air, udara, matahari secara material disatukan, maka dia akan melahirkan kehidupan. Cara bersatunya harus simbiosis, mutualisme. Tidak boleh saling membunuh, tidak boleh saling mematikan. Andai kata satu mati itu demi yang lain. Andai kata demi yang lain, dia memangsa bukan karena keserakaan. Dia adalah karena ekosistem yang mengharuskan dia berbuat seperti itu. Maka sesungguhnya dalam filsafat dasar ini Teh Rike dan Kang Dede serta Teh Jihan itu kita bicara tentang filsafat dasar dunia. Pasti dunia terbelah dalam dua filsafat. Yang satu barat, yang satu timur. Barat mengajarkan apa? Barat mengajarkan belium kontra omnus. Bahwa manusia satu sama lain itu saling menaklukkan. Bah hubungan manusia dengan alam itu saling menaklukkan. Alam ditaklukkan dieksploitasi. Alam ditaklukkan dieksploitasi. Maka lahirlah revolusi industri. Dari revolusi lahirlah industrialisasi. Dari industrialisasi lahirlah konon kolonialisme. Dari kolonialisme lahirlah kemerdekaan. Dari kemerdekaan lahirlah revolusi industri kedua. Lahir ke revolusi kedua. Kapitalisasi yang berbungkus kesejahteraan dengan model pendekatan orang kaya boleh terus kaya tapi syaratnya dia harus bayar pajak yang tinggi. Negara memungut pajaknya. Pajaknya dikontrol oleh demokrasi dengan trias politika. Trias politika membagi kekuasaan antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Tujuannya adalah kemakmuran. Maka pajak itu harus melahirkan sistem negara yang menjamin orang miskin punya rumah, orang miskin punya sekolah, orang miskin punya harapan masa depan ada jaminan kesehatannya. Orang miskin punya jaminan hari tua, meski dia nganggur negara tetap menggajihnya. Gaji ini diperoleh dari siapa? dari kaum kapitalis yang membayar pajak dengan mahal pada negara. Negara mendistribusikan untuk melindungi mereka dari cengkaman kapitalisme itu. Apakah kapitalisme melahirkan kemakmuran? Melahirkan. Melahirkan keadilan melahirkan. Lahir negara-negara besar dan raksasa yang hari ini sedang berhadapan dengan apa? Komunisme yang kapitalisme yaitu Tiongkok. Nah, kemudian di wilayah timur dia berkata pada apa? Kita dengan alam tidak bermusuhan. Kita dengan alam adalah saudara. Kita tidak mungkin bermusuhan dengan tanah karena kita dari tanah. Kita tidak mungkin bermusuhan dengan air karena kita dari air. Kita tidak mungkin bermusuhan dengan udara. Menaklukkan udara karena kita dari udara. Kita tidak mungkin menaklukkan matahari karena kita bagian dari matahari itu sendiri. maka dia adalah persenyawaan. Seluruh persenyawaan itu masuklah nilai yang namanya roh. Roh itu mengajarkan rububiyah. Rububiyah itu mengajarkan penghambaan. Maka manusia yang bersenyawa dengan tanah, air, udara, dan mataharinya, dialah manusia yang menghamba pada Tuhannya. Melalui apa? Melalui penghormatan pada tanah, air, dan udaranya. Kenapa? Karena Tuhan disembah oleh kita melalui apa? melalui kita yang dihadirkan di muka bumi tak akan pernah bertemu dengan Tuhan manakala tak kau tak memahami matahari. Kau tidak akan pernah bertemu dengan Tuhan manakala kau tidak memahami air. Kau tidak akan bertemu dengan Tuhan manakala kau tidak bisa memahami udara. Kau tidak akan pernah bertemu dengan Tuhan manakala kau tidak bisa memahami tanah. Kenapa? Karena seluruh rangkaian peristiwa material itu, kata kaidah Islam, dia dalam setiap hari bertasbih pada Allah. Dia berkata lailahaillallah maka air lailahaillallah maka matahari lailahaillallah maka bulan lailahaillallah maka udara lailahaillallah semuanya lailahaillallah dalam