Transcript for:
Perubahan Periklanan di Era Digital

Waktu lo deketin cewek, goals lo apa? Dapetin dia. Waktu lo ngerjain iklan, goals lo adalah lo melihat sales atau brand klien lo itu dipake sama audience. Kalo orang gak kesifting ke brand yang gue communicate, yang gue bikin, ada yang salah sama cara gue kerja. Lo, gue tanya. banyak balik ke lo deh, lo nonton TV gak? Tahun berapa lo berhenti nonton TV? Wah, percayaan bagus aja. Akhirnya lo mencari, source of information, dan entertainment kemana? Digital. Berarti poinnya adalah, sunset karena, orang kayak lo jarang? Sunset itu, karena, Karena orang gak mau berusaha berubah dan mengikuti perkembangan. Kalau lu gak melek sama apa yang terjadi, gue akan guarantee lu akan sunset sih. Citlapariwara, kalau ini for your infonias, the only award show yang masih bertahan di Indonesia. Percaya apa gak? Intro Ladies and gents, this is your host, Ias Lawrence Gue rasa belakangan ini kita sering banget ngomongin agency, brands, platforms Sekarang kita langsung aja ngobrol sama the king of the king, the top of the league, chief business officer of Future Creative Network atau FCN, dan chairman dari Citra Pariwara, Bang Reza Fitriano. Apa kabar? Baik. Raja terakhir Gue bilangnya raja terakhir Karena Gue gak tau berapa episode terakhir Kita ngobrol sama brand Brandnya Kliennya klien lo juga Ngobrol dengan beberapa media Dipiliki oleh kalian juga Ke acara Acara kalian juga Kayaknya gue pikir Kenapa gak bapaknya jadi kesini Tapi nevertheless sebelum itu Gue mau ngebahas Bukan ngebahas, cerita sedikit bahwa gue ini alumni DKV. Oke. Dan sebagai anak DKV yang ambil jurusan creative advertising, gue harus mengakui bahwa Citra Pariwara adalah Oscar-nya kita. Benar. Itu no debate, full stop, Oscar-nya kita. Betul. Gue inget banget dosen gue Pak Hagung, dari awal gue masuk sampai keluar, selalu ngasih tau bahwa finalis Cipar itu selalu anak minus. Iya, benar. Bahas... Pasti ada bagiannya anak BINUS. Kalau gak finalis, pemenang apa sekarang. Kita harus terusin legacy itu. Wah terus-terusan itu. Di doktrin kita sebagai anak DKV BINUS. Pertanyaan gue simple. Agar Pak Hagung bangga. Boleh gak gue minta dua tiket untuk di malam hargaan. Buat gue dan Pak Hagung. Buat Pak Hagung tiket gue aman. Aman. Tapi. Let's talk about that in the beginning. Let's talk about that in the start. Cipar. Setelah gue lihat. 30 berapa tahun? 37. 37 tahun. Menselebrasi iklan dan karya-karya kreatif gitu. Dari teman-teman agensi dan juga para brand. Berarti you've been in this industry for so long. Bakar Riza. Let's talk about day one. 2004, Loe. Posisi masih di Melawai berarti kan? Betul. Gak ada digital, gak ada apa-apa. What was it like? Tell me about it. Oke. Oke. Mungkin sedikit mundur ya. Jadi sebenarnya di industri itu udah 24 tahun. Nah awalnya. 2000? 2000 justru. Jadi pertama kali kerja itu sebenarnya telkomsel. Oh di brand? Di brand. Oke. At that time. Justru gue tuh dealing sama agency Sebenernya Jadi gue kerjanya ngebrief agency Jarang loh dari brand ke agency So What I did at that time sebenernya gue Ngobrol sama bos gue gitu Ini seorang Reza di tahun 2000, kala itu kan semua masih kerjaan rapi gitu, pake jazz, pake dasi, segala macam ada bahan gitu. Terus gue datanglah group of agency present ke kita semua santai gitu. Jadi motivasi gue very shallow banget tuh kala itu. Terus gue boleh gak pindah ke agency karena gue mau pake kaos. Masa sih? Iya, kala itu ya. Gue mau kerja pake kaos, gitu doang sih. Dan kayaknya lebih santai. Dan semakin gue jalanin pekerjaan ini, ternyata emang banyak part yang melibatkan gue untuk brainstorming langsung sama... sama agensi. So akhirnya gue bilang sama bos gue, boleh gak gue pindah ke agensi? Dikasih. Gue pindah ke agensi. Tahun 2002 lah. Bukan dimiliki oleh Telkomsel? Bukan. Berarti lu bilang, gue mau resign, pindah ke tempat lain? Pindah ke agensi. Nah, berawal dari situlah, akhirnya gue belajar banyak hal tuh, tentang advertising. Oke. Satu hal yang menarik tentang advertising, menurut gue ya, it's good to know, kalau lu lulusan DKV. Kalau gue lulusan dari banking, management. Iya kan? Menariknya tentang advertising, semua. Semua orang itu bisa belajar advertising. Semua manusia menurut gue nih punya bakat untuk mengadvertise apapun. Karena tugas advertising kan selalu tentang komunikasi menarik perhatian masa gitu kan. Yangnya convert dan akhirnya beli produknya gitu. Ini kita ngeliat analogi paling sederhana lah. Untuk menarik perhatian ya manusia paling jago menurut gue. Even dari bayi kalau kita mau nyusu aja nangis. Iya bener. Alamiah gitu kan. Kemudian belanjak dewasa deh pertama kali kita naksir cewek gitu kan. Lo akan mikirin untuk pertama kali ketemu lo pake baju apa. Gaya ngomong lo gimana gitu kan. That exactly what brands is actually doing gitu kan. Gue untuk ngomong sama audience gue. Gue akan menggunakan tone. Tonain mannernya apa. Komunikasinya apa yang akan gue sampaikan. So gue ngerasa. Oh iya emang semua orang bisa belajar. Manifestasi. Semakin kesini gue semakin. Wah ini bukan pekerjaan. Jadi gitu loh. Ini adalah hobi. Jadi gitu. Masa sih? Buat gue gitu kan. Di 2004? Jadi semakin. Wah ternyata semua orang bisa belajar. Even waktu kala itu. Bos gue. Itu lulusan matematika. Dan dia sukses menjadi admin. Terus gue punya satu copywriter. Yang sampai sekarang gue soal. selalu inget karena handal banget nulisnya. Dia lulusan kehutanan. Jadi menurut gue semua orang bisa belajar tentang advertising. Karena alamiah seorang manusia itu basically bisa mengkomunikasi dan menjual apa yang pengen dijual ke target audiensnya. Itulah basic role-nya komunikasi. Nah, kayak tadi, akhirnya gue ngerasa ini mungkin jalan hidup gue, gue ngerasa gue hobi, gue seneng ketemu orang. Sorry, posisi apa waktu itu pas pilih? Account executive. Gue turun lagi ya. Gue tuh dari brand ke agency gaji gue tuh turun 800 ribu. Dari berapa sih? Dari berapa bang kalau boleh tau? Boleh, boleh, boleh. Karena itu zaman dulu ya. Waktu tahun 2000 gue di brand itu digaji 3,2. Oke. Terus pindah ke agency digaji 2,4. Gitu kan. Tapi yaudah gue seneng ngejalaninnya. Karena itu disaat lu tau ini sesuatu yang lu suka. Iya, iya. Lu ngerasa apa yang lu kerjain tuh kayak lu dapet bonus at the end. Karena lu ngejalanin hobi tapi dibayar sederhana gitu lah ya. Oke. Gue. Gue mindsetnya begitu terus. Gue akan nyuruh lo lanjutin cerita. Tapi mumpung gue inget pertanyaan ini ya. Boleh dijawab nanti. Tapi kan ketika lo bekerja. Awalnya hobi. Lama-lama jadi pekerjaan gitu. Dan ada sisi yang kayak. Fuck lah gitu loh. Kayak awalnya happy. Kok lama-lama malah jadi serius. Malah jadi gak enak gitu. Berarti itu gak pernah terjadi di lo ya? Enggak. Karena gini. Ini sama balik. Gue gak akan balik. Karena gue akan memberi jawabannya. Melalui ini nih. Iya silahkan. Waktu lo deketin cewek, goals lo apa? Dapetin dia. Nah, waktu lo ngerjain iklan, goals lo adalah lo melihat sales atau brand klien lo itu dipakai sama audience. Kalau