Transcript for:
Fasohah dan Pembagian dalam Ilmu Bahasa

Hal ini penting kita ketahui sebelum kita mengenal apa itu ilmul ma'ani, ilmul bedi, kemudian apa itu ilmul bayan. Maka komponen penting yang harus kita ketahui terlebih dahulu adalah tentang fasohah, kemudian nanti dilanjutkan tentang belaroh. Maka kita harus mengenal istilah dari fasohah.

Maka ibarat belajar ilmu nahu, maka fasohah di sini ibaratnya kita belajar tentang pembagian kalimat, kemudian tanda-tanda dari kalimat seperti apa. Jadi dalam istilah belawa kita harus mengenal pasohah terlebih dahulu Namun disini sebelum saya menjelaskan tentang apa itu pasohah, pengertiannya, kemudian pembagiannya itu ada berapa, dan apa saja istilah-istilah yang berkaitan dengan pasohah Dan apa saja contoh-contohnya nanti saya akan jelaskan Sebagai mana yang diminta oleh teman-teman yaitu saya akan menjelaskan melalui sled ataupun melalui papan tulis nantinya Dan disini saya terlebih dahulu akan mengutip sebuah nabam yang menjelaskan tentang pasohah tersebut yaitu saya ambil dari kitab Jawahirul Magnun hal ini bertujuan untuk mempermudah para sahabat sekalian untuk mengingat tentang istilah-istilah yang terdapat dalam fasoha maka dikatakan dalam kitab Jawahirul Magnun yaitu jadi sebelum saya menjelaskan lebih rinci lagi Saya akan menjelaskan secara umum yang dimaksud dari nazam ini atau baik. Yang pertama, fasuhatul mufrad di ayyakhul suamin tanahfurin gharabatin khulpin zukin.

Ini maksudnya adalah bahwa disitu ada istilah fasuhatul mufrad. Ini nantinya saya akan jelaskan dengan istilah fasuhatul kalimat. Ayyakhul suamin tanahfurin gharabatin khulpin zukin. Maka bisa dikatakan fasuhatul mufrad kalau dia terbebas dari tanahfur, kemudian gharabah.

Kemudian khulfin yaitu muhallah putul kiyas Nanti saya akan jelaskan masing-masing dari ketiganya Kemudian baik yang kedua itu menjelaskan tentang pasuahatul kalam Wafil kalam imin tanah puril kalim Dia itu harus terbebas dari tanah pur juga Waduk fitalifin dan juga terbebas dari duk fitalif Kemudian watakidin dan bebas dari takib Jadi nanti akan saya jelaskan satu persatu beserta contohnya Kemudian baik yang terakhir adalah Wadil kalam isifatun bihayutik Takdiatal maksudibillah bilanik Ini maksudnya adalah tentang fasohatul mutakallim Dia itu harus mempunyai sifat bihayutik yang mampu dengan sifat tersebut Tak diatal maksud mengungkapkan ilaf dil anik dengan lafat yang elegan Jadi yang akan kita pelajari pada kesempatan kali ini adalah Tentang apa itu fasohah, kemudian pembagian dari fasohah Kemudian kita akan mengenal istilah-istilah yang berkaitan dengan fasohah tersebut Yaitu ada namanya tanahfur, gharaba Kemudian ada namanya muhalafatul kias, ada du'fid ta'lif, kemudian ta'qid, dan lain sebagainya. Nanti saya akan jelaskan beserta contohnya. Maka dari itu silakan simak dan tonton terus video ini sampai selesai. Baik, pertama yang perlu kita pelajari adalah tentang fasoha. Apa itu fasoha?

Kemudian pembagian-pembagiannya nanti kita akan pelajari. Karena ibarat belajar ilmu nahu, fasoha tersebut adalah komponen penting Sebelum menyusun sebuah ungkapan kata Jadi kita harus mengenal kalimat Kalau dalam istilah Nahu mengenal tanda-tandanya Maka dalam ilmul belakoh Kita pertama kali dikenalkan dengan yang namanya pasuha Apa itu pasuha? Secara bahasa pasuha itu adalah Azuhur wal bayan Artinya jelas, wal bayan, dan terang Hal ini kalau kita contohkan misalnya Afsuhas subhu maka afsoha ini yang dimaksud adalah telah tampak as subuh da'uhu maksudnya idha bada da'uhu telah tampak waktu subuh atau cahaya subuh kemudian dalam Al-Quran juga ada wa'akhi harunuhu afsohu minni lisanan, ini perkataan Nabi Musa dan saudaraku harun itu afsohu minni lebih fasih, lisanan, lisannya Jadi afsuhu yang dimaksud lebih fahsih itu adalah lebih terang atau lebih tampak Kemudian secara istilah disini ternyata ada beberapa pendapat Yang pertama adalah pendapat Imam Al-Jurjani Ini yang pernah saya sampaikan pada video sebelumnya yaitu Pengembang dari ilmu belakang Kemudian ada pendapat Al-Razi ini juga sama Dan ketiga ini definisi yang banyak digunakan dalam ilmu belakang dasar.

