Transcript for:
Surat Paulus kepada Timotius

Surat Paulus yang pertama kepada Timotius. Paulus menghabiskan bertahun-tahun untuk melakukan perjalanan dan memulai gereja-gereja baru, dan ia membangun suatu tim yang besar sebagai rekan sekerja dalam misi ini. Timotius adalah salah satu dari mereka. Ketika Paulus berada di kota Lystra, ia bertemu dengan ibu dan nenek yang setia dari Timotius. Dan Paulus terkesan dengan semangat dan pengabdian Timotius kepada Yesus. Oleh sebab itu, Paulus membimbing Timotius selama bertahun-tahun dan kemudian mulai mengirim dia dalam misi ke berbagai gereja. Jadi ketika Paulus mendapat kabar tentang sekelompok pemimpin yang menyusup ke dalam gereja yang punya pengaruh di Ephesus ini, mereka menyebarkan pandangan yang salah tentang Yesus dan apa artinya mengikut Yesus, Paulus mengutus Timotius untuk menghadapi para pemimpin ini dan memulihkan ketentraman di gereja ini. Setelah Timotius tiba di sana, Paulus mengirimkan surat ini untuk menindaklanjuti dan memberi petunjuk bagaimana Timotius dapat menyelesaikan misi ini. Surat ini memiliki susunan yang sangat keren. Di pembukaan dan penutupannya, ada tugas bagi Timotius untuk menghadapi para pemimpin dengan teologi mereka yang sesat. Lalu kedua bagian ini memagari dua bagian besar di tengah yang penuh dengan petunjuk-petunjuk praktis bagi masalah-masalah yang dihadapi Timotius di gereja Ephesus. Dan pada akhirnya, Semua bagian-bagian ini dihubungkan atau disimpulkan dengan rangkaian tiga puisi yang semuanya meninggikan Yesus yang sudah bangkit sebagai Raja atas dunia. Mari kita dalami dan lihat cara kerjanya. Paulus membuka dengan mengingatkan kembali bagaimana ia telah mengutus Timotius ke Ephesus untuk menghadapi para pemimpin yang menyebarkan ajaran sesat. Dan ia menjelaskan bagaimana orang-orang ini terobsesi dengan spekulasi tentang hukum Taurat. Khususnya kisah-kisah awal dan silsilah dalam kitab kejadian. Dan kita akan melihat bagaimana mereka telah mengembangkan berbagai jenis ajaran yang aneh tentang makanan, dan pernikahan, dan seks yang tidak sesuai dengan pengajaran Yesus atau para rasul. Paulus bahkan menyebut beberapa nama dari orang-orang ini, Alexander dan Himeneus. Dan ia menjelaskan bagaimana ajaran mereka telah memecah belah gereja dan menimbulkan perdebatan. Paulus berkata, ini sebenarnya merupakan tanda pertama, yang jelas menunjukkan bahwa pengajaran mereka menyimpang. Pengajaran Kristen yang benar itu disampaikan sesuai dengan jalan Yesus dan akan menghasilkan kasih dan iman yang sejati. Dan Paulus berkata, tujuan dari hukum Taurat bukanlah untuk memicu spekulasi. Sebaliknya, hukum Taurat bertujuan untuk menyatakan kebenaran tentang kondisi manusia seperti yang telah terjadi pada Paulus. Pengajaran yang benar akan hukum Taurat akan menuntun orang untuk melihat kasih karunia Allah yang dinyatakan dalam Mesias, yang datang untuk menyelamatkan orang-orang yang berdosa dan hilang harapan. Lalu Paulus menutup bagian ini dengan sebuah puisi yang memuliakan Yesus, Raja atas segalanya, dan ia meminta Timotius untuk menghentikan orang-orang ini beserta ajaran palsunya. Paulus kemudian membahas masalah-masalah spesifik yang disebabkan oleh guru-guru palsu dalam gereja ini. Pertama-tama, ia meminta Timotius untuk mengadakan persekutuan doa di gereja secara rutin untuk mendoakan para pemimpin pemerintahan Romawi dan untuk kedamaian. Karena kedamaian di negeri ini akan menciptakan lingkungan yang ideal bagi para pengikut Yesus untuk terus mengabarkan berita tentang Allah Subardama yang menginginkan semua orang diselamatkan. Allah yang mengutus Yesus sebagai satu-satunya pengantara yang memberikan nyawanya sebagai tebusan bagi semua orang. Berbeda dengan guru-guru