Terima kasih telah menonton Ibu dan Bapak, pada video ini kita akan melihat praktik refleksi perjalanan menjadi guru. Kali ini kita akan berefleksi bersama seorang guru yang sudah berpengalaman mengajar lebih dari 10 tahun. Halo.
Halo Pak Samsurisuri, sudah berapa lama Bapak menjadi guru? 18 tahun 10 bulan. Kalau saya mengajak Bapak untuk hilas balik perjalanan menjadi guru, apa yang membuat Pak Samsuri yakin menjadi guru? Kalau benar jujur, dari awal memang tidak ada sedikit pun keyakinan menjadi seorang guru, karena saya ingin bercita-cita menjadi seorang dokter pada saat itu. Namun, karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, akhirnya saya mengikuti saran dari orang tua saya dan guru BK pada saat itu untuk mengambil kuliah pendidikan.
dan jurusan yang saya ambil pada saat itu biologi. Sewaktu awal Bapak menjadi guru, Bapak itu sosok guru yang seperti apa ya? Saya ditempatkan di satu sekolah yang baru saja dibuka di tahun 2003, jadi baru pertama kali diterima siswanya pada saat itu, jarak dari Kabupaten Kota ke tempat saya itu butuh 9 jam. Jauh sekali. Guru honornya sudah banyak, jadi...
Mata pelajaran yang saya ampuh pada saat itu sudah diambil oleh guru honor yang lain. Dan yang tersisa hanya pelajaran sejarah dan bahasa Inggris. Sehingga saya pada saat itu ditugaskan untuk mengajar bahasa Inggris dan sejarah.
Sulit sekali bagi saya. Samsuripai pada saat itu saya ingin berhenti menjadi seorang guru. Tapi Alhamdulillah belum sampai 3 bulan saya dipindahkan ke kota Menggalanya di situ. Karena saya banyak prestasi di bidang musik, juga tarik suara, akhirnya saya dipercaya untuk memanage kegiatan musik di sana.
Akibatnya saya tidak fokus untuk mengajar. Yang terpikir oleh saya hanya bagaimana menyelesaikan materi yang diberikan tanpa memikirkan apapun, tanpa berdiskusi. Yang penting waktunya cukup, saya pikirkan pada saat itu. Bagaimana semuanya bisa tersampaikan, waktunya cukup. tanpa memikirkan apakah peserta didik tersebut mengerti apa yang saya sampaikan.
Apakah ada perubahan dari saat awal Bapak mengajar dengan Bapak yang sekarang? Lalu apa saja perubahannya? Alhamdulillah banyak sekali perubahan mulai dari awal saya mengajar sampai saat ini. Saat ini saya dipercaya menjadi seorang kepala UPT SMP Negeri 28 Bandar Lampung. Saya merasa menjadi seorang pemimpin yang lebih bersifat terbuka, mudah menerima masukan dari siapapun, bahkan dari peserta didik sekalipun.
Dan saya merasa menjadi lebih dekat dengan peserta didik. Luar biasa sekali. Sehingga proses pembelajaran yang saya alami itu menjadi lebih menyenangkan.
Bahagia, peserta diri menjadi bahagia. Kemudian saya juga menjadi lebih dekat dengan rekan-rekan sejawat, sehingga berkolaborasi dengan sangat mudah. Wah banyak ya perubahannya, hal apa sih yang membuat Bapak berubah? Banyak sekali yang membuat saya berubah, diantaranya adalah setelah saya mengikuti program pendidikan guru penggerak selama 9 bulan. Saya banyak belajar dari fasilitator, kemudian dari instruktur, dan juga dari pengajar praktik untuk memahami tentang teori dan filsafat dari Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa ada kodrat alam dan kodrat zaman. Di mana pada setiap anak dilahirkan, itu sudah memiliki garis-garis tipis, ya, kodratnya, yang memang belum tebal. Nah, disinilah fungsi kita sebagai seorang pendidik. Kita harus memberikan... Peluang, kesempatan, memfasilitasi, memotivasi, memberikan dukungan sepenuhnya agar potensi yang ada di dalam diri peserta didik itu dapat dimaksimalkan.