Namun kalau kita lihat dari pembagian fasoha maka yang lebih pas definisi yang dipakai itu adalah definisi dari Imam Al-Jurjani ini. Dan ini juga sebagaimana tadi di awal video ini saya kutip dari kitab Jawaharul Magnun yaitu pembagian dari fasoha. Maka Imam Al-Jurjani disini mengatakan bahwa fasuha itu terdapat pada mufrat, terdapat pada kalam, dan harus terdapat pada mutakalim. Kemudian apa yang dimaksud dengan fasuha tufil mufrat? Hulusuhu mintanafuril hurufi walgarobati wa muhalafitil kiasi.

Ya, harus terlepas atau terbebas dari tanahfuril huruf. Kita akan belajar nanti apa itu tanahfuril huruf walgarobati dan garoba. Mokhala patil kiasi dan mokhala patil kias Kemudian pasuha dalam kalam Itu juga harus kita pelajari Apa itu pasuha fil kalam hulusuhu min do'fid ta'lif wa tan'afuril kalimat ma'afasuhatiha Yaitu terbebasnya sebuah ungkapan dari do'fid ta'lif wa tan'afuril kalimat ma'afasuhatiha Serta harus pasuha Jadi disini ada istilah tanah fulil huruf, kemudian ada tanah fulil kalimat Maka kita harus belajar apa perbedaan dari tanah fulil huruf dan kalimat Dan insya Allah nanti kita akan bahas satu persatu dari istilah ini Kemudian wafil mutakalimi juga dari sisi mutakalim harus fasohah Apa yang dimaksud fasohah dalam mutakalim?

Malakatun yakta dirubiha alat takbir, yaitu suatu kemampuan Yakta dirubiha alat takbiri yang mampu untuk mengungkap anil maksud dari apa yang dituju bilabdin fasuihin dengan lafat yang fasui adapun menurut ar-rozi fasoha itu adalah hulusul kalami minat taqid yang penting dia dalam kalam terbebas dari taqid kemudian yang ketiga ini adalah definisi yang sering dipakai dalam istilah belaga dasar dan ini juga saya temukan dalam kitabnya sihyasin al-fadani yaitu dalam kitabnya asyallah Beliau mengatakan Al-Faswaha tu'ibarotun anil alfadil bayinatil zahiroh adalah ungkapan dari lafat-lafat yang jelas. Mutabad darwati ilal fahmi, mudah dipahami, wal maknusatil istimal, dan sering dipakai, bayinal kutab biwasyu'arok, diantara para penulis, wasy'u'arok, dan para penyair. Kemudian berikutnya adalah Aksah Mulfaswaha, yaitu pembagian dari Ilmul Faswaha, yaitu Ini berdasarkan dari pendapat Al-Yudjani tadi bahwa ada istilah Faswahatul Mufrat atau yang dikenal dengan Faswahatul Kalimah Kemudian ada yang namanya Faswahatul Kalam Dan ketiga adalah Faswahatul Mutakalim Dan mungkin pada pertemuan kali ini kita akan membahas Faswahatul Mufrat terlebih dahulu Kemudian insya Allah kita lanjut pada Faswahatul Kalam dan Faswahatul Mutakalim pada pertemuan berikutnya Kemudian yang dimaksud dari Faswahatul Mufrat itu apa?

Fasohah ditingjau dari kata dan makna. Kemudian kalau fasohatul kalam berarti ditingjau dari susunan kalimat. Ini sudah disusun, sedangkan kalau mufrat itu berarti kalimatnya itu akan dilihat dari segi huruf. Baik, berikutnya adalah kita akan mengenal fasohatul mufrat atau fasohatul kalimat.

Yang dimaksud dengan fasohah dalam kalimat itu apa? Hulusuhu, dalam redaksi lain itu menggunakan salamatuhu atau terlepas. Selamat dari tanah fulil huruf, kemudian muha lafatil kias, dan terlepas dari al-gharabat.