tasbihnya dalam bahasanya nah seluruh kerangka itu itu dalam kaidah sunda mau timurmu barat mu kulonmu wetan tengah itu sama siliwangi ajarannya apa ajarannya sareunde saigel sabot sapihanean ka cai jadi saleuwih, ka darat jadi salonggak tara pagiranggirang tampian. Karena itu sarenduk saigel maka di ada kalimat tiga. Ada kalimat satu yang direndukun, dua yang diigalkeun, yang ketiga anu ngaregukkeun jeung nu ngigelkeun kemanunggalan itulah yang disebutkan insan kamil. Maka kaum insan kamil, kaum ra jati, kaum manusia Indonesia, dia tidak pernah sama sekali mengakui apa yang dia lakukan. Kalimatnya apa? Hirup ukur sasampeuran, awak ukur sasampaian, sariring-riring dumadi, sarengkak sapolah sadaya kersaning Gusti. Kata Kiai Pak Wakil Ketua DPRD Jawa Barat itu Pak Iwan mengatakan itulah yang disebut dengan la haula wala quwwata illa billah. Kalau kerangka pembangunan seperti ini, apa sih yang dicita-citakan oleh saya? Saya selalu berurai air mata. Kenapa? yang dicita-citakan adalah mengembalikan kembali tatar Sunda pada ajaran Siliwangi bukan ajaran kemusyrikan. Mengembalikan kembali Tatar Sunda pada ajaran titah penciptaannya bahwa dia adalah segenggam tanah yang tercipta saat Allah sedang tersenyum. Maka mengembalikan kembali pada ekosistem dalam pembangunan modern. mengembalikan tanah Sunda pada Gold Green yang ada cuman beda. Yang satu berdasarkan keyakinan, yang satu berdasarkan proyek. Gogrin itu proyek. Nah, karena ini yang dibangun maka Pak Ketua DPRD apa yang kita letakkan? Ada hal yang harus terorkestrasi, ada hal yang harus dia melakukan sendiri. Kenapa? Kalau saya bongkar bangunan di pinggir sungai, kebayang kalau saya diskusi dulu sama DPRD tidak akan pernah terbongkar. Karena DPR ada konstituennya di situ. Ada partai A, partai B, partai C. Diskusinya tidak akan berhari-hari. Nanti aspirasi berkembang, bangunan tidak dibongkar, ribut tidak berhenti. Maka itu saya pilih, saya bongkar sendiri. Kenapa? Agar Bapak tidak cacat, agar Bapak tidak pusing menghadapi konstituen. Ketika konstituen bertanya ke Bapak, "Kenapa tempat warum saya dibongkar? Kenapa rumah yang berpuluh-puluh tahun dibongkar?" Bapak juga mengatakan, "Bupatina teu bisa, gubernur teu bisa dicarek jeung teu meunang diurus. Saya jadi bapak, Bapak bersih. Bapak bersih, tetapi ada hal yang harus terorkestrasi. Apa itu? Anggaran, Pak." Terorkestrasi. Ada perencanaannya, ada PPK-nya, ada KPA-nya, ada auditnya. Kemudian ada anggaran yang tidak ter konsentrasi. Apa kemarin, Pak? Apa itu pergeseran anggaran? Kenapa? Karena saya diberi otoritas oleh Pak Mendagri, Pak. Pak Didi lakukan percepatan bikin rencana yang cepat. Kenapa? Karena Pak Didi harus menyongsong perubahan dengan cepat. Ada. Tetapi nanti ada lagi yang dibicarakan secara bersama. Ada, Pak. Nanti perubahan anggaran, Pak. Nanti APBD tahun 2006, Pak. Itu akan saya lakukan lagi, Pak. Kenapa? Karena kalau saya bergerak, saya tidak pernah berpikir anggaran, Pak. Yang penting harus berjalan, yang penting harus terlaksana. Duit mah nuturkeun, rezeki mah nuturkeun. Karena saya punya keyakinan memimpin tidak harus selalu ada duit. Kenapa para raja dulu tidak menyusun APBD POC itu membangun gedung negara di Cirebon ini tidak ada itu persetujuan DPR-nya bagus, Pak. Yang ada persetujuan DPR-nya kita sudah beberapa kali SDG Rarug, Pak. Kenapa itu terjadi? Karena kita kolaborasi hanya dimaknai oleh berkumpul bersama untuk memutuskan bukan rasa dan cinta. Kolaborasi itu tidak harus mesti dimaknai bahwa kita rapat. Kolaborasi