Sebenernya korupsi itu unik sih, apalagi yang melibatin kerugian negara sampai Yang kebanyakan orang kira, intinya lo terima duit, mau dari tempat haram manapun, terus lo bisa pake untuk beli apa aja. Ternyata prosesnya tuh gak segampang itu. Jadi disini gue breakdown ada 2 tahap gede yang harus dilaluin kalau misalnya uang hasil korupsi itu mau dipake untuk kebutuhan sehari-hari. Atau misalnya untuk kita beli barang-barang, jalan-jalan, menjadi crazy rich, dan sejenisnya. Karena disini selain dari ngeliput, gue juga mau kasih tau rumusnya tuh gimana sih orang...
bisa korupsi uang segede itu, dan konsep cuci uang, di mana uang haram yang sebenarnya nggak bisa diakuin dan susah untuk dipakai orang, sampai bisa masuk ke rekening dan diakui sebagai pendapatan yang sah. Dan masing-masing proses itu ada tiga step. Cuma biar otak kita refresh, gue tahu kalian banyak yang udah nonton di video lain, atau di video gue yang 20 juta views lebih ini. Kita masuk ke chapter 1 dulu ya. Penjelasan slash recap kasus korupsi timah.
Jadi seluruh kasus ini bahasa bodohnya gimana cara kita pindahin uang dari PT Timah TBK yang selama 5 tahun terakhir pendapatannya tuh di atas 50 triliun masuk ke uang katok kantong pribadi dari semua yang sampai sekarang tersangka. Yang orang kira kebanyakan itu yaudah yang penting kong kali kong. Sama yang punya perusahaan gede, terus uangnya langsung masuk ke kantong pribadi semua tersangka ini.
Nah ternyata gak segampang itu prosesnya. Jadi pada suatu hari, PT Timah TBK ini tiba-tiba ngeliat loh kok gue produksi timahnya dikit nih. Atau tanda kutip gak.
karena kuota pada lahan mereka gede banget di sana. Setelah diusung-usung di Gali, ternyata problemnya adalah dari penambang-penambang ilegal yang timahnya itu nggak langsung ke perusahaan PT Timah TBK, tapi dipegang dulu atau tanda kutip sama pengopul. Nah, di sini kita lihat problemnya kan.
Dari PT Timah, harusnya mereka punya timah dengan harga yang oke, tapi timahnya ditahan sama smelter-smelter atau tanda kutip pengopul penambang-penambang ilegal ini. Yang seharusnya langkah yang baik dan wajar adalah ditindakin. Lu ilegal nambang di sini.
Gak boleh dong, tapi muncullah ide untuk memperkaya seorang individual. Gimana cara mereka bikin kerjasama ini untuk memperkaya diri sendiri? Jadi sekarang kita masuk ke chart ini.
Jadi yang pertama, yang biasanya PT. Timah Tmbk ini misalnya beli timah seharga 100 ribu rupiah. Nah dia bikin deal, daripada kayak matiin penambang ilegal ini, mereka kerjasama. Gue beli deh dari lu timahnya harganya 200 ribu rupiah. Aneh dong, udah ilegal, tapi kenapa malah dibeli harganya lebih mahal?
Nah disini kronologinya, makanya tersangka si Harvey Moose itu telpon direktur-direktur dari PT Timah TBK untuk tanda kutip kerjasama sama penambang ilegal ini. Diduga dari tahun 2018 sampai 2019. Nah itu kan uangnya gede banget ya. PT Timah TBK membeli dari penambang ilegal ini misalnya harganya dua kali lipat.
Tapi karena perusahaannya terbuka dan ini BUMN, pasti nggak make sense di pelaporannya. Jadi ini dugaan gue ya. Di catatannya tetap dibeli seharga 100 ribu, Tapi selisih 100 ribunya itu dibikin seolah-olah ada biaya sewa-menyewa sama smelter ini.
Padahal nggak ada tuh. Jadi seorang nggak langsung penambang ilegal ini cuan. Bisa dibilang lumayan gede. Nah karena terduga Harvey Mewis ini ngeperapentarain mereka, Darius Ahmed pengen hasil keuntungannya dibagi dong.
Tapi nggak bisa semena-mena uang dari penambang ilegal ini langsung ditransfer ke rekeningnya Harvey Mewis. Nah ini baru fase 1. Atau fase korupsi. Karena uang yang didapetin itu bukan uang yang semestinya. Karena harus seolah-olah dibikin kayak sewa-menyewa.
Untuk nutupin profitnya. Nah baru masuk ke fase 2 yaitu laundering. Atau bahasanya alat cuci dosa. Harvey Moise bilang ke penampang-penampang ilegal ini.
Lu kan cuan gede nih. Cuannya tolonglah keluarin dalam bentuk dana CSR. Nah CSR ini lumayan tricky nih.