Dan ingat, fungsi seorang guru atau seorang pendidik bukan mengintimidasi peserta didik, tapi memberikan kebebasan kepada mereka untuk dapat memaksimalkan. ...potensi yang ada dalam diri mereka. Oh begitu pak, tantangannya seperti apa ya saat bapak melakukan perubahan? Tantangan yang paling pertama muncul pada saat itu terpikir bagaimana ya saya mengatur waktu saya dan juga bagaimana ya saya...
melakukan perubahan yang akan saya lakukan untuk ke depannya, itu saja sebenarnya selain faktor internal tadi juga ada faktor eksternal ketidakpahaman dari teman-teman sejawat, kemudian kepala sekolah itu sangat menghambat saya untuk mengajak teman-teman atau berkolaborasi dengan teman-teman Dalam menerapkan program yang sudah saya buat. Lalu apa sih faktor yang membantu proses perubahan Bapak? Faktor yang membantu perubahan, yang pertama faktor internal dari dalam diri.
Pada saat saya down, saya merasa lemah, saya melakukan tiny stop. Saya kembali berefleksi, mengingat sebenarnya tujuan yang akan saya capai ini apa. Dari situ, maka akan kembali timbul motivasi yang kuat dalam diri saya untuk terus belajar dan berkembang.
Tentunya faktor eksternal, yaitu keluarga memberikan peran yang sangat luar biasa penting. Di situ, saya diberi motivasi, saya didoakan, sehingga saya tenang sekali melakukan segala sesuatunya dengan mudah. Karena mendapatkan dukungan penuh dari keluarga.
Selain itu juga, rekan-rekan sejawat saya juga memberikan motivasi agar saya terus berkembang dan terus maju. Dan tidak terlepas dukungan yang paling luar biasa saya dapatkan dari pimpinan saya. Sehingga saya bisa menerapkan program-program yang sudah saya buat di lingkungan sekolah maupun dalam kelas.
Saya sering sekali melakukan kolaborasi untuk melakukan sharing dengan teman-teman yang memiliki keresahan yang sama. Di situ kami membentuk... Komunitas praktisi di sekolah saya.
Dengan komunitas praktisi ini kami mencoba untuk bergerak bersama, mencari solusi-solusi terhadap permasalahan yang muncul, baik dalam merencanakan maupun melaksanakan kegiatan pembelajaran itu. Sehingga pembelajaran yang kami lakukan bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Di situ, program-program pun dapat berjalan dengan lancar. Bagaimana proses belajar menuju ke sana, Pak? Proses menuju perubahan tentunya saya lakukan dengan saya mengikuti program guru penggerak.
Di situ saya belajar dengan fasilitator, instruktur, pengajar praktik tentang filosofi dan makna pendidikan murid kiajar di Dewantara. Lalu bagaimana perasaannya setelah bapak berubah? Sepertinya ada sesuatu yang sangat luar biasa.
Kok bisa seorang Samsurisuri yang dulu bersifat egois? Lebih tertutup, belajar hanya untuk mementingkan kepentingan sendiri. Ini bisa menjadi lebih terbuka, lebih sabar, mudah berkomunikasi dengan orang lain dan berkolaborasi. Luar biasa menurut saya.
Nah, setelah melakukan refleksi ini, bagaimana perasaan Bapak? Boleh dijelaskan menggunakan roda emosi, Pak? Perasaan saya? Ah, campur aduk.
Sedih sekali yang saya rasakan sekarang. terhadap apa yang sudah saya lakukan sebelum saya menjadi seperti ini bayangkan dulu saya begitu banyak peserta didik yang saya tidak perhatikan Tidak saya pedulikan. Saya hanya mempentingkan kepentingan pribadi saya.
Bayangkan bagaimana saya harus meminta maaf kepada peserta didik yang dulu sudah saya sia-siakan. Mohon maaf. Saya merasa sangat sedih. Rasanya semua terbayang semua di sini. Jika bisa memutar waktu, saya ingin memperbaiki semuanya.
Saya ingin dari dulu menjadi seorang pendidik yang benar-benar bisa bermanfaat bagi banyak orang. Bisa memaksimalkan semua potensi yang ada dalam peserta didik. Jadi dari refleksi ini, apa yang ingin Bapak lakukan? Saya ingin tetap bermanfaat tentunya bagi banyak orang.
Agar pendidikan di Indonesia ini terus bisa berkembang dan maju. Terima kasih ya Pak Samsurisuri sudah berbagi cerita dan refleksi bersama kami. Terima kasih.