harus tidak dimaknai bahwa kita ini berkumpul membahas pleno 1, pleno 2, pleno 3. Kolaborasi adalah ketika ada tindakan darurat untuk kemanusiaan, untuk keadilan, untuk rakyat, maka semua boleh kolaborasi dengan apa? Minimal mendoakan atau minimal diam atau kalau mau ngomong silakan ngomong sepuas hati Anda. Kenapa? Itu perlu pemerintah butuh perlu otok kritik. Saya selama ini dikritik tidak pernah habis. Dan yang paling menarik adalah di Cirebon ada orang yang marah sama saya. Jalan di Cirebon nu goreng. Gubernurna lain bapak aing tapi bapak tere. Saya katakan jadi gubernur baru 2 bulan. Terus ketika dicek jalannya jalan kabupaten. Kunaon jalan kabupaten? Ngambekah aing ari sia? Kunaon te ngah bupatina kan menjadi an. Kenapa otok kritik boleh tapi harus logis? Perbanyaklah kritik pada saya. Pada apa? Gubernur banyak menghamur-hamurkan uang. Gubernur banyak jalan-jalan ke luar negeri. Gubernur banyak lebih banyak menghabiskan kegiatan di Jakarta, di mana-mana. Gubernur tidak ngurus yang sakit. Gubernur tidak ngurus sungai yang kotor. Gubernur tidak ngurus tawuran. Gubernur tidak ngurus anak mabok. Gubernur tidak ngurus anak yang setiap hari minum-minuman keras. Gubernur tidak ngurus anak yang tidurnya rata-rata jam .00 karena setiap malam nonton game online Mobile Legends kritik pada saya. Gubernur eweuh gawe duitnya dihamur-hamburkan. Anggarannya habis untuk bajunya sendiri perjalanan dinasnya sendiri nginp di hotel dari hotel ke hotel. Kritik saya. Bukan dibalik ketika gubernurnya jalan-jalan ke luar negeri terus duitnya dihabisin tidak jelas. Teu pernah dikritik aing nu digawe dikritik. Kenapa saya keras menghadapi? Karena tidak objektif, Pak. Anggaran saya sudah diturunkan, apapun saya iritkan. Mobil saya cukup tiga. Bensin kadang bayar sendiri. Kenapa? Saya ingin berbuat yang terbaik pada rakyat Jawa Barat. Bukan sekedar politik. Ini cita-cita saya sejak lahir sebagai sewi seketeler pajaran aing hayang ninggali Sunda nanjur di lembur itu Sekda berapa kali ngomong kepada saya, "Saya tidak punya rasa takut apapun. Saya tidak berpikir ke depan jadi apa. Saya tidak berpikir apakah saya populer atau tidak. Saya tidak berpikir apakah saya punya elektoral atau tidak. Tidak penting bagi saya. Bahkan saya tidak berpikir tentang keselamatan nyawa saya. Saya hanya berpikir sebagai titah prajurit Sidiwangi. Saya ingin memperlihatkan di tanah Sunda ada pemimpin yang membela ketenangan rakyat. Jadi ideologi karena ideologi saya tidak takut. Kenapa? Karena ini harus kita lakukan. Perubahan harus kita lakukan lama kita ini habis pada seminar, pada perencanaan, pada kajian. Silakan dicek di Provinsi Jawa Barat dalam 5 tahun sear ribu kajian. Enggak ada. Silakan di kabupaten kota ada berapa ribu perencanaan. Karena di pemerintahan ini ada proyek perencanaan. Proyek perencanaan. perencanaannya ay duitnya serap sama Allah. Ini penting negeri ini memerlukan seperti ini hari ini. Nah, untuk itu apa yang kita mimpikan? Ya, yang kita mimpikan di ajaran Siliwangi itu gogr itu simbiosis mutualisme itu. Di negara Siliwang itu ya sungai harus bersih. Kalau sungai harus bersih judulnya juga cai. Kalau sungai harus bersih sebenarnya teologinya itu harus melahirkan tata bangunan. tata bangunannya harusnya lahirkan IMB kalau dulu. Nah, harusnya rumah itu menghadap sungai, bukan membelakangi sungai. Nah, hari ini ya saya bongkar ya saya bongkar. Kenapa? Karena sungai tidak terlihat, sawah tidak terlihat. Seluruh Jawa Barat jalan rayanya dipenuhi oleh