Sebenernya udah diwanti-wanti sama KPK. Karena mereka itu sifatnya sedikit. Bebas dan susah untuk diatur. Jadi dananya itu gampang disembunyiin atau sering banget dipakai menjadi alat gratifikasi.
Terserah mau bilang cashback atau reward atau suapan atau apapun itulah. Jadi semua penambang ilang-ilang ini yang dapat cuan gede dari PT. Timah. Again, karena Kong Kalikong sama Harvey Muis dan tersangka lainnya.
Keluarin duitnya dalam bentuk CSR ke PT. QSE. Dimana tersangka Helena Lim itu sebagai manager di sana. Nah ini kan sebenarnya udah fase laundering nih.
Diri uang yang gak semestinya. Melalui mekanisme CSR. analoginya jadi semi bersih ke PT QSE baru PT QSE ini dari yang gue cari ya, kemungkinan CSR lagi untuk keluarin ke masing-masing kantong pribadi dari tersangka yang sekarang ada di kasus ini, dan QSE ini perusahaan money exchanger, jadi ya gak kaget lah terima atau keluar duit kayak gitu nah, jadi gitu, skemanya harus sepanjang itu terjadinya korupsi, yaitu direktur-direktur dari PT Timah Tbk, kong kali kong sama Harvey Mui sebagai perantara kong kali kong sama penambang ilegal uangnya dikeluarin, terus masuk ke fossil laundering CSR ke PT QSnya, lalu CSR ke balik lagi individualnya Summary-nya kayak gitu Nah tapi ini semua tuh sebenernya ada rumusnya Gue sedikit jelasin di chapter selanjutnya ya Corruption and money laundering Nah korupsi itu bagian gimana cara dapet duit haramnya Money laundering itu gimana cara bikin duit haram itu Jadi duit bersih yang bisa dipake untuk keperluan individual itu Dan ini modus yang juga udah diakuin sama ketua KPK ya Karena mayoritas orang yang korupsi itu yang pendidikan tinggi Ada yang S3, dokter bahkan Untuk bisa ngelakuin penipuan ini biasa harus ada 3 faktor Atau teori yang terkenal itu namanya The Fraud Triangle Ini buat kita nge-spot lah situasi-situasi high fraud kayak gini Ada pressure, rationalization, sama opportunity Nah hal pertama itu pressure Ini gue liat dari sisi pandangnya Harvey Muis ya Pressure itu motif pertama yang bikin orang tanda kutip mau curang Karena ada tekanan, mau itu dari pihak apapun misalnya, terlihat hutang, kepepet, atau bahkan yang paling sering itu greedy.
Itu yang paling sering terjadi kalau di kasus korupsi. Untuk tiap orang, itu beda-beda. Ya sesimpel kalau greedy ya siapa orang yang nggak mau makin kaya. Yang kedua, rationalization. Jadi tergantung dari subjeknya, pas mereka udah punya motifnya, mereka baru mulai mikir.
Apa tindakan yang mereka mau lakuin dan apakah itu bisa dirasionalisasikan. Dimana pelaku-pelakui ini, ngerasa perbuatan yang mereka bakal lakuin itu bisa dibenarkan. Relatanya itu nggak. Contohnya, untuk perusahaan yang pendapatannya terlilunan, yang ngambil berapa miliar juga gak bakal kerasa.
Buat yang terakhir, itu opportunity. Kesempatan dimana misalnya ada celah yang memungkinkan untuk kita ngelakuin fraud itu. Oh ternyata kita kenal nih orangnya.
Oh ternyata mereka lagi ada masalah. Oh ternyata bisa diajak kerjasama. Jadi bisa dibilang untuk bidang korupsi atau fraud, ini tuh segitiga kematian. Rantai yang gak bakal putus sampai orang-orang tuh takut ngelakuinnya. Tapi kalau misalnya udah dapet duit haramnya, tetap butuh dilakuin yang namanya money laundering.
Gimana cara mencuci uang itu? Karena buat apa gue bisa dapetin duit sebanyak itu kalau gue nggak bisa pakai? Kalau nggak bisa diakuin di rekening gue misalnya, untuk aset gue, untuk investasi gue. Dan money laundering pun itu ada tiga tahap. Placement, layering, sama integration.
Nah yang pertama tuh placement. Gimana cara uang haram tadi yang tanda kutip belum dikepemilikan para koruptor, itu bisa masuk ke rekening pribadi mereka? Ya step satu, placement adalah uang haram itu harus masuk ke financial system atau pencatatan keuangan yang sah atau jelas. Kalau di sini, kasus placement pertamanya itu pas uang kotornya masuk ke smelter ilegalnya, mereka keluarin lewat CSR ke PT QSE.
Itu jelas tuh aliran uangnya, tercatat. Contoh lain dari placement, misalnya kalau orang jual beli narkoboy, semuanya kan cash tuh. Ya kita nggak mungkin kan selamanya kayak beli barang-barang tuh pakai cash. Jadi diputer atau dimasukin ke bisnis yang nggak dicurigain kalau mereka terima banyak cash.