Kalau kita pahami dari segi makna tanah fulil huruf itu, hurufnya itu sulit diungkapkan. Kemudian muha lafatil kias berarti tidak mengikuti aturan kias. Sedangkan al-gharabat itu asing lafatnya.

Namun secara lengkap itu apa maksud dari tanah fulil huruf? Yang dimaksud, waspun fil kalimati yuji butikolaha wa usran nut kibihah. Yaitu satu sifat yang terdapat pada kalimat yang menyebabkan dia itu berat Wa usron nut kibihah dan sulit untuk diungkapkan Contohnya apa?

Yaitu al-khukhu Dalam redaksi lain al-khukhu ini dibaca al-hi'hi'bi kasril ha'wal-ha'Yaitu dalam kitab asyawah kita menemukan contoh ini dibaca kasro Kemudian apa juga yang contoh dari Tanah Fur yaitu Mustazirat. Ini sulit kita ucapkan. Namun yang menjadi ukuran sulit atau tidaknya itu adalah orang Arab, bukan orang Indonesia.

Dan juga kalimat tersebut dikatakan sulit ketika pertama kali diucapkan. Kalau sudah diulang-ulang dan mudah berarti itu dikatakan sulit juga. Kalau pertama kali itu sulit.

Kemudian. Berikutnya adalah muhalafatul kias Apa yang dimaksud muhalafatul kias? Kaunul kalimatih ghairo jariyatin alal qonunis sorfiyyi al-mustambati minkalamil araf Yaitu kalimat yang tidak ikut alal qonunis sorfiyyi terhadap undang-undang sorof Al-mustambati minkalamil arafi yang diambil dari kalam araf Jadi ini kalimatnya itu tidak mengikuti aturan sorof Maka kita harus mengenal kaida-kaida yang terdapat dalam ilmu sorof Contohnya apa?

Maudadah Jadi kenapa tidak dikatakan Jadi maudadah disini dikatakan Walafatul kias karena seharusnya itu Diidamkan menjadi maweddah Begitu juga bukotun Disini tidak mengikuti aturan ilmunahu Karena bukotun ini jamak Seharusnya ikut jamak abawakun Contohnya adalah Ruhun karena ini Mufratnya adalah bukun Kalau di jamak seharusnya ikut wazan Af'alun atau Ruhun abawakun seperti halnya ruhun menjadi arwahun kemudian berikutnya adalah gharabah gharabah itu adalah keunul kalimati ghairodha hirutil makna wala ma'lu fatal istimali bin nadri lil arabil fosoha yaitu keberadaan kalimat tidak jelas maknanya dan juga jarang dipakai bin nadri lil arabil fosoha ditinjau dari orang Arab yang fasih jadi ukurannya itu adalah bahasa Arab yang fusha yang pasih, bukan yang suki yang pasaran kemudian contohnya apa? contohnya adalah takaka ini jarang dipakai karena yang dipakai itu adalah tajam ma'a karena takaka ini mempunyai makna tajam ma'a berkumpul kemudian apa juga? yang kedua adalah ifrongkoa ini sebenarnya yang dipakai itu adalah insorova karena ifrongkoa itu mempunyai makna insirof kemudian Disini saya akan menampilkan beberapa contoh dari Tanah Fulil Huruf secara lengkap Disini adalah Tarok Tuhatar Al-Hu'hu Jadi ini ceritanya ada orang ditanya tentang ontanya Maka dia mengatakan Tarok Tuhatar Al-Hu'hu Aku membiarkannya makan makanan onta Jadi Hu'hu disini karena sulit diucapkan, berat Karena ada dua huruf yang hampir sama makhluknya yaitu Ha dan Ho Kemudian, contoh kedua adalah Wada iruhu mustas zirotun Di sini sulit juga kita ucapkan Contoh lengkapnya ini Wada iruhu mustas zirotun Ilal ula tadilul ikosu Fihimusanna wamursali Jalinan rambutnya digulung ke atas Jadi mustas zirot itu menyebabkan Rambut yang digulung Tadilul ikosu tertutuplah Pilinan rambut Fihimusanna wamursali Kedalam rambut yang dikepang dan terurai Kemudian berikutnya ada contoh Min muha'ala batil kias Contohnya adalah maudadah tadi Maudadah disini karena tidak ditegamkan Seharusnya ditegamkan karena disini ada dua huruf yang sama Seperti halnya maddah, asalnya madadah Inna baniyah lali'amun zahadah ma liyafi sudurhin min maudadah Benar-benar keturunanku itu orang yang tidak baik dan tiada berpenganggapan Di hati mereka tidak ada rasa kasih sayang untukku Kemudian juga kata Al-Ajlal Ini seharusnya Ajal Ditugamkan Alhamdulillahil Aliyyil Ajalal Al-Wahidil Fardil Qadimil Awal Segala puji bagi Allah yang Maha Tinggi Maha Mulia Maha Esa Maha Tunggal Maha Terdahulu Dan Maha Awal Kemudian ini Bu Kotun Karena tidak mengikuti jama'yang seharusnya Jadi juga termasuk dari muhalla fatul qiyas Jika sebagian orang itu menjadi pedang untuk negara Maka diantara mereka harus ada trompet dan genderang Jadi inilah contoh dari muhalla fatul qiyas Kemudian yang terakhir contoh dari Al-amsal minal warabah Yaitu contoh-contoh dari warabah Yang pertama adalah takak ka kemudian ifrong koa Ini ucapan seseorang yang jatuh dari keledainya Kemudian dikerumuni orang Kemudian dia mengatakan Malakum takak kaktum katakaku ikum aladijin natin ifrong kingu ani Ada apa kalian berkumpul mengerumuni saya Sebagai mana kalian berkumpul mengerumuni orang gila Ifrong kingu ani bubarlah dariku Jadi takak ka disini jarang dipakai Sehingga ini asing Ifrong koa juga sama Kemudian, Yang kedua adalah contohnya Musar Roja.