warung. Betul. Saya nanya, Pak Walikota, kok Pak Gubernur, saya mau beresin BBWS itu warung warungnya Bapak enggak berani nertibin dari dulu, Pak? Ya saya tahu dari dulu saya nanya, "Bapak berani nertibin enggak?" Dia mengatakan tidak berani. Ai walikota Wani Kom lurah. Ini fakta. Nah, kalau seperti itu apakah saya akan membiarkan? Tidak. Saya akan datangin, Pak. Saya akan bicara. Kita kembali pada hak dan kewajiban. Itu milik negara. Kembalikan hak negara pada negaranya. Kenapa? Negara untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan perorangan. Di Indonesia itu, di Sunda itu harus dimulai dengan berani. Kenapa? Kalau tidak mulai orang Sunda mah tuturut munding. Orang Cirebon juga sama. Ada Sunda eneh cuma ada tiga variabel kebudayaan di Cirebon. Ada Sunda Cirebon, ada Sunda asalnya dari Panganan, kemudian ada Jawanya, Jawa Cirebonan yang dipengaruhi oleh kebudayaan dari Jawa Tengah. Saya paham itu. Nah, kenapa tu turut munding loh orang Sunda itu kalau sudah dimulai dek dek dek dek dek beres pak nanti juga ngomong kabeh aing ge nanti ada teman kita yang sahabat kita nantung ngomong eh eta teh babaturan aing baniion diajar silatna di aing orang Sunda. Orang Sunda. Kemudian orang Sunda tuh begitu karakternya tuturut mending nanti rame dan itu bisa. Dan hari ini ketika mulai siapa yang melakukan pembelaan terhadap kebijakan Provinsi Jawa Barat, kebijakan kabupaten kota yang berada rakyat rakyat Pak melakukan pembelaannya pada apa? Dengan memberikan komentar dukungan melalui jejaring sosial dan itu demokrasi terbuka, Pak. Dan itu partisipasi publik. Siapa yang melawan arus media sosial yang itu mendukung kebijakan pembangunan, sesungguhnya dia sedang berhadapan dengan rakyat yang memilihnya sendiri. Nah, kalau seperti itu kita harus merangkap pada apa? Pada nilai value. Pembangunannya bagaimana? Dimulai dari reisasi hutan, Pak. Kenapa sumber mata air? Kenapa? Ini masa depan, Pak. Kenapa? Enggak akan ada industri di Cirebon. Enggak akan ada industri di Indramayu, enggak akan ada industri di Subang, enggak akan ada di industri di Karawang, enggak akan ada industri di Bekasi, di Purwakarta, di Bogor. Kalau hulu sungainya tidak diselamatkan. Kalau aliran Cimanuk, Tarung Timur, Tarung Barat, dan seluruh aliran sungai di Jawa Barat yang bermuara pada gunung-gunung yang ada di Kuningan, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor tidak tertata, tidak terjaga. Termasuk Kabupaten Majalang. Kenapa? Kehancuran di gunung akan berdampak pada kehancuran di wilayah Lembah, pendaftaran. Maka konsepnya gunung kudu awian, lengkobudu balongan, lebak kudu sawan, itu konsep tritantangtunya tatar sunda. Ajaran karuhun yang mengajarkan tentang bagaimana tatar dibangun dalam kerangka itu. Siapa yang menerjemahkan sistem pembangunan Kanjeng Prabu? Walanda. Walanda menjelma menjelaskan dalam apa? Satu, di daerah gunung rakyatnya harus tetap kerja agar dia tidak mengambil hutan dengan pohon-pohonnya. Dibuatlah yang disebut dengan sabuk hijau. Sabuk hijau itu berbentuk apa? Perkebunan teh. Itu menjaga kemakmuran di wilayah gunung. Disebutlah sabuk hijau. Nah, sabuk hijau ini itu menjaga ekosistem pegunungan. Nah, kemudian sabuk hijau ini juga menjaga aliran sungai. Maka Belanda membangun tamur, tarung timur, tarung barat, bendungan walahar dan berbagai bendungan estetik yang sampai hari ini masih kokoh. Dibuatlah jaringan. Kata Belanda itu, kalau orang Jawa Barat pengin makmur, maka gunakanlah sungai sebagai jaringan transportasi. Itu Belanda. Maka