palsu, Paulus mengingatkan Timotius bahwa Allah ingin menyelamatkan seluruh isi dunia dan doa akan terus mengingatkan hal ini dalam pikiran mereka. Kemudian Paulus juga membahas masalah yang berkaitan dengan pria dan wanita yang sudah dipengaruhi oleh para pengimpin yang korup di Ephesus. Jadi pertama-tama ia membungkam sekolah pria yang terlibat dalam perdebatan teologis yang sengit yang dimulai oleh para guru palsu ini. Paulus berkata, orang-orang ini harus belajar bagaimana berdoa. Kemudian ia menegur sekelompok wanita kaya di gereja yang menjadikan pertemuan hari Minggu seperti sebuah peragaan busana. Mereka berpakaian sangat mewah, sampai-sampai sebagian besar orang yang tidak mampu membeli pakaian seperti itu menjadi malu. Dan tidak hanya itu, beberapa dari wanita ini juga merebut posisi pemimpin dalam gereja dan mengajarkan teologi sesat dari para guru yang korup. Oleh karena itu, Paulus membungkam para wanita ini. Paulus berkata, Mereka seharusnya tidak mengajar atau memimpin di gereja. Kemudian ia melanjutkan dan mengulas kisah Adam dan Hawa dan Ular dari kejadian pasal 3. Nah ini adalah salah satu bagian dalam surat-surat Paulus yang, seperti kata Petrus, agak sulit untuk dipahami. Ada banyak pandangan yang berbeda tentang apa yang dimaksud Paulus di sini. Beberapa orang beranggapan bahwa Paulus melarang wanita untuk mengajar atau memimpin pria dalam gereja manapun. Dan ulasannya tentang Adam dan Hawa menunjukkan bagaimana Allah telah memerintahkan bahwa hanya pria yang seharusnya menjadi pemimpin di gereja. Ada pula yang beranggapan bahwa Paulus melarang wanita untuk memiliki otoritas kepemimpinan di atas pria dalam gereja. Tetapi wanita yang berpendidikan boleh dan dapat mengajar sebagai pemimpin di gereja, tetapi di bawah kepemimpinan pria. Nah, Masih ada lagi yang lain yang beranggapan bahwa Paulus hanya melarang wanita-wanita di Efesus ini saja. Dan ulasannya tentang Adam dan Hawa adalah untuk membandingkan dengan bagaimana wanita-wanita ini telah tertipu oleh para guru palsu. Apapun yang menjadi pandangan kita, Paulus dengan jelas menyampaikan bahwa para wanita Efesus ini harus berada di bawah pimpinan Timotius dan mendapatkan pendidikan teologi yang tepat. Tujuannya adalah untuk membantu mereka bertumbuh Agar suatu hari nanti mereka dapat menjadi pelayan wanita yang luar biasa, seperti yang disebut-sebut Paulus dalam surat-suratnya yang lain, seperti Febe, atau Junias, atau Priscila. Paulus terus membahas tentang krisis kepemimpinan ini. Ia meminta Timotius untuk membentuk sebuah tim kecil yang sehat yang terdiri dari para suami dan bapak-bapak yang akan bertindak sebagai penatua atau penilik jemaat. Mereka ini haruslah pria dengan karakter dan integritas yang luar biasa, Dan mereka akan bekerja bersama tim diaken. Diaken dalam bahasa Yunani berarti pelayan. Mereka inilah para pria dan wanita yang benar-benar memimpin dan melaksanakan pelayanan gereja. Dan mereka harus memiliki karakter yang sama seperti para penatua. Dan secara keseluruhan, orang-orang ini harus dikenal memiliki hubungan yang sehat dalam keluarga mereka. Karena itu akan menunjukkan kemampuan mereka untuk memimpin jemaat yang merupakan keluarga Allah. Dan cara hidup yang mereka jalani bersama itu sejalan dengan kisah tentang Yesus yang dijabarkan dalam puisi penutup. Tentang inkarnasinya, kematiannya, kebangkitannya, keagungannya sebagai raja, dan tersebarnya keluarga barunya ke seluruh penjuru dunia. Bagian kedua dari petunjuk Paulus kepada Timotius juga secara spesifik membahas masalah-masalah yang disebabkan oleh para pemimpin yang sesat ini. Pertama-tama Paulus mengkoreksi teologi mereka yang sesat. Mereka melarang orang untuk makan makanan tertentu, kemungkinan