Intro Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Para mahasiswa mahasiswi yang kekendiri khususnya murid-murid bidikan Islam Paku Tasarbiah Marilah kita lanjutkan kajian sutri khasis kita pada hari ini Dengan tema Tatris dan Syar. Yang pertama kita akan membahas Tatris. Apa itu Tatris?
Tatris dalam bahasa berarti penyembunyian air, barang dagangan dari pembeli. Jadi, diambil dari kata Adal-Sulim, yaitu gelapan atau percampuran kegelapan. Seakan-akan seorang yang mudalis karena penutupannya terhadap orang yang memahami hadis telah menggelapkan perkara-nya.
Sehingga hadis tersebut menjadi gelap atau tidak terang. Jadi, bagaimana seseorang ini menyembunyikan air. baik pada salat pemerintahan sehingga seolah-olah salat dan pemerintahan hadis itu tidak ada masalah.
Takdir tentu tulang hadis adalah penyembunyian air dalam hadis dan menatakan kebaikan pada doanya. Jadi nampak buhirnya, nampak tidak ada masalah, tetapi sebenarnya kalau kita peliti, sangat mendalam, secara baik sesuai dengan metode penelitian hadis, maka juga akan muncul kecacatan daripada hadis itu. Jenis tadris ada dua macam, ada tadris yusyuh dan tadris yusyuh.
Yang pertama adalah Tadrisul Isna. Tadrisul Isna adalah bila seorang purawi melihat kekratis dari orang yang ia temui pada yang tidak dia dengarkan darinya. Atau dari orang yang hidup semasa dengan purawi namun ia tidak menjumpainya. Misalnya kita Sehidup dengan seseorang, kemudian kita melihat hadis dari orang itu, tetapi kita tidak pernah berjumpa dengannya.
Misalnya kita bertemu dengan seseorang, pernah bertemu dengan guru kita, padahal guru kita tidak pernah menyampaikan hadis, tetapi kita menganggap bahwa guru tersebut menyampaikan hadis. Namanya hadis yudhisna. Bagaimana caranya dengan menyamarkan bahwa ia mendengar hadis tersebut dari orang tersebut? Seperti perkataan dari Fulan atau perkataan Fulan atau yang semisal dan ia tidak menjelaskan bahwa ia mendengar langsung dari orang tersebut.
Jadi, takdis sukses saat itu tidak pernah bertemu, kemudian dia melewatkan dari orang seseorang yang seolah-olah dia pernah bertemu. atau pernah bertemu dengan orang itu, tetapi dia tidak, orang itu tidak pernah menerima hadis kepada muridnya, tetapi muridnya mengaku-mengaku menerima hadis dari orang tersebut. Itu namanya tadlis, tadlis juhis. Yang kedua adalah tadlis usuyuh. Adalah suatu hadis yang dalam sanatnya, Periwak itu ikut Sheikh atau guru yang ia mendengar darinya dengan sebutan yang tidak terkenal atau tidak masbur.
Jadi dengan sebutan yang supaya tidak dikenal. Sebutan di sini maksudnya adalah nama gelar pekerjaan kapilat. Ada bunyah atau lapornya.
Yang disipatkan kepada saya dengan tujuan apa? Dengan tujuan supaya keadaan guru yang sebenarnya tidak diketahui. Jadi sebenarnya gurunya siapa? Tidak diketahui. Karena apa?
Karena memang segera disamparkan. Dan tatris model yang seperti ini, ini memang sangat samar dan sulit untuk kita deteksi. Jadi ini tidak gampang ya.
Jadi tatris susuyuh ini bukan perjalanan gampang. Karena apa? Karena menyebabkan khatis kepada orang yang lebih, kepada gurunya, guru yang menerbit tidak jelas. Misalnya Pak Ketan Agung Pakat Agung Jahid, salah seorang dari para imam Nahli Kiroa, telah menerintakan kepada kami Abdul Abidin.
Abu Abdillah yang dimaksud siapa disini? yang dimaksud dengan Abu Bakar bin Abi Dawud yang dimaksud disini adalah Abu Bakar bin Abi Dawud Asyik Sistani ini Abu Dawud lebih dikenal dengan bunyanya bukan Abu Abdillah jadi lebih dikenal Abu Dawud tetapi disebutkan nama Abu Abdillah Jadi ini memang hal yang sulit bagi kita semuanya untuk meneliti apakah ada tatri susuh pada khatis yang kita rewakkan atau sanat yang kita cari. Mungkin saudara bisa melihat di skema ini tentang skema tatri susuh di senar.
Di Adamus Sonev, Adamus Sonev itu adalah orang yang Saya katakan, kondifas hadis ada At-Bawu Tabi'in, disini Tabi'in, ada Suhafi. At-Bawu Tabi'in pernah bertemu dengan Tabi'in, tetapi tidak pernah mendengarkan hadis dari Tabi'in. Sehingga, apa namanya...