dibuatlah rencana perjalanan dari Cirebon menuju Jakarta cukup lewat Arum Timur dan Parung Barat. Nanti masuknya kemudian ke Kalimalang. Karena kalinya salah bernama Malang teu jadi karena Kalimang harusnya Kalimujur. Ini ini konsepsinya. Nah konsepsi itu maka dipadukanlah. Maka listrik yang harus berkembang di Jawa Barat adalah pembangkit listrik tenaga air. Maka diterjemahkan setelah itu oleh Bung Karno lahirlah Jatimur, lahirlah ekosistem perairan. Ekosistem perairan maka lahir pada nama cai cai cai. Maka sampai ajaran kasunan di Jawa Barat pun kasunannya adalah Gunung Jati. Tidak pakai nama Arab, tapi nama pohon yang ada di sini. Dari Gunung Jati melahirkan peradaban jati. Lahirlah kayu jati, ukiran jati, pahatan jati. Daunnya menjadi ekosistem ekonomi. Lahirlah nasi jamblak. Leluhur kita yang tidak sekolah, MA punya multiproduk peradaban yang keren. B. Nah, kemudian ini kan harus diramu dalam sebuah rencana. Eh, tahun 2026 kita mau apa? Terukur punya alokasi berapa, prioritas utama apa yang harus dibangun. Maka saya menerjemahkan dalam kerangka teknis. Jalan kudu leucir, cai kudu ngalir, beuteung rakyat kudu buncir, huntungna kudu nyengir. Ditambah bahasa heureuy. Urang Sunda mah banyol rek di Cirebon rek Indramayu kudu heureuyna kanjut kudu ngaji apakah kanyut itu bahasa porno? Tidak itu bahasa cawok cawok itu apa? Bahasa orang Sunda yang blak-blakan. Orang Cirebon yang blak-blakan. Ngomong sapokna ngadek sacrekna. Maka kanyut bisa dirubah menjadi bahasa yang multipen dan produk. Satu ketika kanyut dipakai tempat uang jadilah kanyut kunang hidup kanyut. Ketika menghadapi orang yang penakut maka orang sunah nyebut siga kanyut dina punuh. Maka ketika menghadapi orang yang pemalu maka kanyut inutar. Ketika menghadapi orang yang malas laer kanyut. Ketika menghadapi perempuan nakal hamur kanyut. ketika menghadapi wanita hamil weureu kjit sederhana. Makanya orang Periangan yang Cianjur jangan ngukur gayanya Cirebon. Enggak boleh. Kenapa? Beda. Beda. Di Subang aja ada Subang Kasom Malalang, ada Subang Pamanung. Kan beda gaya tapi rasa sama. Nah, di sini ini dulu satu infrastruktur jalan harus terkoneksi. Infrastrukturnya apa? Satu, jalan tol pemerintah pusat. Nanti juga ada investasi provinsi, ada investasi pemerintah kabupaten kota. Dan harapan saya ke depan itu jalan tol itu adalah menjadi jalannya investasi, bukan orang lain yang punya. Harapan saya kita yang punya. Kenapa? Orang lewat di jalan itu makin lama makin lama pendapatannya masuk lagi daerah. Masuk lagi daerah. Maka nanti Bank Jabar kintesnya di jalan tol. Oh, yang strategis jalan tol di Bandung. Itulah investasi ka perusahaan rek bangkrut jaminanana bohong. Kot urang ge teu sakolah kemudian buta huru bisa jadi haji opat kali dagang di pasar dagang daging makeai rasa teu bisa katipu salakina begangi makeai rasa makai mana? Nah, ini ini terkoneksi maka terkoneksi jalan nasional, jalan tol nanti ke jalan nasional, jalan nasional jalan provinsi, jalan provinsi nanti jalan kabupaten, jalan kabupaten jalan desa. Maka perencanaannya harus terkoneksi, Pak. Tidak boleh masing-masing. Nanti desa bangun mana, provinsi, kabupaten bangun mana, provinsi bangun mana. Bila perlu perencanaannya bareng bangun jalan provinsi di sini, koneksikan dengan jalan kabupaten di sini. koneksikan dengan jalan desa di sini. Itulah disebutnya hari ini perlu berkumpul antara bupati, walikota masing-masing berdiskusi agar terjadi konektivitas itu. Jangan sampai setelah jalan tol jalan provisinya