ini gak kejadian, lo akan penasaran. Kalau gue ngeliatnya gitu ya. Kalau orang gak ke shifting ke brand yang gue communicate, yang gue bikin, ada yang salah sama cara gue kerja. Nah, itu yang membuat gue jadi mengevaluasi apa yang udah kita lakuin. Biasanya gitu, gue sama temen-temen lah. Jadi, sederhana sih. Begitu kita pitching gitu ya. misalnya, kemudian atau misalnya dapet brief dari klien, hal pertama kita tanya selalu objektifnya apa, gitu. Lu mau cuma awareness atau neck in sales, segala macam. Nah itu kita berangkat strategi dari situ. Insight-nya kita cari dari situ. Kepada siapa kita ngomong, ya itu juga. Orangnya seperti apa, kemudian mereka ngumpul dimana, apa yang mereka denger, apa yang mereka lihat, gitu. Nah, touch point itu yang coba kita masukin, gitu. Nah, jadi poinnya yang mau gue kasih tau adalah kalau lu nanya, lu bosen apa enggak? Enggak. Karena buat gue sih. Setiap brand punya challenge yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda. Nah kalau ngomong historically. Nah sekarang emang zaman udah berubah. Jujur aja. Challenge nya lebih ke sunset nya advertising sih. Mungkin gue gak bisa. Jadi gini komunikasi never dies. Of course. I agree. Karena kita makhluk sosial. Cuma medium nya aja mungkin berubah-berubah. I agree. 2004. Kita balik lagi ke situ. 2004. Berarti mediumnya masih konvensional. Billboard. Billboard, radio, kemudian perlinet, TV, iklan. Kayak gitu. Flyer saja masih dianggap bagian media komunikasi. Dulu tuh sebutnya 360, bener gak sih? Sampai sekarang masih. Tapi komponen dalam 360 itu yang berubah. Bertambah berarti kan? Bertambah banyak. Ada yang mati gak dari 360 itu? Berkembang ya. Kayak contoh lah. Apa yang kita lakukan. Lu diplomatis banget. Berkembang kalau gue bilang. Menurut gue kayak contoh radio lah. Radio itu kan sekarang tuh platform banyak banget yang nawarin entertainment plus informasi gitu. Infotainment lah ya. Jadi akses untuk informasi itu banyak banget gitu. Orang udah semakin ninggalin radio dengan adanya digital. Berubah format ganti ke platform lain gitu. Tapi. Tapi sebenarnya kan yang akan disampaikan sama aja. Cuma ganti bentuk dan mediumnya gitu kan. Nah ini, kalau gue bilang masukin ke dalam komponen 360 adalah menjadi satu bagian tuh. Kalau radio misalnya, tadinya hanya audio gitu ya. Lu rubah lah podcast, sederhana gitu kan. Jadi lu ada audio tapi ada visual. Yang disampaikan sama Interviewnya sama, kontennya sama Formatnya berubah Nah itu yang mungkin tidak dilihat Banyak orang Atau tidak cepat ditanggapi sama banyak Stasiun Karena cepat banget lo aja bisa bikin sendiri gue pulang bikin sendiri bisa cuman sekarang balik lagi sih waktu lo setup brand lo mau ngobrol sama taga audiens mana karena Indonesia tuh gede banget dan banyak banget irisan taga audiensnya jadi kayak kayak lo misalnya gue mau fokusnya ngobrol sama Gen Z dan lo akan cari tau Gen Z ini dengerin apa, apa yang dilihat yang dipake apa segala macem formatnya nanti akan lo pikirin apakah podcast atau cuma emang streaming biasa Misalnya kayak gitu lah. Oke. Kayak gitu-gitulah. Berarti pada era... Gue sambil like-out ya. Silahkan. Pada era tersebut di awal-awal 2006-2007 gitu. Kan itu maksudnya Youtube belum masuk kan? 2009 ya kalau gak salah Youtube masuk dan mulai digital lah. Dan social media, Twitter dan lain-lain. Bahkan itu belum ada iklan disana sih. Itu belum di monetize lah ya. Who saw it coming? Atau... atau nobody saw it coming, ada yang ngeliat gak bahwa, oh ini arahnya bakal kesana nih gitu? Udah diliat sebenernya. Cuma kita emang terlambat aja kalau menurut gue. Jadi by the time YouTube itu membuka semua akses gitu ya, itu kan betapa pinternya YouTube, kalau misalnya dia berpikir semua orang bisa menjadi content creator. Sederhana kan gitu kan. Kita zaman dulu punya handphone berkamera, kita pakai untuk rekam-rekam. Anak mulai jalan, misalnya. Atau hari pertama ke sekolah Tapi Youtube melihat itu sebagai potensi bisnis Lu punya channel sendiri Nah sebagai agency melihat itu gak? Di Indonesia Ngeliat Cuma salahnya di kita adalah Kita tidak menganggap sebagai threat Karena kala itu belum dimonetize Jadi yang justru berkembang itu Kalau boleh jujur nih Yang pintar malah si Youtubenya Karena dia tahu Ini bisa dimonetize Ini bisa menjadi platform yang bisa mempunyai algoritma untuk memasang iklan nah ini yang diajak ngobrol kepada si media-media agency nah jadi youtube itu adalah sebenarnya tidak berngusuhan sama agency quote unquote gitu ya dia akan jalan berilingan sama agency tentunya, cuma dia akan menjadi head to head sama si media agency bukan media agency, lebih ke station segala macem kayak gitu sih brand melihat itu tapi? melihat, apalagi sekarang oh iya pasti sekarang, tapi di oke gini deh pertanyaannya, di tahun berapa semua berubah? 2010 mungkin ya, sekitar 2010-2009 nah, brand itu sudah mulai prepare untuk setup digital team, karena mereka tahu semua orang udah double screen kala itu kan bener-bener tuh, awal-awal 2007-2008, event kita aja udah punya handphone 2, mulai sok kaya gitu, punya handphone 2 gitu lu kenal handphone 2 ya, tentunya ngindarin satu dan lain hal gitu tapi sebenernya, ada yang bener-bener dipake untuk mid time screen time-nya itu di device gitu. Nah itu tuh touch point yang kala itu jadi menarik buat kita karena orang udah mulai ninggalin TV gitu kan. Diskusi di ruangan rapat weekly ketika pada saat itu di agency seperti apa berarti ketika ada shift itu? Regenerasi? Enggak? Yang pasti kita tuh waktu itu ngerasa knowledge kita harus di improve. Itu dulu satu. Belajar? Karena di tahun itu hanya sedikit expertise yang ngerti tentang memahami algoritma dan behavior orang. sekarang di digital. Nah, jujur aja, yang masuk ke area digital, itu pertama-tama ya, waktu awal, adalah mostly bukan target audience-nya si brand. Iya kan? Betul. Karena anak muda kan? Karena anak muda, iya. Jadi, untuk meyakinkan klien, mereka aware, ini satu potensi bisnis yang besar buat mereka untuk ngobrol langsung sama audience. Gila, digital ini kan, two ways communication gitu. Lo boleh komen, lo boleh like, lo boleh marah, lo boleh katain gitu, dan boleh muji gitu. Itu tuh dilihat sebagai satu ingin. Engagement lah kalau istilahnya. Nah, cuma tidak semua brand bisa masuk kala itu. Paham. Sampai akhirnya, ada masa dimana orang benar-benar meninggalkan TV. Again, gue gak against terhadap stasiun TV. Cuma, kalau ada istilah content is king, that's true. Begitu TV content lo bermasalah, quote-unquote gitu ya, udah tidak menarik, orang akan mencari alternatif. Nah, alternatifnya ini sebenarnya lari ke... Digital. Iya. Lo, gue tanya... balik ke lo deh lo nonton Tv gak? Tahun berapa lu berhenti nonton tv? Wah percayaan bagus Itu satu, kedua nih Yang membuat lu berhenti nonton tv apa? Pasti konten kan? Akhirnya lu mencari source of information Dan entertainment kemana? Youtube Sederhananya gitu Ini gue ngomongin generasi sekarang nih Anak gue gak tau tv sama sekali Dia caranya