Catatan Kuliah: Gerakan 30 September (G30S) PKI
Latar Belakang
- Monumen Pahlawan Revolusi: Dipersembahkan untuk tujuh pahlawan korban G30S PKI.
- Tindakan PKI di Awal 1965: Serangan PKI terhadap pesantren di Kanegoro, Kediri pada 13 Januari 1965 dan para petani pada 15 Januari 1965.
- Rencana Kudeta Ungkap: Desember 1964 muncul dokumen rencana kudeta PKI yang meningkatkan ketegangan politik.
Langkah Strategis PKI
- Pembentukan Biro Khusus: Februari 1965, untuk merancang strategi termasuk pembentukan Angkatan Kelima.
- Penolakan Angkatan Kelima: Usulan ditolak oleh Letnan Jenderal Ahmad Yani, menambah ketegangan dengan Angkatan Darat.
Kondisi Politik dan Ekonomi
- Kesehatan Presiden Soekarno: Memburuk pada Agustus 1965, menambah ketegangan politik.
- Kemunduran Ekonomi: Faktor konfrontasi dengan Malaysia dan perebutan Irian Barat.
Pelatihan Militer PKI
- Pelatihan di Lebang Buaya: Untuk mempersiapkan Angkatan Kelima dan Gerakan 30 September.
Rencana dan Eksekusi G30S
- Rapat dan Strategi G30S: Diskusi dan rapat PKI untuk mempersiapkan tindakan sebelum 1 Oktober 1965.
- Penculikan dan Pembunuhan Jenderal: Target tujuh jenderal, termasuk operasi penculikan dengan tiga komando.
- Pelaksanaan Gerakan: Dimulai pada 1 Oktober 1965, dengan upaya penculikan jenderal.
Tanggapan Militer dan Pemerintah
- Pengumuman Radio oleh Untung: Mengklaim penyelamatan Soekarno dari kudeta Dewan Jenderal.
- Tindakan Militer: Pasukan RPKAD merebut kembali RRI dan menghentikan propaganda G30S.
- Kepemimpinan Soeharto: Mengambil alih komando dan memerintahkan operasi terhadap G30S.
Pasca G30S
- Operasi Pencarian Jenazah: Penemuan dan evakuasi jenazah di Lubang Buaya.
- Pemakaman Kenegaraan: 5 Oktober 1965, penghormatan kepada jenderal yang gugur.
Kesimpulan Film
- Bahaya Ideologi Komunis: Film menekankan ancaman ideologi komunis dan pentingnya kewaspadaan nasional.
Film "Pengkhianatan G30S PKI" mengisahkan secara dramatis dan tragis peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia, menggambarkan kekejaman PKI dan perjuangan Angkatan Darat di bawah pimpinan Soeharto. Pesan pentingnya adalah kewaspadaan terhadap ancaman ideologi yang merusak persatuan bangsa.