jelek, setelah jalan provinsi jalan kabupatennya jelek, setelah jalan kabupaten jalan desanya jelek, terkoneksi, terblok tuh. Nah, kemudian provinsi akan menyelesaikan apa? Tahun 2027 Jalan Provinsi ditargetkan 100% selesai. Setelah itu apa? Dari provinsi kita akan mengintervensi jalan-jalan kabupaten. Kita akan mengintervensi jalan-jalan desa apabila kabupaten dan desangkanya fiskalnya rendah. Di mana itu? Wilayah gunung. Kenapa wilayah gunung tidak ada pendapatan seperti wilayah industri harus dilindungi mereka? Harus. Kenapa? Karena orang gunung harus mendapat keadilan fiskal. Kenapa mendapat keadilan fiskal? Dia menghasilkan oksigen, karbon, dia menghasilkan air. Airnya dinikmati oleh orang utara. Ini harus muter karena awan juga begitu. Hujan turun di gunung, airnya tetap lari ke muara alam. begitu dibuat nanti siklus di situ. Nah, kemudian ditata di seluruh Jawa Barat ini wilayah gunung itu harus menjadi pusat peradaban pertanian, pusat peradaban kehutanan, pusat peradaban rumah bambu, pusat peradaban sumber-sumber mata air yang jernih. Ditata nanti bangunannya terkoneksi dengan baik. Sistem penikahannya dibenahi menuju ke arah kepariwisataan. Anak-anaknya berlatih ilmu kepariwisataan. Untuk apa? agar nanti aliran orang Cirebot, aliran orang Bekasi, aliran orang Kota Bekasi, aliran orang Jakarta, sebagian dari Bogor bisa bersama-sama dua hal ketika Sabtu Minggu. Dia pasti pergi ke gunung dan pergi ke laut. Sudah. Tetapi semuanya gunungnya di Jawa Barat, lautnya di Jawa Barat. Tapi yang piknik harus yang punya duit, jangan alasan studi tour. Karena itu yang miskin piknik tambah miskin. Betul. Betul. ini kan. Nah, setelah jalan nanti kita koneksikan lagi air mengalir. Maka irigasi irigasi harus tertata. Makanya harus tertata. Saya kemarin ngomong sama kepala PSDA, curhat ke saya. Selama ini saya jadi kepala PSDA belum pernah dapat alokasi anggaran provinsi. Rata-rata pakai dak. Saya hanya anggaran rutin saja. lah hari ini baru dapat alokasi hampir 200 miliar dari provinsi nanti terintegrasi. Nah, kemudian seluruh daerah aliran sungai dan jalan yang ditata ini harus mengarah pada yang berikutnya estetika. jalannya estetik, kemudian jembatannya estetik, lengkungan-lengkungan pengaman jalannya estetik, saung-saung sawahnya estetik, kemudian rumah-rumah dinas penghuni penjaga aliran sungainya estetik, penjaga danau-danaunya estetik. Maka perspektif yang kedua hari ini adalah Bapeda harus punya catatan berapa ribu jumlah mata air di Jawa Barat. Sumbernya dari mana? Berapa ribu embung, berapa ribu danau, berapa ribu setu. Kata orang Bekasi diidentifikasi untuk apa? Segera ditata sertifikatkan menjadi milik negara. Hati-hati kalau tidak segera disertifikatkan. Besok pengusaha datang ke situ ada hotel kemudian ada danau. Maka dia pagar dia klaim itu adalah danau dia. Ini aset Pak anggarkan yang cukup. Nah ini ditata. Kemudian nanti bikin desain-desain bagaimana penataan irigasi, saung-saung irigasi, saung sawah. Saya ingin ada konsepnya untuk apa? Hamparan Jawa Barat, hamparan tanah Sunda adalah hamparan bumi katulistiwa yang terpancar dengan sewesi siliwanginya yang terhampancar dengan tata estetikanya kan seperti itu. Tetapi ketika mengalami pertumbuhan tata ruangnya jaga. Jangan sampai ketika diserbu pariwisata mengesampingkan aspek tata kelola tata ruangnya, menyampaikan aspek-aspek perlindungan lingkungannya. Kan kacau. Kenapa kekacauan terjadi? Puncak itu adalah gambaran dan Cianjur gambaran kekacauan dalam pengelolaan tata ruma.