besar daging, dan melarang orang untuk menikah. Menurut Paulus ini perintah yang tidak masuk akal. Oleh sebab itu, Paulus kembali ke kejadian satu dan mengingatkan Timotius bahwa seluruh ciptaan Allah itu sangat baik, termasuk makanan dan pernikahan. Itu semua harus diterima dengan ucapan syukur oleh mereka yang mengenal dan tahu mengucap syukur kepada sang pencipta. Paulus kemudian beralih untuk membahas tentang masalah kepedulian gereja terhadap para janda. Jadi pelayanan yang sangat penting ini dimanfaatkan oleh para janda muda yang kaya, yang kemungkinan besar adalah para wanita pembuat masalah yang sama dari pasal 2. Mereka mendaftarkan diri untuk mendapatkan bantuan gereja, tetapi kemudian mereka menghabiskan waktu dengan laki-laki, menyebar gosip, dan merusak reputasi gereja di kota ini. Paulus tidak bisa terima semua itu. Ia berkata hanya janda tua yang tidak memiliki dukungan keluarga yang memenuhi syarat untuk menerima bantuan. Dan kepada mereka lah gereja harus menunjukkan kasih dan kemurahan Yesus. Paulus kemudian membahas masalah di antara beberapa pria yang lebih tua di gereja. Timotius harus menghormati mereka karena usia mereka. Bukan karena perilaku mereka yang buruk yang kelihatannya berhubungan dengan minuman keras. Mereka merusak reputasi gereja di Ephesus. Jadi Timotius harus menegur mereka dalam kasih. dan meminta mereka mengundurkan diri jika mereka berada dalam posisi pemimpin. Dan kemudian Paulus menambahkan catatan kecil yang menarik. Bukan berarti Timotius sendiri tidak boleh minum. Berhubung pencernaannya bermasalah, Timotius mungkin perlu minum segelas anggur setiap malam pada saat makan malam. Paulus kemudian membahas sebuah masalah di kalangan budak Kristen. Beberapa dari mereka tidak menghormati Tuhan mereka yang Kristen. Memang benar, Injil menciptakan kesetaraan di antara para pengikut Yesus? Akan tetapi Paulus merasa kesetaraan itu perlu diterapkan dengan cara yang strategis, yang tidak membahayakan kelangsungan misi dan kesaksian jemaat. Jika orang Kristen dikaitkan dengan pemberontakan para budak, maka mereka akan dihujat. Transformasi Kristen dalam rumah tangga Romawi harus dilaksanakan secara strategis, sehingga lingkungan mereka dapat diyakinkan dan tidak menolak visi baru dari keluarga Allah ini. Akhirnya Paulus menutup suratnya dengan kembali meminta Timotius untuk menghadapi para pemimpin yang korup. Di sini Paulus membongkar motif mereka, yaitu menghasilkan banyak uang dengan mengumpulkan para pengikut, lalu meminta bayaran yang tinggi untuk pengajaran mereka. Guru-guru ini mengkhianati Yesus dan ajarannya tentang hidup yang berkecukupan dan sederhana. Oleh sebab itu, Paulus berpesan kepada orang-orang Kristen Ephesus yang kaya, agar mereka menjadi kaya dalam kebajikan dan kemurahan, menjadi orang yang menyerahkan semua miliknya bagi Yesus Sang Raja. Dan ialah yang menjadi inspirasi bagi puisi terakhir, ialah Raja Sejati di atas segala Raja. 1 Timotius adalah sebuah surat yang sangat penting, yang membantu kita mendapatkan visi secara menyeluruh tentang hakikat dan misi gereja. Jadi apa yang diakini oleh komunitas Yesus secara langsung akan membentuk bagaimana mereka hidup dan berperilaku di kotanya. Dengan demikian, teologi dan kepercayaan mereka haruslah terus-menerus dinilai dan dibentuk oleh firman Tuhan dan kabar baik tentang Yesus. Dan bagaimana gereja dipandang di muka umum juga sangat penting bagi Paulus. Orang-orang Kristen haruslah dikenal sebagai orang-orang yang penuh integritas, dikenal karena perbuatan baiknya, dikenal karena melayani orang yang miskin dan yang paling lemah. Itu semua karena pengabdian mereka kepada Yesus, Sang Raja yang telah bangkit. Demikianlah inti dari Kitab 1 Timotius.