nyalain tv aja gak tau Karena semua informasi dia, dia dapetin is either youtube atau chat GPT udah. Anak 7 tahun semua, ayah mari kita ke kuburan nabi, kebetulan kemarin gue baru balik ibadah gitu ya. Dia yang cari tau tuh, mau tau gak letaknya? bulan nabi dimana, ccpt terus dia bilang, udah tau bentuknya apa sebentar, di search di youtube sama dia, kayak gini gak akan kejadian di tv sih betul, demand membunuh semua itu berarti, demand pribadi Karena kan Knowledge membunuh itu kalau gue bilang Jadi your curiosity Your hunger of knowledge itu membunuh itu Teknologi membantu itu Karena dulu kita disuapin Sekarang kita nyari makan sendiri Sekarang tuh kayak Keingin tahuan kita tuh semakin besar Oke berarti Apakah sebelum kita ngomongin Sunset dalam agency Sunset dalam media udah Terjadi dong berarti Yang bukan on demand ya Ya, makanya kalau gue bilang. Radio, tabloid, majalah. Yes. Berubah format. Kalau majalah, kalau gak cepat ganti ke digital, selesai. Ya kan? TV kalau tidak merubah konten, selesai. Gitu kan? Radio kalau tidak memasukkan unsur lain selain one way communication, selesai. Makanya ini harus evolusi sih. Gue tuh punya dendam pribadi sih sama radio. Punya unsur negatif sendiri. Tapi ini poin saya. Tapi saya... Saya mau mengutip salah satu podcast teman saya. Obrolan mereka bertiga. Ada Danang, Sarah Tobing, dan juga Ryo Echaksono. Mereka membahas tentang radio. Saya salah satu yang korban yang mencintai industri itu sekali. Dan ya dipecat karena gak bisa evolve dengan informasi dan digitalisasi. Iya. The point that they brought up is really interesting and really woke me up. Bahwa sistem berubah, konten berubah, penonton berubah, orang yang di atas masih sama. Setuju. Benar. Itu permasalahan besar. So it means there's greed and power gitu ketika ada di atas itu. Berarti sekarang pertanyaan gue adalah gimana caranya bukan yang atas turun. Karena ini bukan kayak kita menurunkan sebuah institusi. Tapi bagaimana yang atas mau belajar untuk adaptasi ke depannya gitu. Adaptasi terhadap demand market. Demand baru gitu. Itu gimana sebagai lo adalah pemimpin di dua institusi berbeda gitu. Sederhana sih. Satu hal yang pasti tentang orang atas dan orang besar. Mungkin what they care itu so much tentang bottom line. Selalu lah ya. Business management. Revenue. Iya pasti gitu Kadang mereka lupa untuk mikirin ini datangnya dimana Nah Kesibukan mereka juga mungkin Kalau boleh menyalahkan Sampai membuat mereka lupa untuk melihat data Karena data itu penting Gue ada satu fakta yang mau gue cerita sama lo sih The growth of digital platform Iya kan Semua orang go into digital lah 10 tahun terakhir Semua tuh lomba-lomba punya placement Di platform digital Tapi ini Indonesia bos masalahnya Kalau kita sedikit membuka hati dan mendengarkan presentasinya salah satu research agency yang besar. Gue gak usah sebut namanya ya. Orang tuh masih nonton TV. Orang tuh masih dengerin radio. Ini contoh paling sederhana Nias. Itu gue masih denger tapi kok kata-kata itu. Ini sederhana Nias. Lo tinggal dimana Nias? Tambun, Bekasi. Tambun, Bekasi ya. Kita gak usah jauh deh. Kita berada di studio lo. Boleh sebut? Silahkan. Di Bangka ya? Kemang. Kemang nih. Banyak banget jalan-jalan kecil gang-gang. Lo masuk kesana. Masuk ke gang Lawatin aja rumah-rumah Kan pintu pada kebuka TV nyala semua Apakah mereka nonton? Belum tentu Radionya nyala semua. Percaya sama gue. Radionya nyala semua. Mereka dengerin gak sambil jalan? Ini kita ngomongin kota besar. Belum di daerah gitu kan. Jakarta aja. Kayak contoh daerah Nampang, Tebet. Itu usage TV dan radio masih tinggi banget. Dan gue bisa buktiin dengan data gitu kan. Apalagi daerah gitu. Dan kita leaching out hampir 300 juta penduduk Indonesia. Indonesia 280 gitu kan. Jadi sebenarnya ini yang masih dilihat sebagai source of revenue-nya para orang gede ini, mungkin ya. Tapi kalau mereka gak shifting dan tidak melihat data dengan baik... ya digital growth ini tuh menurut gue jadi sia-sia gitu gue akan cerita tentang salah satu TV station yang telat merubah dari analog menjadi digital silahkan ditinggalkan oleh audiensnya karena TV-nya gak bisa diakses Sedihannya gitu Dulu kalau misalnya kita nih Kita nyalain TV Kita ngomongnya stasiun Enggak Pasti lu akan Nomor 3 dong Nomor 11 98 misalnya gitu kan Lu inget nomernya Tapi sejak era digital Itu udah gak ada Diacak semua bos Masalahnya gini ya Jakarta salah satu stasiun TVA Nomor 1 Begitu lu masuk Bandung Dia bukan nomor 1 Nah ini ada satu stasiun TV Yang telat melakukan itu Dan akhirnya sekarang Hampir dipasang, bukan Sudah dinyatakan pilot Karena tidak adaptif Kalau gue bilang Ini dia ketawa Ya kebetulan kita lagi Mencoba membantulah Membantu, merigain kembali Gila beban banget loh Beban, beban, lumayan Cuma kita bilang ke mereka Yang penting Kayak tadi kita udah sama setuju ya, lu gak nonton TV karena konten so menurut gue, yang harus balik lagi konten sih orang stay itu pasti karena konten kalau gue punya satu teori nih nah ini berhubungan tapi kategorinya lain ya, cuma gue believe bisa diaplikasikan yang sama gitu kayak gini deh lu ngisep IKOS ini kan pasti way out log itu berhenting rokok gitu lu itu beli IKOS atau beli rokok pasti karena rasa awalnya makanya Tapi lu stay-nya karena image Kenapa gue bilang kayak gitu? Karena lu mau naruh ini di meja Coba kalau gue sebutin satu brand loko Yang lu gak akan naruh di meja Nah ini sama nih Prinsipnya tuh sama Lu beliefnya tuh Apapun lah brand Atau misalnya konteksnya sekarang TV station Ya lu harus cari sesuatu yang lu suka dulu Untuk membuat lu stay sama channel lu Berarti pertanyaan gue simple What's your name? What makes you stay in advertising? What makes you love it? Because it keeps challenging me gitu. Tapi it doesn't make sense. Gila lu nih. Kita udah boleh bahas sunset ya. Silahkan. Karena ini yang tadi sempat keluar kan. Kayak gue bilang gitu. Formatnya berubah. Komunikasinya gak berubah. Jadi kontennya gak berubah nih. Semua tentang komunikasi gitu. Gue mau jual ini. Gue harap lo beli tetep itu. Iya. Oke. Cara jualannya aja yang berubah. What to say-nya gak berubah. How to say-nya. berubah, ya kan? Apalagi dulu gue boleh iklan rokok, contoh nih, jam 5 sore, ya kan? Zaman dulu gue masih boleh ngasih lihat iklan rokok, ada anak-anak lah zaman dulu banget ya sebelum gue di advertising. Sekarang limitasi makin banyak. Gue gak boleh beriklan, gak boleh barang ikliatan, gak boleh personifikasi, contoh misalnya ngelawarin asep lah apa segala macam, gak boleh punya outdoor, kalau misalnya beriklan outdoor, jogok. Kalau misalnya, ya oha, kalau misalnya, lo beriklan harus ada jamnya di atas jam 10 lah segala macem, nah itu challenge buat gue gitu kan di gue tuh teknologi banyak membantu sih salah satunya tuh IP, misalnya gitu kan gue bikin IP buat salah satu brand loko ya terbantu adanya IP ini ya karena teknologi gue bikin karakter kalau enggak, gue gak bisa ngomongin gue jualan ini, lo hicap ini gitu, gak mungkin