Di sini bukan asing akan tetapi karena dia lafadnya mempunyai dua makna. Musar Roj itu diambil dari kata surej sehingga mempunyai makna pedangnya surej atau diambil dari kata sirojun itu artinya lampu. Contoh lengkapnya adalah wa muklatan wa hajiban muzadjajah wa fahiman wa marsinan musar roja dan bola mata serta alis laksana bulan sabit.

dan rambut hitam serta hidung laksana pedang surej atau bisa diartikan cemerlang laksana lampu jadi karena disini ada dua kemungkinan sehingga maknanya itu gerobah maka ini tidak pasoha kemudian disini saya sedikit mengingatkan bahwa dia dikatakan gerobah apabila tidak ada korina kalimat yang mempunyai dua makna tersebut dikatakan gerobah kalau tidak mempunyai Korinah yang menunjukkan bahwa maknanya itu yang benar Jadi harus memilih satu dan harus ada korinah tanda bahwa ini maksudnya adalah pedang surej atau lampu Contohnya dalam Al-Quran seperti ini, yaitu kata az-zaru Ini diambil dari fiil madi, az-zaru artinya bisa memuliakan, bisa mempunyai makna menghinakan Namun di sini tidak dikatakan Zorobah karena ada korinah yaitu kata Naswaruhu. Contohnya adalah, فَالَّذِينَ أَمَنُوا بِهِ وَأَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّرَ الَّذِي أُنزِلَ مَعَهُ وُلَا إِكَمَهُمُ الْمُفْلِحُونَ Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, وَنَصَرُوهُ منَلُّهُمْ وَنَصَرُوهُ منَلُّهُمْ dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya yaitu Al-Quran, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jadi kenapa dikatakan ada korina? Karena Naswaruhu disini menolong yang mana artinya positif. Sedangkan Azaruhu kalau kita artikan menghina, maka ini tidak cocok dengan Naswaruhu.

Maka disini harus positif juga, berarti Azaruhu ini yang dimaksud adalah memuliakan. Jadi kalau sudah ada korina seperti ini, maka tidak dikatakan warabah. Baik, jadi intinya dalam kesempatan kali ini kita harus mengenal apa itu fasoha, kemudian setelah mengenal fasoha kita harus mengenal pembagian dari fasoha, kemudian ada namanya fasohatul kalimat, kita harus mengenal fasohatul kalimat, kemudian apa saja yang menyebabkan kalimat tersebut tidak fasoha. Baik itu karena tanahfur, kemudian ada muhalafatul kias, dan tentunya kita harus mengenal contoh-contohnya juga.

Baik itu saja yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini Akhirnya mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan Dan apabila ada kekeliruan mohon tinggalkan komentar di video ini Akhirnya Wassalamualaikum Wr Wb