Memahami Postmodernisme dan Lyotard

Oct 19, 2024

Catatan Kuliah: Postmodernisme dan Jean-François Lyotard

Pembukaan

  • Salam dan puji syukur kepada Allah.
  • Pertemuan ke-100 lebih membahas tentang Postmodernisme (Posmo).

Tokoh Kunci: Jean-François Lyotard

  • Lyotard dikenal sebagai filsuf dan ilmuwan yang berperan penting dalam Postmodernisme.
  • Dianggap sebagai pelopor gagasan postmodernisme.
  • Memiliki sejarah sebagai mantan aktivis Marxist sebelum berpindah pandangan.
  • Mengkritik Marxisme karena ketidakrealisasian harapan-harapan sosial.

Latar Belakang Postmodernisme

  • Postmodernisme muncul setelah Perang Dunia II dan mulai berkembang pada tahun 1940-an.
  • Era ini mengacu pada perubahan budaya dari masyarakat industri ke masyarakat pasca-industri.
  • Modernisme berfokus pada objektivitas dan kebenaran tunggal, sedangkan postmodernisme menekankan subjektivitas dan kebenaran yang terfragmentasi.

Perbedaan antara Modernisme dan Postmodernisme

  1. Kebenaran:

    • Modernisme: Kebenaran objektif, bersifat tunggal.
    • Postmodernisme: Kebenaran subjektif, terfragmentasi, dan tidak tunggal.
  2. Konstruksi Pengetahuan:

    • Modernisme: Konstruktivisme.
    • Postmodernisme: Rekonstruksi.
  3. Konflik:

    • Modernisme: Konflik antara dua kelas (borjuasi dan proletariat).
    • Postmodernisme: Banyak jenis konflik (etnis, ras, agama, budaya).
  4. Sentralisasi vs. Desentralisasi:

    • Modernisme: Berpusat pada narasi besar (contoh: Marxisme).
    • Postmodernisme: Desentralisasi, mengakui keabsahan narasi kecil.
  5. Realitas:

    • Modernisme: Realitas faktual dan empiris.
    • Postmodernisme: Hiperrealitas, mengakui realitas di balik layar (media dan simbol).

Konsep Utama dalam Postmodernisme

  • Krisis legitimasi terhadap narasi besar (kapitalisme, Marxisme, dll.).
  • Penolakan metanarasi: Narasi yang universal dan mengikat.
  • Penekanan pada mini narasi: Kebenaran yang beragam dan subjektif.

Dampak Postmodernisme

  • Postmodernisme dianggap ambigu: Dapat merespons krisis namun juga dianggap dangkal.
  • Transformasi pengetahuan menjadi lebih komersial dan miniatur.
  • Pengetahuan tidak lagi bersifat objektif, tetapi dijual dan dikonsumsi.

Kesimpulan

  • Posmo digambarkan sebagai ketidakpercayaan terhadap metanarasi.
  • Penekanan pada pengalaman individu dan kreativitas dalam masyarakat.
  • Dalam konteks pendidikan, pentingnya desentralisasi dan pengakuan terhadap kearifan lokal.
  • Penting untuk menghargai berbagai perspektif dan mini narasi dalam memahami realitas saat ini.

Penutup

  • Mengutip Jean-François Lyotard: "Posmo sebagai ketidakpercayaan terhadap metanarasi."

Salam penutup: Terima kasih, semoga catatan ini bermanfaat.