lah yang gue engage adalah image orang untuk gabung ke brand ini ini Kayak wah gue keren nih Kalo gue bawa Brand ini kemana-mana Berarti poinnya adalah sunset karena Orang kayak lo jarang Sunset itu karena orang gak mau berusaha Berubah dan mengikuti perkembangan Sunsetnya is itu Jadi kalo lo gak Melek sama apa yang terjadi Kayak tadi orang gede itu gak mau ngeliat data Dan membaca situasi Gue akan guarantee lo akan sunset Gue guarantee 100% lo akan Ketinggalan sih Ketinggalan banget sih Gue jujur aja ya Kalau boleh bercerita tentang Ekosistem kantor gue gitu Gue menyadari ini Kita tuh menyadari ini tuh udah sejak 3 tahun 4 tahun yang lalu lah Kayaknya advertising tuh semakin susah Untuk dijual Kayak tadi gue sempet obrolan Ada obrolan sebelum kita ngobrol Nias Gue bilang tuh brand-brand sekarang udah punya aset masing-masing Mereka punya social media Mereka punya platform Mereka punya macem-macem lah Inhouse semua kenapa perlu agency gitu Mereka Mereka tinggal hire orang kreatif aja. untuk duduk di dalam gitu kan nah, ngeliat fenomena-fenomena seperti ini justru kita ngerasa, oke mungkin communication is slowly but sure ditinggalin untuk iklan ya ganti format menjadi hal-hal yang seperti ini Nah apalagi yang bisa meng-engage mereka, target audiensnya. Yaudah kita bikin yang produk aja, bikin IP. Jadi brand bisa orgasm lewat our community. Brand bisa orgasm lewat our activity di IP-IP kita. Misalnya kayak gitu. Brand is making money. Alhamdulillah Dikit Gak segede Pas Bedanya gini ya Mungkin kalau lo mau tau detail dapurnya adalah Waktu kita ngerjain Conventional advertising Tulis bagian ini jangan dikat dong Iya Semua hourly charge Betul Makanya yang atas nyaman Nah kalau sekarang nih Begitu lo jadiin produk Barangnya keliatan bos Masalahnya Lo tau dan lo bisa hitung barang itu Itu sih Nah dan gawatnya lagi nih Banyak sekali hal-hal yang Yang misalnya bentuknya ada Tangible gitu barangnya Gue bisa cek cost of production Itu satu Makanya diusahakan sebisa mungkin Bikinlah produk yang intangible Sebenernya gitu sih Kayak contoh ya Lo punya nih Menurut gue ini punya value Paham Yang lo bikin ini ini punya value sih sangat punya value tapi ini obrolan OFR sih Bang maksudku maksudku gini as a person in charge and the front man gitu gue tuh gue tuh menyadari dan gue tau lo menyadari ini juga bahwa sekarang duitnya makin dikit kerjaannya makin banyak betul Gue di tahap membangun sebuah media, butuh waktu sekarang tahun ke-7 untuk menyadari bahwa I wish I wasn't in this industry. Bukan karena gue gak mau menginspirasi orang dan membagi cerita dan you know. Itu yang mengejar gue sampai hari ini. Cerita-cerita teman-teman yang lagi nonton. Itu yang mengejar gue sampai hari ini. Tapi, apakah kamu tahu berapa sulitnya untuk menguruskan perusahaan ini? Bahwa, gue harus nunggu loh untuk brand ketok-ketok. Lo bayangin. kemarin A COVID B Pilpres C Pilkada gitu lo bayangin sesusah apa gitu kita di posisi ini gitu nah gue menyadari aksi gila FCN gue tau ini kita harus ngomongin cipar pasti kita akan membahas cipar akan sampai situ pasti kok gerakan FCN gila banget tapi pas setelah pandemi gitu your expansion was crazy gitu why that change kenapa ada keputusan itu kenapa lo lo bisa se-absolutely insane itu gitu. Di saat gue aja mengeluh gitu. Dan sekarang gue yang ketok-ketok ke kalian gitu. Ngerti ya maksudnya? Keputusan apa yang terjadi pada saat itu gitu bang? Oke. Tadi lo udah mention sesuatu yang menurut gue udah paling bener tuh. Insidenya. Kayak sebenernya poinnya kan omongan lo substitusi servisnya sebanyak gitu. Betul. Dan paling gampang banget cari penggantinya. Ini gue ngasih contoh another contoh yang menurut gue kayak shit man gitu. Gue bikin konten. content digital buat klien dulu harganya satu konten 90 juta. Jujur aja. Sampai gue nemuin satu agensi kecil yang bisa ngerjain cuma 300 ribu. Ini berangkatnya disitu dulu nih. Iya kan? 300 ribu udah semua tuh, produksi manual segala macem. Dan jujur aja ada satu kota menurut gue itu surganya agensi untuk cari content creator. Satu kota? Satu kota, isinya tuh orangnya gitu kan semua tuh, content creator semua. yang agency kecil, yang butik yang gue punya budget segini, bisa gue punya budget segini, klien gak tau jujur aja, karena klien taunya yaudah kita, cost kita selalu segitu, berdasarkan main hour yang tadi gue mention nah ini cepat atau lambat, klien akan tau Pasti. Karena semua orang bisa, ngerasa bisa untuk bikin agency. Semua orang ngerasa bisa untuk jadi content creator. Kayak tadi gue bilang, alamiah manusia itu emang kreatif harusnya. Makanya lo dari sekarang beli-beli. Makanya dari sekarang gak beli-beli dong. Itu kasar. Dari sekarang kita mikirin, apalagi yang kita bisa provide ke klien. Selain komunikasi dan digital ecosystem. Gue jujur aja. Gue kan overlooking the whole business di FCN. Jumlah. Belah Pijing kita setahun tuh turun terus Ada masa di Tiga tahun lalu lah setahun tuh Pijing Hampir 600 580 Pijing setahun Berapa? 500-an lah Yang gue berapa pak? Nah itu Winning rate kita lumayan oke sih, masih sampai 70% waktu itu. Iya, sama lu FC. Nah, tahun ini gue baru aja kemarin. Abis management meeting, ngeliat bisnis semua gitu. Invitation pitching kita ada 325 totalnya tour. Tour ini jauh. winning rate kita masih sama lah kita maintain nah cuma begitu kita breakdown lagi apa yang membuat klien decided untuk milih FCN, karena yang kita jual bukan ide ekosistem itu tadi wow, kata aja ekspansi nah itu kenapa gue bilang lu harus punya produk, lu harus punya support sistem yang membuat iklan lo itu dilihat dan akhirnya dinikmati secara langsung sama si audience gitu kan sederhana nih, kayak kemarin nih gue pitching salah satu brand iklannya biasa aja tapi begitu kita bilang brand ini brand ini bisa disupport oleh tech, teknologi gitu ya bisa dijadiin gini begitu berbicara sama community kita akan bawa aset kita juga ini segala macam segala macem. Itu langsung yaudah deh kita sama FCN jadinya gitu. Konsultatif selling. Jadi selalu, gue kalau boleh jujur slide kredensial gue di FCN itu cuma 7 slide. Orang kan panjang-panjang tuh. Gue cuma 7 slide. Tapi dalam 7 slide itu orang dapetin big picture tentang FCN betapa banyak ekosistem yang bisa lo elaborate gitu. Karena gue bilang sama klien, lo yakin kebutuhannya bikin iklan? Bisa jadi bukan iklan. Dan itu sering banget kejadiannya. Brief klien nih tolong bikinin iklan radio segala macem. Lo tau gak? Gue pernah bikin klien, kala itu, klien gue IM3, bikin iklan radio tentang mereka punya festival mereka bikin festival belum kolabonation mereka mau bikin itu iklan radionya ngomongin apa datang dan beli tiketnya dimana tim gue balik ke mereka nih gue gak bikin iklan radio kita bikinnya kita bikin the first choir online and biggest di Indonesia karena bintang tamunya Raisa waktu itu kan Nah kayak gitu tuh Jadi cara lu membaca brief Dan membawa output ini keluar dari zona nyaman Jadi klien akan appreciate itu Satu hal klien gini