Dasar-Dasar Kedokteran Nuklir

Aug 18, 2024

Catatan Kuliah Kedokteran Nuklir

Pendahuluan

  • Kedokteran Nuklir: Penggunaan sumber radioaktif terbuka untuk diagnosa dan terapi.
  • Berbeda dengan brahiterapi, yang menggunakan sumber radioaktif padat.

Tujuan Kedokteran Nuklir

  • Mendiagnosis masalah dalam tubuh (misalnya, penyumbatan) dan melakukan terapi (misalnya, mematikan tumor).
  • Sumber radioaktif berbentuk cairan disuntikkan ke dalam tubuh.
  • Radioaktif mengikuti metabolisme tubuh dan ditumpangkan pada bahan biologi cerdas.

Komponen Penting dalam Kedokteran Nuklir

1. Radionuklida

  • Pemilihan radionuklida bergantung pada tujuan:
    • Diagnosa: Pemancar gamma, tidak toksik, dengan waktu paruh yang tepat.
    • Terapi: Aktivitas tinggi.

2. Radiofarmasi

  • Penggunaan zat pembawa yang sesuai (misalnya koloid, MAA, DTPA) untuk radionuklida.
  • Bergantung pada organ yang dituju (misalnya, hati, ginjal).

3. Instrumentasi

  • Berbagai alat untuk pencitraan:
    • Gamma Camera: Untuk citra 2D.
    • SPEK: Untuk citra 3D.
    • PET Scan: Menggunakan positron untuk diagnosa dan terapi.

Sejarah Radionuklida

  • 1896: Radioaktivitas alami ditemukan oleh Becquerel.
  • 1962: Technesium-99m (TC99M) ditemukan, menjadi radionuklida paling umum digunakan.

Terapi dengan Kedokteran Nuklir

  • Radioformasi untuk terapi: Misalnya, yodium-131 untuk tirotoksikosis dan kanker tiroid.
  • Aktivitas yang digunakan untuk terapi jauh lebih tinggi dibandingkan untuk diagnosa.

Diagnostik dalam Kedokteran Nuklir

  • Metode diagnostik:
    • Imaging: Menggunakan alat seperti gamma camera dan PET.
    • Non-imaging: Menggunakan detektor untuk mendapatkan grafik.
    • Laboratory Tests: Seperti GFR, untuk mengukur fungsi organ.

Data Penggunaan Nuklir Medicine

  • Di Swedia, frekuensi pemeriksaan diagnostik lebih tinggi dibandingkan terapi (sekitar 15 pemeriksaan per seribu populasi).
  • Penggunaan paling banyak untuk: tulang, paru, ginjal, dan tiroid.

Instrumentasi dalam Kedokteran Nuklir

  • Alat yang digunakan:
    • Activity Meter: Mengukur aktivitas sumber.
    • Gamma Camera: Untuk pencitraan 2D.
    • SPEK: Untuk pencitraan 3D.
    • PET Scan: Untuk analisis fungsional dengan resolusi tinggi.

Kesimpulan

  • Kedokteran Nuklir merupakan bidang yang terus berkembang dengan banyak aplikasi dalam diagnosa dan terapi pasien.
  • Pemilihan radionuklida dan zat pembawa yang tepat sangat penting untuk efektivitas pengobatan.

Pertanyaan dan Diskusi

  • Diskusi mengenai radiofarmaka dan peran pembawa dalam distribusi radioaktif.
  • Penjelasan lebih lanjut tentang perbedaan antara terapi dan diagnosa.

Catatan Tambahan: Materi akan dibahas lebih mendalam dalam pertemuan berikutnya.