Agar Ahlul Taflini dianggap mendengar dari peniwan yang digugurkan, maka ia menggunakan kata An-Fulamin atau An-Naf-Fulamin. Maka kemudian di sini bisa diketahui ada Taflisul Isna, yaitu menyebutkan guru yang sebenarnya dia tidak pernah guru-guru pada orang tersebut. Ini Taflisul Isna. Mungkin di sini ada satu contoh ya, ini ada Khadjah Zana Sufyan Ibn Wati, Waishab Ibn Mansur, Ola Khadjah Zana Abdullah bin Numen.
An-Najlah An-Abirishad An-Nibarro Bin Azib Kola-kola Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam Ma min muslimini yal tatiyani Fayatasofahani illa gufirulahumma Qobla'ayyafatik Kalau kita disini, ya Abu Ishak, coba dilihat di skema yang ada pada video ini ya. Disini Abu Ishak seorang psikop, tetapi dia disebutin modalis. Ia mendengar... beberapa hadis dari Al-Harroq bin Azim, tetapi dalam hadis ini ia tidak mendengar darinya secara langsung. Ia mendengar dalam hadis dari Abu Dawud Al-Aqmar yang matrung hadisnya.
Kemudian ia melewatkan langsung dari Al-Harroq bin Azim dan menjemputkan Abu Dawud Al-Aqmar dengan papan A'a. Misalnya Al-Ajlaf, kemudian Abu Ishaq, yang seharusnya ini lewat Abu Daud Al-Aqnad, kemudian Al-Gharwa, tetapi dia langsung potong kupas Abu Ishaq langsung ke Al-Baro bin Azim. Kenapa ini tidak disebutkan? Kalau disebutkan akan kelihatan matruknya Akan dari kelemahannya Karena apa?
Abu Daud Al-Mahdi adalah matruk orang yang tinggalkan hadisnya Tapi ini termasuk Terjadi kecacatan Jadi kalau kita melihat hadis ini Dari jalur ini saja Maka hadis ini tidak terdiri hadis yang bermasalah Tentu Kalau kemudian ini tiba Kemudian kita buka dari jalur yang lain Yang lebih sohe, yang lebih kuat Maka setelah usaha ini bisa Terjadi kelembaban Menaik ya dari hadis yang koef menjadi hadis yang khas atau hadis yang sombong. Kemudian kita lanjutkan, disini ada Tafi'i Susuh. Ini sebagai gambarannya, skemanya.
Jadi disini Ad-Baw Tafi'i ini pernah bertemu dengan Tafi'i dan mendengarkan hadis dari Tafi'i. Tetapi ia menyamarkan, nama gurunya dengan menyebut nama kunyanya atau sifat-sifatnya yang sudah dikenal. Kenapa? Karena ini nanti disebutkan nama gurunya yang nyata, mungkin gurunya bermasalah, mungkin hafalan gurunya ini tidak bisa diutamu jawabkan dan sebagainya.
Ini contohnya ini ya Hadassana Ahmad Ibn Soleh, hadassana Abdullah Zad, akhbarunan Ibn Judad, akhbaruni, wa'adubani abdi rofi, maulana bih, salamu ala wasalam, an bih krimata, maulana ibn Abbas, an ibn Abbas, kola tolaku abdu yazid, abdu lukana, wa'ikhwatuhu, umar lukana, wa'anakaka ibu atan min buzainah. Jadi kalau kita... Melihat hadis ini ya, Ibu Jureks coba tidak disekali. Kemahnya ini, Ibn Jurens namanya adalah Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Jurens. Ia orang yang psikolog, tetapi ia disuntik tanggis.
Kenapa? Ia melakukan kreatif ini dengan pengkapan tegas, tetapi ia menunjukkan nama gurunya, yaitu sebagian Bani Rofiq. Siapa Bani Rofiq?
Ini tidak jelas, namanya bukan. Anda jelas namanya Muhammad. Maka Pak Muhammad, berpendapat-pendapat tentang Sheikh ini, Anda mengatakan bahwa dunia ini adalah Muhammad bin Abdullah bin Abu Ufid yang berdekatan yang matlam.
Ya, mereka itu, kalau kita melihatkan... ini dari jalur ini saja, dari jalur Abu Daud, maka ini termasuk hati yang bermasalah. Tentu ini kalau ada jalur lain yang lebih kuat, yang lebih psikok, para pelawinnya, maka... tentu hadisnya nanti bisa menjadi khasaf atau hadis suhaib yang tentu nanti akan bisa jadi khadujah berarti bahwa kita ini hanya melihat dari jalur ini saja belum melihat dari jalur-jalur yang lain baiklah ya jadi kita tadi sudah bicara tentang tadris ada tadris lukisnat ada tadris yusyuh Ada perbedaannya antara keduanya dan sudah ada beberapa contoh yang tadi sudah saya sampaikan. Kemudian yang selanjutnya, kita diskusi tentang hati syah.
Kata syah secara bahasa adalah kata benda dari yang berbentuk isim fail, syahadun, yang berarti sesuatu yang menyendiri. Menurut mahasiswa ulama, kata syah bermakna yang menyendiri. yang berbeda dengan yang lainnya. Bahkan, Ibn Shafi'i mengatakan hadis syahad bukanlah hadis yang belum pernah diruatkan para pro-Uni yang lain, tetapi hadis syahad adalah hadis yang diruatkan oleh orang yang sikok, namun hadisnya menyelisih para pro-Uni yang lain yang juga sikok.