Kalau gak laku klien akan appreciate itu Klien akan mikir oke gue bisa bawa ini kemana-mana Dan gue bawa adalah Lu bisa live streaming di youtube Lu bisa pakai aset-aset kita Sederhana gitu kan Lu bayangin brief tadi cuma V-nya cuma 7 juta gue dapet ememan dari situ Tadi cuma bikin radio Ya udah radio Radio kan ada red cutnya. Iklan radio. Akhirnya klien keluar. Lumayan banyak sih. Dan itu jadi news dan kebanggaan buat mereka. Karena akhirnya gue manggil murid waktu itu. Nah kayak gitu sih. Itu integration antara IP yang lo punya. Produk yang lo punya. Dan thinking di dalamnya. Betul. Tim kreatif itu. Karena gue tau loh. Kalau gue jualan iklan gue kalah. Kalau ngomongin dapur. Gimana cara lo ngeapresiasi tim kreatif? Sebagai atasan. Ya sebijak mungkin sama seperti apa yang sudah selayaknya harusnya mereka dapatkan lah ya. Gaji, bonus. Kemudian mereka masuk weekend pasti kita kasih libur gitu. Quarterly kita juga kasih mereka untuk hangout bareng tim. Kita spare budget untuk itu gitu kan. Itu penting ya hal-hal kayak gitu? Untuk bonding dan kemisli gitu kan. Agar sisi agency-nya gak mati gitu. Benar ya. Keseruan itu ya. Ada satu hal sih yang menarik menurut gue. Waktu pandemi kemarin kan semua orang ya. WFA kan. Ternyata turnover kita paling tinggi sepanjang sejarah era itu. Oh iya? Karena apa? Karena gak ketemu. Karena gak ada bonding. Nah begitu kita balik ke WFO, ini turnover-nya malah turun jauh. Malah sedikit yang resign. Karena itu ketemu, ngobrol. Oke. Lu nyebut pandemi sedikit. Dampak pandemi, dampak pilpres. Ngobrol. boleh cerita sedikit tentang pandemi? Silahkan. FCN, paling panen pandemi. Paling panen pandemi. Karena itu mungkin the only time yang semua orang punya duit, tapi gak tahu harus ngapain. Semua brand ya. Gue harus spend, tapi gue gak tahu harus ngapain. Nah, disitulah bermunculan. Nah, kita itu sebenarnya... Awalnya disitu tuh, akhirnya pecah untuk start acquire banyak company. Karena kita pikir platform-platform ini yang bisa membantu kita untuk service. Kalo gak pernah ke tokoh-tokoh gue sih? Pernah, hanya sese. Cuma gak adil aja. Sama Nanda juga. Harusnya ruangan sebelahnya. Enggak, sama lu. Harusnya ruangan sebelah aja ya. Nah, Pilpres itu another game lah. Iya, karena gini. Gue paham betul ketika lo bahas. Gue gak kaget sebetulnya kalau bilang pandemi. paling cuan, dengan alasan pasti people have money, don't know where to spend, everything was online, screen time orang jauh lebih banyak, and so on, makes total sense untuk sebuah agency. Ya, rice. Pertanyaannya adalah... Gimana cara kalian melihat jendela itu dan take over that market? Itu balik lagi ke behavior orang sih. Kan kita punya data tuh. Behavior orang itu salah satunya kayak yang gue bilang. Ternyata orang spend more time di another screen, bukan TV. Berarti lu nge-convince brand tuh dengan data? Yes, dengan data. Insight tuh selalu nomor satu lah. There is no way kita come up dengan ide kalau gak ada insights. Gak ada data. Selalu, selalu. Fundamental banget tuh yes. Kalau lu punya ide, gak ada datanya percuma. FCN pitching kayak gimana sih? Harus buka deck gak? Atau buka? Tapi gak, jujur aja selalu tools kita tuh tentang consumer behavior, kemudian data dan insight, ke culture learn. cultural, kemudian terakhir itu kira-kira dikawin sama brand insight-nya seperti apa, jadi satu preposisi. Dan jadi sebuah output. Jadi satu preposisi dulu. Baru dari preposisi itu baru kita bikin idenya. Ini gue ceritain tools-nya yang beneran sih. Jadi selalu dari situ. Jadi tentang human, culture, dan brand insight. Ilisan tengahnya itu jadi preposisi. Nah preposisi ini kemudian di-extract sama tim kreatif untuk menjadi output. Oke, jadi output. Betul, outputnya ini could be anything. Betul, betul. Bisa sesuai dengan... apa yang mereka inginkan kalau yang mereka inginkan pasti kita bawa, hygiene lah kayak tadi, kasus cerita radio tadi tuh iklan radio yang jadinya activation besar gitu kan yang online choir kita bikin nah itu tuh yang hygiene tetep kita kerjakan tapi tujuan kita menjual apa yang diluar dari hygiene ini, diluar dari brief selalu kayak gitu sebelum kita ngomongin Cipar gue mau ke satu case tadi yang menurut gue menarik banget karena ibunya baru datang kesini ibu Ibu Norisa. Tapi tunggu. Ini tayang setelah BCA atau sebelum? Setelah kan? My lovely client itu. Ibu Norisa dan tim. Tunggu. Ini menarik banget. Ibu Norisa menyampaikan ke gue. Yang mereka inginkan bukan iklan. Yes. Satu. Pas gue mendengarkan itu. Gue langsung merasa bahwa. Gila era yang gue pelajari 4 tahun di kelas. Udah bukan sama lagi. Satu itu. Yang kedua, dia hands on banget sampai dia tuh udah bukan atasan kalian. Partner. Partner, setuju gue. Itu bukan budaya yang gue pelajari selama di kampus ataupun setelah gue lulus. Lu gak nge-treat klien seperti klien. Yang ketiga, outputnya bukan cut down 30 second, 15 second, 1 minute. Itu hygiene lah. 5 menit, 6 menit ini yang berarti harusnya kita sadari bahwa ya konsultatif selling tersebut dan juga regenerasi periklanan perubahan yang sangat signifikan does it work or does it not dari let's say revenue stream ke BCA what do they get back sesignifikan itu gak sekarang di era ini sangat signifikan gue boleh sedikit agar Gak terbantu karena brand ini besar. Jujur aja ya. Karena brand ini sangat besar. Very well acceptance di audience. Jadi apapun yang mereka lakukan pasti akan dilihat. Cuma yang sangat gue appreciate. Yang sangat banget gue appreciate dari tim BSA yang dilit oleh Ibu Norisa. Dan Ibu Ketut adalah. Eh Pak Ketut sorry. Mereka itu bener kata lo gak bikin iklan. Tapi mereka aware. Di saat orang udah spend time di screen. Yang mereka bikin adalah narasi. Iya. Yang mereka bikin adalah story. telling positioning gitu kan sehingga kalau lu udah caught up dengan 5 second pertama lu akan ngikutin dan baru brandnya keluar lumayan tinter sih menurut gue karena emang begitu sekarang orang itu lebih appreciate waktu kalau lu udah tau ini iklan lu akan di skip gitu, tapi kalau misalnya lu punya waktu untuk liat cerita itu beda hal tuh kayak tadi deh paling gampang anak gue dia liburan karena cerita dari apa yang dilihat gitu, ada orang ngomongin cerita gitu, nah ini sama nih brand ini sangat ngeliat ini sebagai satu opportunity gitu waktu datang ke kita, itu brand itu selalu gini, waktu datang ke kita, Ibu Norisa dan tim itu selalu bilang yang paling penting adalah engagement dan orang mau stay ngeliat apa yang kita sajikan gitu kan itu aja udah beda tuh menurut gue wah ini another level nih gitu kan karena untuk bikin orang stay itu, formulanya gitu Boleh dibilang gak ada sejujur lagi Kalau misalnya lo ngeliat semua videonya BSA formulanya sama ya kebetulan aja jadi formula gitu padahal sebenarnya challenge sebesarnya di kita sih Dan mereka gak ada opsi untuk ke tempat lain dong sekarang? Iya Jadi loyalitas itu ada karena kreativitas itu Betul Sementara ini jadi benchmark Jadinya buat si industri nya Untuk banking lain banyak banget