Contohnya, ya bisnis laundry beneran. Orang datang cuci baju, baju masuk, baju keluar, cashnya masuk ke bisnisnya. Dan ini kalau dilakuin di skala gede, ya bikin aja invoice-invoice palsu. Cashnya masuk terus setiap hari, misalnya 100 juta, 100 juta, 100 juta.
Lama-lama jadi real cashnya. Bisa dicairkan ke rekening bisnis laundry ini. Maksud gue laundry beneran cuci baju ya.
Fase selanjutnya itu layering. Layering itu tujuannya untuk bikin uangnya tuh jauh lebih susah untuk di-trace. Asal-usulnya dari mana?
Fase placement itu fase yang paling rentan biasanya orang sering ketangkep ya. Tapi kalau udah lewat itu, layering itu untuk bikin lebih susah lagi. Dipindah-pindahin uangnya, ditaruh di rekening luar negeri, dipindahin ke aset-aset. Terus dipuljur belikan Pokoknya uangnya harus gerak-gerak terus Baru step terakhir Integration Itu uang yang diliring tadi Baru masuk ke kantong pribadi Dari pelakunya Ini pun harus keren Misalnya pelakunya Jasa konsultasi lah ke bisnis itu Atau dalam bentuk dana siya esar tadi Intinya harus jelas Pendapatannya itu dari mana Jadi seluruh proses itu Kalau kalian perhatiin dari awal sampai akhir Itu gak gampang Harus kenal orang di setiap titik tertentu Sampai di tahap mereka percayain duitnya itu Gak akan dibawa kemana-mana Harus dikawal tuh duit dari awal sampai akhir Baru kita masuk ke chapter terakhir deh Kalau udah jelas rumusnya tuh begitu, dan solusinya tuh apa?
Sebenernya, step satunya, itu tetap dari pelaporan. Pelaporan korupsi kita tuh masih gak segencer itulah. Karena kita tuh udah tenggelam di namanya bureaucratic corruption, yang udah rame banget dari jaman VOC, sesimpelnya itu suap-menyuap. Gampang disuap untuk kayak pelaporan-pelaporan ini lu dimanjir deh.
Tapi kalau misalnya itu udah lewat pun, dari sulap penindakan atau dari KPK, menurut gue harusnya bisa improve sistem whistleblower mereka. Tujuannya lebih mendorong masyarakat kalau melihat tanda-tanda yang tadi gue jelasin. mereka langsung laporin. Kalau di kasusnya korupsi timah ini, yang laporin itu maki.
Masyarakat anti korupsi Indonesia. Nah, yang kedua menurut gue adalah, balik lagi ke penjelasan gue di chapter 2 tadi. Gimana caranya di segitiga kematian itu, pelaku-pelaku tuh udah jerah duluan sebelum mereka even consider di masing-masing fase itu.
Kalau di negara-negara lain yang lumayan ekstrim, itu ketakutan untuk hukuman mati dan kalau kasusnya dimiskinkan. Nah, di Indonesia dulunya itu nggak ada. Kalau korupsi atau fraud, yaudah.
Aturannya, harta yang dirampas, itu cuma sebatas dari yang dikorupsiin dan... Sampai ngegantiin kerugian negara Emang gak ada RUU perampasan aset itu belum disahin Dan gak tau bakal disahin atau enggak Dan menurut gue mau gak mau Ini tuh kayak budaya yang melekat banget di Indonesia Again karena gue pernah bikin videonya sebelumnya Yang semuanya serba suapun yuap Sekarang aja kita bikin KTP sama SIM Jujur aja kalian pasti sering denger cerita Karena sistemnya susah lah harus tes ini Yaudah lah gue mendingan bayar aja deh Dan itu udah dilazimkan Ya sayang aja sih menurut gue Soalnya kalau misalnya kejadian-kejadian korupsi kayak gini Yang kena kerugian negara Kalau sampai harta yang dirampas itu gak nutupin Semua kerugiannya yang harus bayar Kamu mengenal besar ya duit masyarakat Kita sebagai pembayar pajak Cuma summary-nya itu gitu sih Biar videonya gak kepanjangan Soalnya ini menurut gue udah lumayan pajak Dan informasinya jujur masih banyak Belum lagi bahas Dewi Sandra Yang korbannya gak ada hubungannya sama korupsi Itu Sandra Dewi padahal Belum lagi apa dia bakal baik-baik aja Apa ada pertian yang peranikah sebelumnya Ya again kasus ini tuh masih early Dan informasi yang gue cari di publik juga Belum 100% setransparan itu Jadi ya mungkin gue bisa salah Harusnya di awal ada disclaimer di video Tapi menurut kalian gimana? ya faktanya with korupsi ya begitu memperkaya diri sendiri untuk merugikan pihak tertutup untuk memperkaya diri sendiri I'll see you guys in the next video, bye-bye