Jadi, hadisnya sama-sama diruatkan oleh orang, tetapi bertentangan, ya, sama-sama sikoknya. Maka dikatakan sebagai apa? Hadis syah.
Ibn Hajar al-Askolani mengatakan, Hadis syah adalah hadis yang dibuatkan oleh perawi yang terpercaya. Yang bertentangan dengan perawi yang lebih terpercaya. Jadi hadisnya ini dibuatkan oleh orang yang terpercaya, Tetapi bertentangan dengan apa? Orang yang lebih terpercaya. Bisa karena proi yang lebih terpasuk lebih kuat hafarannya, atau lebih banyak jumlah, jumlahnya lebih banyak, atau sebab-sebab yang lain yang menyebabkan proi-proi yang dikenalkan.
Karena jumlah proi yang dalam saat yang lebih sedikit misalnya. Jadi ada dua orang proi, sama-sama apa namanya, sikoknya. Ada dua jalur, sama-sama tetapi bertentangan.
Dan tidak bisa dikompros. Tetapi yang satu ini setelah dipindah-pindah, oh ini lebih kuat, lebih banyak jumlah jalurnya, lebih banyak jumlah periwayatannya, lebih kuat daya ingatannya. Maka yang satunya tadi namanya syarik, ya asing, seperti itu.
Ya, di sini ada gambarannya ya, coba dilihat di skema khatishat pada salat dan ratan ini. Ini pada salat bulu, di sini ada salat yang makhluk, di sini ada salat yang terjaga, ada salat yang syar. Syarif sanat, sebuah hadis mempunyai beberapa jalur sanat, dari sekian jalur sanat itu ada satu jalur sanat yang bermasalah, sehingga berlengkapan dengan jalur sanat lainnya yang semua perliwatnya sikop.
Maka jalur yang bermasalah. pada salah tersebut namanya Syarfi Sanat. Sedangkan jalur yang sikop disebut jalur yang makhru. Ini kalau di sana begitu ya, ini mungkin sekabaran saja, hanya ada dua jalur, mungkin ada tiga atau empat jalur.
Tapi ada satu jalur yang bermasalah, maka yang bermasalah namanya jalur yang syar, yang asing, yang berpilihan dengan jalur yang lain. Coba di sini kita lihat. Ini ada sebuah hadis Ini Ada sebuah hadis Pada atas ini, saya yakin sebuah artis mempunyai beberapa jenis alat. ada Ibu Majah, ada Atin Minti, ada Adi Dawud, ya mungkin di dalam selain ini hanya Atin Minti dan Aba Yai saja yang disebutkan karena kita kota satu tempat, gitu kan. Namun, ada satu jalur sangat yang bermasalah, sehingga Pak bertentangan dengan jalur sangat lain yang semua periwadnya sikok, yaitu jalur Imam Bayani.
Jalur ini bermasalah pada sangat dikatakan mau saja, ini langsung... meliwatkan kratis tersebut kepada Nabi Muhammad tanpa menyebutkan bahwa Ibu Abbas, Abul Ibn Abbas. Karena biasanya Awsaja ini, seharusnya Awsaja ini meliwatkan kratis ini dari siapa?
Dari Abdullah. Maka karena kasus seperti ini, maka terbatas syarif di sana. Karena jalur yang lain ini singkok semuanya, sofi semuanya, tapi ada satu jalur, yaitu jalur Al-Baliyaki yang sini ada masalah.
At-Tirmidhi Ibn Majah Kemudian Abu Daud Ini Syah atau Mahfud Di sini Ibn Majah At-Tirmidhi Abu Daud namanya Mahfud Sedangkan Jalur Tayyafi namanya Syah Karena bersih-sih dengan yang lain Kemudian ada contoh syarik mata. Ya, misalnya di sini ada dua hadis. Ila sholahatukum roh atil fajri, fahyat toci ala yamin.
Ada juga hadis yang menyatakan, ini diwata berdawud ya, karena Nabi SAW, ila sholahatukum roh atil fajri, ito jala sikotil ayman. Maka hadis yang Abu Dawud ini menilai hadisnya yang Bukhori. Karena apa?
Karena yang Abu Dawud ini hadis Qawli, sedangkan Bukhori ini hadis Wili. Padahal apa? Antara Abu Dawud dan Bukhori tentu masih kuat kita bawa.
Soekarno-Nagarto maka ini dikatakan syar yang api daun ini ya karena matanya ini berbeda dengan mata yang ada pada bukoli satunya poli, satunya sisi saya kira demikian ya tentang hadis syar ini jadi pada hari ini kita sudah memasang membahas dua tema yang kita diskusikan yaitu Tadris dan Syahad. Saya kira demikian, kita lanjutkan pada berikutnya. Kurang lebih punya maaf.
Wa'alaikumussalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.