yang kopi Gak cuma industri nya sih Yang di luar juga banyak yang kopi Dan jujur aja di kita juga Semua orang kenal FCN karena BCA. Jujur aja. Oh gitu? Iya. Jadi banyak banget. Gue mau ngundang pitching yang ngerjain BCA ini. Misalnya gitu. BCAA. Kayak Pantare pas jaman Eksis. Yes. Betul. Nah balik lagi. Betapa gue seneng ngerjain sama klien ini, di saat kita udah ngobrol dengan bahasa yang sama. Mencuri perhatian audience. Dan itulah challenge yang sebesar kita. Sebenernya gitu kan. Betul. Brand itu atau produk harus ditempatkan dalam situasional keseharian nah keseharian ini kan bukan bercerita tentang brandnya, tentang activity orangnya makanya keluar lah tentang si campaign-campaign yang kemudian tenang lah si tiba-tiba ramadhan itu kan cerita harian yang lo liat sebenarnya kan kemudian dono kasino lah segala macam, itu kan hari-hari lo liat cerita itu gitu kan, nah disitulah baru masukin unsur cerita tentang apa yang sekiranya relate sama kita dalam keseharian ada brand di dalamnya oke, kita kecipar boleh? emang udah seharusnya kita kecipar? dengan, gue bridgingin sedikit kenapa gue sebut si BCA adalah karena dengan perubahan sesignifikan itu, berarti kan kriteria dan orang-orang yang ikut serta di Cipar jadi berbeda dong, dari 37 tahun lalu sesignifikan apa periklanan perubahannya dari yang lo lihat, dari semua sekian banyak selama 10 tahun ini sampai ke titik ini gitu Ngomongin Cipar deh. Gimana? Sebelum ngomong ke specifically CP. Kalau gue sebutnya CP. Oh CP. Orang masih ngomongin Cipar tapi gue. CP deh. Terbiasa ngomong CP gitu. CP. Mungkin gue akan ngomongin specifically tentang perkembangan advertising dulu kali ya. Oke. Zaman dulu lu kalau ngeliat iklan kan logo gede-gede gitu. Bisa jadi tuh kalau ngeliat satu iklan print ad. Zaman dulu tuh produknya kecil gitu kan. Logonya yang besar gitu kan. Misalnya kayak gitu talentnya kecil gitu. Terus itu berkembang tuh. Lama-lama sampai. Sampai dipastikan apalagi yang daftarkan ke Word itu logonya hilang lama-lama gitu. Semisal mungkin gak ada logo gitu karena idenya yang diadu. Tapi menurut gue bagusnya adalah ya balik ke rohnya sih. Kalau misalnya advertising itu kan semua tentang ide, creativity gitu kan. Dan tentunya perkembangan advertising dunia itu menjadi benchmark ke lokal lah. Betul. Nah gue ngeliat tuh iklan-iklan, perkembangan iklan zaman dulu sampai sekarang. Betul. Nah gue tuh yang satu hal yang paling berasa. Gue pertama mau ngomongin dulu sih. Citra Pariwara, kalau ini for your info Nias, the only award show yang masih bertahan di Indonesia. Percaya apa enggak? The only award show. Lo sebutin semua award show di Indonesia ada enggak yang bertahan? Piala Citra udah enggak ada. Ami udah enggak ada. Panasonic aja udah enggak ada. Ami kan masih ada sampai sekarang. Sempet vakum. Oh paham gue. Ini yang paling konsisten nih. Nah. kalau gue bilang paling konsisten dari pertama kali dibikin dan tiap tahun ada 37 artinya emang orangnya masih ada disitu orang itu masih appreciate industri nya dan selalu evolving, di luar juga sama gitu, di luar sama persis kalau ngeliat iklan dulu sama sekarang jauh banget perkembangannya, kayak tadi gue bilang gitu, kita itu Cipta Pariwara di 37 ini even dari 6 tahun lalu udah merifer ke KANS gitu kan, refer ke CLIO refer ke ADVICE, karena mereka sering selalu upgrade mereka punya kategori lomba. Dan karena itu tadi, output tadi tuh. Berubah ya? Berubah. Lu bayangin, iklan radio bisa berubah menjadi, dan gue waktu itu kebetulan gue daftarin yang tadi Indosat itu ke audio. Karena choir online. Biggest choir online. Padahal gue compete-nya sama radio. Formatnya beda kan? Eh formatnya sama, it's all about audio. Tapi bentuknya beda gitu kan. Nah kayak gitu-gitu tuh. Jadi banyak hal yang kita sangat terbantu oleh perkembangan teknologi dan zaman juga caranya emang jadinya berubah nah sekarang ini bagusnya orang menyadari dari dulu sih sebenarnya orang menyadari semua tentang people dan gimana cuma membuat orang ini stick sama ide kita nah itu tuh semakin terlihat jelas apa yang kita pakai apa yang kita consume itu ada komunikasinya dan ada ide kreatif yang bisa dilombakan nah itu kerennya sih menurut gue oke berarti secara penjual Penjuri Penjurian tetap sama? Penjurian... Oh berdampak juga ya? Sangat jauh. Zaman dulu tuh Cetla Pariwara semua juri lokal. Iya, sekarang kan kalian ada... Jadi gini... Iya, iya betul-betul. Dalam... tahun terakhir, kita tuh kebetulan kan gue juga ketua program di P3I P3I itu asosiasi perusahaan perliklanan di Indonesia lah yang menaungi dan membuat Cipardi awalnya kan nah gue ketua salah satu bidang dulu tuh siapa aja sih yang ikut PPI itu? PPI itu semua agency bahkan dari luar? hanya Indonesia kelebihannya ya itu tadi kalau lu daftar PPI lu punya akses ke CIPAR atau ke CP dapet discount lah segala macem lu akan terekspos oleh program dan ternyata PPI gitu yang kita sadari satu hal sih semua iklan yang menang di CIPAR luar dulu itu begitu dikirim keluar kadang menang bos kadang menang itu kenapa akhirnya kita mulai membuka diri oke mungkin sekarang measurementnya kita ubah benchmarknya kita ubah kita bukan bermaksud untuk kita punya local kreatif mereka bagus banyak banget yang bagus cuma kita mix kayak contoh ini gue punya 5 panel yang dilombakan panel 1 agency, panel 2 digital panel 3 media, panel 4 Empat itu crafting buat production house. Panel lima ini yang seru sih. Daun muda sama mahasiswa biji kita sebut aja. Wow. Pak Agung bangga ada itu. Kampus lo sering menang disini emang. Jujur aja. Oh itu ya? Iya sering banget menang. Kita tau banyak lulusan. Binus. Binus harus sebut ya. Binus. Gue gak bakal bakal amat sih. Lulusan binus tuh banyak banget menang disini. Nah di tiap panel itu ada tujuh juri. Biasanya lima juri kita ambil dari luar. Agar gue. Agar pemenang Citra Pariwara Karena di peraturan kita sebutin tuh Pemenang gold atau grand prix Di Citra Pariwara Itu asosiasi akan bantu kirim ke ajang internasional Untuk dilombakan Nah itu tuh Terjadi Kenapa gue punya tema tahun ini Ini gue mau cerita sedikit nih Tema tahun ini sebenernya gods must be crazy Gods itu gods berani ya Emang kita inspire oleh film gods must be crazy Tapi godsnya GUTF itu tuh karena fenomenanya 3 tahun terakhir kali Indonesia itu menang di luar banyak banget oh iya? yes nah cuma ada problem ada problem juga nih problemnya adalah agensinya itu-itu lagi nah selalu big boys selalu it's all about FCN Densu, Hakwodo, gitu-gitulah itu aja udah muter-muternya selalu gitu nah yang kita lakukan adalah kita punya tema ini untuk meng-encourage local agency atau banyak agency yang yang lain, mereka ngirim entry tapi make sure entry yang dikirim, mereka tahu akan dijudge oleh juri-juri internasional udah banyak banget menang di international world sehingga kalau mereka punya kesempatan menang mereka akan terekspos oleh di global stage, betul nah itulah kenapa kita come up dengan si God must be crazy karena 3 tahun terakhir Indonesia lagi banyak banget menang di luar Rias tahun ini kita ini agak, yang tahun ini ini lumayan hmm seru karena ada dari Droga kita tau lah Droga itu kan agensi yang di Indonesia gak ada tapi di luar tuh wangi banget gitu saking jagonya panel satu kita ada dari Droga kemudian kita ada dari BBH BBH juga sama kayak Droga lokal jurinya itu kita ada dari Densu kemudian ada dari VML VML ini dulu JWT VML ini you worked at JWT kan? gue dulu 12 tahun JWT sekolah gue malah Gue bilang-bilang itu sekolah gue. Enteng banget lo ngomong 12 tahun. 12 tahun gue di sana dulu. Nah si CCO-nya ini ekspat sebenarnya. Namanya Mark lah. Cuma kemarin dia membawa nama Indonesia lumayan wangi lah di Kans. Jadi dia dapet gold. Makanya gue dapuk dia istilahnya dapuk gitu. Gue telepon dia Mark lo mau gak ngejualin cetak pariwara. Ini kepentingannya bangsa nih. Panggilan negara nih bos. Siap. Dia bilang oke gue bantuin deh. Karena kalau karya lu bisa menang di luar Dan dapet gold pula Di kans kan susah banget gitu kan Jadi finalis aja seneng banget kita Artinya emang lu bisa Menstimulus banyak orang untuk melakukan hal yang sama Nah kayak gitu Komposisinya selalu kayak gitu tuh Jadi 5 juri asing 2 lokal yang berbeda di tahun ini Begitu juga di panel 2 digital gitu kan Jadi 5 juri asing 2 dari lokal Yang beda adalah tahun ini di panel 3 media Gimana sih? Nah ini media nih, cita paruara itu kan selalu diketahui sebagai kreatif festival gitu kan. Challenge sebesar gue tahun ini, gimana caranya supaya kita ngobrol gak cuma sama kreatif agency. Ini baru nih berarti ya? Panel ini lama, cuma formatnya baru. Gue bisa masuk? Bisa. Oke. Sangat possible lo masuk justru. Nah jadi... Bisa menang gak berarti? Nah itu, balik lagi ke Juli ya. Oke, oke. Itu pertanyaan paling banyak yang DM gue. Lo bayangin gue sampai terima gini. Gue kalau... kalau mau menang dapat ini bayarnya berapa? Gue gila. Masa digituin? Ada yang kayak gitu. Abis tahun politik kali. Iya makanya. Kalau gue mau menang ini, bayar berapa? Gak ada bayaran lah bos. Ini kan pasal hijau semua. Oke, oke. Nah, panel tiga ini, karena Citla Pariwara known sebagai creative advertising award show, gue ubah formatnya. Formatnya itu media sekarang, gini, creative is one thing, bisa jadi pembeda, tapi justru ini saatnya kita menggandeng orang di luar. creative agency jurinya yang gue taruh semuanya, tujuh-tujuhnya adalah dari client side jadi semua CMO lo ketemu CEO, CMO, segala macem siapa aja? ada dari Paragon, ada dari Jarum nama nanti silahkan visit ke instagramnya gue tapi ceritain aja orang dari Sosko, segala macem lah ya orang Samsung, kayak gitu nah kenapa lo tadi nanya, gue bisa ikut sih? sangat bisa Karena apa? Yang akan mereka lihat adalah seberapa banyak Media yang bisa Engage sama audience, misalnya kayak gitu lah ya Semua yang lo sebut tuh klien gue juga tuh tadi Exactly, makanya gue bilang Kalau gue daftar, boleh gak? Boleh Podcast itu menjadi salah satu Apa tapi maksudnya yang lo juriin? Karena kan kalau misalnya cipar setau gue CP itu kan kreativitasnya kan? Nah kalau di media, itu Yang gue brief ke para juri adalah Engagement yang bisa lo create Dari activity yang lo bikin And Angka dong. Angka. Satu. Kedua. Kalah telak gue banyak bahasa Inggris. Salah. Hah? Tapi kalau idenya bagus. Angka lo kedongkrak jadinya. Paham. Karena kan selalu ada pembedanya kayak tadi gue bilang. Ada idenya yang harus bagus. Iya. Begitu lo ngomong engagement itu menjadi benchmark. Buat si juring ngejudge gitu. Udah bisa daftar? Eh udah lewat ya daftar? Enggak. Masih buka sampai tanggal 4 November. Coba kali ya? Coba lah. Coba. Mana lo udah disini kok. Iya. Sampai 4 November nih bukanya. Belum terlambat Dan sebenarnya untuk Zee bantuin gue ya Audio itu lumayan banyak tuh Ada podcast Ada macam-macam sih Ada radio ads, ada talk show Segala macam formatnya banyak sih Oke mungkin Sorry gue potong ya Karena kita sesama Tanda kutip di industri periklanan Dan mengetahui Industrinya dan kepentingan Cipar ini Seperti apa gitu Gue lupa memberikan lo waktu untuk menjelaskan ke teman-teman gitu. Fundamentalnya para agency, gue, teman-teman yang mendaftar, ketika memenangkan CP itu apa? Satu, yang pasti acknowledgement. Ya, itu udah pasti. Kedua tuh, lo gini-gini. Untuk lo menang di CP, kalau lo pebisnis, lo akan very clear, buka jalan tol untuk datangin bisnis dari klien sih. Di deck gue nomor satu. Ibaratnya gitu kan. Iya, iya. Gue menang CP ini. Kayak klien akan, wah iya. Oh iya. Jujur aja mungkin ini karena kita kebantu oleh eksistensi dan credibility Cetra Pariwara udah 37 tahun gitu. Iya, iya. Oscarnya bos. Semua orang tuh mau kesini. Sekarang tuh, gue sebutin ya, 8 dari 10 klien FCN itu selalu punya KPI ke agency-agency kita. Salah satunya adalah menang CP. Oh iya? Iya. Gue jujur aja, salah satu menang CP. Jadi diantara sales misalnya gitu. Sales satu. ada di dalam kontrak diput dalam kontrak makanya si tim kreatifnya dipus terus untuk bikin sesuatu yang sekilanya bisa menang di CPE nah gue ngomong lagi salah satu klien gue yang sama-sama favorit kita lah ya, BCA BCA itu udah dari 5 tahun lalu 6 tahun yang lalu udah aktif tuh, ikutin semua award sekarang hampir semua bank berusaha untuk ngikutin tuh, semua bank berusaha ngirim entry, karena eksistensi satu, konsistensi juga kedua tuh paling penting aktif Tiga itu paling penting jadi fame sih Lu game changer kan Lu merubah game ini Ya ibaratnya itu Play button aja gue pajang Iya Itu kan identity jadinya buat lu Iya Itu sebuah apresiasi yang lu Currency yang buat orang melek Dan lu siapa dan gue mau kerja sama lu Dan bisa buat media dan buat pertama kali Luar biasa Jadi kalau pertanyaan lu Fundamental apa yang sekiranya orang Melek Pertama, It's all about celebration, celebration tentang apa yang lo kerjain, itu dulu deh. Lo ngeliat karya lo diliat banyak orang dan orang-orang kreatif langsung. Kalo dulu kan lo ngobrol sama audience gitu, dan sekarang bener-bener semua orang kreatif ngeliat kerja. kalau lo menang gak cuma fame ya tadi itu opportunity exposure betul we've talked over an hour tapi ada satu Ada satu ya mungkin mau gue touch base on which is creators. Which comes in many forms. Creators, influencers, KOLs, and content creators gitu. Menjadi salah satu hal yang juga sangat aktif belakangan ini kan. Itu bisa menjadi salah satu kriteria untuk tahun depankah gitu. Oke, KOL, influencer sebenarnya udah... Udah ada dalam kriteria yang dilombakan di kita. Oh ya? Yes. Masuk dimana? Ada di digital. Oh digital. Influencer marketing atau marketing. Yang diukur oleh juri itu adalah ide dan engagement. Tapi ini nih. Gue justru ada masalah jujur aja yang gue mau diskusin juga sebenernya sama lo. Berarti secara independen gue mau daftarin gue ya? Bisa. Bisa. Oke. Masalahnya di? Gak ada masalah. Enggak tadi yang lo mau sampaikan? Gue justru mau ngebahas tentang fenomena ini sebenernya. Oke. Jadi. begitu lu terkenal lu bisa ngeklaim diri lu sebagai influencer atau KOL semakin banyak follower dan lu dilihat sama brand jadi BA yang datang ke gue nih Yas ini gue juga jujur sih, tadi gue juga ngecek wah si Yas followernya banyak banget pertanyaan gue gue juga sampe sekarang gak punya jawaban soalnya belum ada formula khusus dan brand banyak banget nanya gue kenapa gue gak ada formula khusus yang meng-convert influencer marketing menjadi sales. Karena selama ini, selama ini, ya udah, cuma jadinya media spend doang. Gak ada conversion menjadi sales. Itu sampe sekarang gue punya jawaban juga sih. Iya juga ya. Gue spend gini, brand tuh banyak banget, gue spend banyak banget uang, bayar KOL, inainya. Gue paham, gue paham. Tapi gak ada yang jadi sales. Oke. Mendingan gue ngiklan. Kalo ngiklan dapet sales. Oke, gue izin menjawab nih berarti ya. Boleh, boleh. Sama kayak radio, gak ada sales yang bisa Bisa terlihat secara jelas. Karena kan data yang masuk. Dari Nielsen. Lo gak tau yang di mobil. Dengerin langsung beli produk. Kav atau enggak. Setuju. Jadi. Menurut gue. Sama rasanya ketika gue menjadi influencer. Gue akan naruh harga saya anak gue. Karena gue gak tau itu convert ke sales apa enggak. Karena nobody. In my. 15 years of active be on Instagram. Ada ngasih gue google shit. Atau. Atau. survey, lo beli produk ini gak gara-gara siapa, gara-gara Fadil Zaid promosiin itu gitu gak pernah ada survey itu, ngerti ya mas? gue ada jawaban nih, tapi gue juga belum ada gue ada jawaban itu tapi ini mungkin emang sesuatu yang harus kita discuss lah ya, menurut gue TV, radio, itu lo gak boleh pasang sales target disana menurut gue, pribadi ya, ini personal gak boleh convert ke revenue karena itu semua Semua tentang awareness. Sama dong. Nah itu. Bedanya. Begitu masuk ke platform digital. Atau KOL. Serta influencer. Lu. Lu dua arah nih ngobrolnya. Nah ya kan. Kalau misalnya radio. Print ad. OH. TV. Lu cuma satu arah. Dan gue akan bilang sama klien. Lu gak bisa expect sales dari situ. Karena. Itu cuma satu arah komunikasinya. Ini adalah role nya awareness. Gue selalu beli. Untuk jualan. Gue bilang sama klien. Gue selalu beli. untuk semua brand gue bilang kalau jualan itu gini gue paling banyak nemu kasus kayak ini sales gak naik agensinya di pitching gue marah sama klien lu gila kali ya komunikasi itu cuma 20% dari sales komponennya lu iklan lu bagus banyak dimana-mana tapi kalau barangnya gak ada distribusinya gak ada produk lu gak menarik packagingnya ya selesai juga gitu nah itu makanya gue selalu bilang kalau ATL gitu Itu fokusnya lu jangan sales. Fokusnya selalu awareness. Tapi begitu masuk ke platform yang lu bisa two ways. Communication kayak digital. Atau platform. Nah itu tuh harusnya lu jualan disitu. Nah ini gak ada. Sampai sekarang gue juga gak punya job. Sebetulnya ada Shopee affiliation itu kan? Nah mungkin itu salah satu jalannya kali ya. Sekarang? Iya. Jadi KOLnya tuh dibawa live. Iya. Live shopping gitu kan. Atau kode tertentu. Tapi itu pun kan berapa persen. dari sekian yang melihat Semua influencer mau melakukan itu. Betul. Termasuk gue. Iya, emangnya. Nah, jadi kalau ada klien datang ke gue, gue punya list of, kasih gue list of, kayak Alsung dia, dia bilang gitu kan. Gue kasih, mau ngapain? Biasanya lumayan juga ya katanya. Iya, lumayan. Karena mereka punya media sendiri. Followers yang setia ngikutin, gue bilang gitu kan. Tapi yang dari sini menjadi sales berapa ya? Gue gak punya jawaban. Gue bilang, gue gak punya jawaban. Gue gak punya jawaban. Harusnya ada jawaban ya? Harusnya ada. Karena tuh, Ini kayak lu punya CS aja CS di gini Seorang CS digitally Bisa meng-convert orang yang tadi mau shifting Gak jadi dan stay Karena gue komplain nih Wah sinyal X Ancur Dibalas sama CS mereka Abis dibalas dia akan DM lu Japeri lu, lu ngerasa pamper kan Akhirnya gue segini nyamannya Gue dijagain sama dia, oke gue stay deh Nah itu sales Iya Di saat gue nyaman gue akan spend more waktu, spend more energi untuk brand ini. Itu sales. Nah kalau ini di KOL gue gak tau. Makanya gue, karena gue bukan KOL makanya gue gak punya jawaban. Dan pelajaran paling penting adalah gak semua pertanyaan harus ada jawaban. Kayaknya. Kayaknya kayak gitu. Bang Reza terima kasih banyak atas waktunya. Gue lupa mention hari H orang bisa datang beli tiket buat nonton. Itu di tanggal 12 dan 13 November. Yes, betul. Desember Jadi gini Langkaian Cirele Pariwara tuh ada banyak Gue juga tertarik Pertama tuh kita ada masterclass Masterclass itu Dari akhir November sampai Desember Ada tiga kelas Jadi kelas ini kita datangin parlementor Dari luar lah ngomongin tentang strategi Crafting dan aviation Itu nanti tinggal daftar Itu masterclass dipisah tiga kelas Free atau? Ada biaya Nanti langsung hubungi sekretariat di cetrapariwara.id Kemudian ada seminar Seminar ini tanggal 12 dan 13 Desember Jadi Dewan Seminar itu Isinya para speaker yang lumayan mumpuni juga sih Salah satunya ada Ada juri presiden yang tadi gue sempet Mention dari Droga Kemudian kita lagi mengusahakan juga Ada Ivan Hadiwowo juga Ngomongin tentang AI Segala macem gitu kan Nah seminarnya 2 hari Jadi pagi tanggal 12 Panggal 13 Minar. Tiketnya juga udah mulai kita jual. Di malamnya itu adalah awarding. Awarding night ini kita juga bikin 2 hari. Di Sparks. Venuenya. Jadi malam pertama itu kita akan bagiin pemenang untuk digital kategori sama print. Crafting house. Di hari keduanya untuk agency sama media. Kurang lebih itu sih. Sama daun muda. Nah yang gue selalu encourage anak-anak muda. Kalau lu cinta sama industri lu daftarlah di daun muda atau biasa. biji. Kalau biji untuk mahasiswa, kalau daun muda itu adalah lomba untuk ajang kreatif yang berada di umur di bawah 30 tahun. Nah, lu bisa bawa nama agency lu. Gue bisa dong? Bisa. Nah, lu kan 27, enggak 25 kalau gak salah. Enggak, 27, 27, 27. Makasih ya. Nah, tapi menariknya ini nih. Gue selalu, ini fenomenal lah. Bahkan dari cita pariwara pertama kali. Daun muda ini justru paling banyak peminat di... didatengin oleh bos-bos kreatif di agensi. Karena masih panjang. Buat narik orang. Mereka kirim entry mereka. Wah ini bagus nih. Gue hajak deh. Biasanya orang yang datang ke award show semua agensi itu bawa kartu nama. Nanti lu lihat tuh. Pojok-pojok biasanya ada yang ngobrol-ngobrol kartu nama. Nah mereka ngincer biasanya pemenang-penang don muda tuh yang ditarik. Luar biasa. Nah alhamdulillah. Alhamdulillahnya nih, daun muda-daun muda kemarin tuh semuanya masih ada di kantor gue. Gak ada yang bilang semua aja. Oh menang, oh menang. Pak Reza terima kasih banyak. Ada lagi yang mau disampaikan? Gak ada, paling gue nyampeinnya rame-rame lah datang ke Cetra Pariwara tahun ini kali ya. Karena salubilasi ini, balik lagi kayak gue selalu mention ke tim gue, gak cuma punya advertising agency dan media agency, tapi punya semua kreatif insan di Indonesia. Sebenarnya gitu. Luar biasa. Gue juga langsung mau mendaftar abis ini. Please banget. Siap. Kalau gitu gue Yas Lorenz. Saya Zafid Riano. And I'll see you guys next week. Thank you. Bye. Sub indo by broth3rmax